Part 21

67 11 0
                                    

Part ini diketik oleh DewiLarasati499 dan dipublish oleh author_project

Enjoy Reading!



"Seburuk apapun itu, kita akan tetap menjadi diri kita sendiri."

Author pov

Gadis berambut terurai itu menatap keluar jendela kamarnya, langit malam tanpa bintang terlihat sama kosongnya dengan ruang hatinya.

Entah apa yang membuatnya menjadi begitu, yang jelas Tasya merasakan hal berbeda. Hal yang membuat ia seolah telah kehilangan sesuatu hal yang sangat ia butuhkan.

Tasya menghembuskan napas panjang, matanya kemudian beralih menatap laci meja dekat tempat tidurnya.

Gadis itu beranjak. Tangannya terulur untuk membuka laci tersebut lantas meraih beberapa foto dari dalam sana, foto yang selama bertahun-tahun ia coba jaga baik-baik.

Tasya tersenyum tipis saat menatap foto yang pertama, sepasang anak kecil dengan senyum lebar tercetak jelas disana.

Si anak perempuan dengan poni depan terlihat memegang erat balon berbentuk karakter salah satu kartun, sementara si anak laki-laki terlihat berdiri menuntun sepedanya.

Tasya masih ingat kenangan itu, saat dirinya dan Darren sepulang bermain bersama di taman. Saat ia merasa mendapatkan perhatian lebih dari anak laki-laki yang tak lain ialah teman dekatnya.

Saat untuk pertama kalinya ia yakin bahwa ia memiliki perasaan yang berbeda pada laki-laki yang ia panggil Al itu.

Tak disangka waktu berjalan dengan cepat, bahkan sebelum dirinya memiliki kesempatan menjelaskan secuil alasan dirinya pergi bertahun lalu.

Tasya melihat foto kedua, disana hanya tampak dirinya seorang yang bergaya di depan rumah lamanya. Jika boleh jujur, ia sedikit malu melihat foto itu. Apalagi dengan gaya yang menurutnya terlalu narsis.

Gadis itu melihat foto-foto berikutnya, tak jauh berbeda dengan foto sebelumnya. Hingga akhirnya gerakannya terhenti di foto terakhir, foto berisikan dua anak laki-laki dan satu anak perempuan.

Tasya berpikir sejenak.

Ia mengenali dirinya dan Al namun tidak dengan anak laki-lagi dengan bola di tangannya itu, apakah itu temannya yang lain? Seingatnya, ia tidak begitu dekat dengan siapapun kecuali Darren.

Tasya memiringkan kepalanya masih mengamati wajah anak tersebut, terlihat seperti siapa ya..

Sesaat kemudian gadis itu terlonjak mendengar suara ponselnya yang berhasil memecah keheningan.

Sempat mengelus dada, Tasya kemudian meraih ponselnya dari atas meja setelah sebelumnya meletakkan foto kenangan tersebut. Nama Alvin terlihat jelas di layar benda pipih tersebut, dahi gadis itu mengerut sejenak namun kemudian segera mengangkat panggilan.

"Hallo? Kenapa Vin?"

"Sya, lo lagi dimana?" Suara jawaban di seberang membuat gadis itu kembali bingung.

"Di rumah lah, kenapa emang?"

"Udah makan belom?"

"Dih, apasih lo nggak jelas."

Terdengar suara kekehan disana, "Gue ada di depan rumah lo nih, bawain makanan. Mau nggak?"

"Hah serius?!" Sontak mata Tasya terbelalak.

"Ya iyalah ngapain juga gue bohong."

Dengan gerakan cepat gadis itu menoleh ke luar jendela. Benar saja, dari jendela kamarnya terlihat seseorang dengan motor telah berada di luar gerbang rumahnya.

Oldfriend Becomes Boyfriend [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang