part 8

1.3K 216 3
                                    

“Keadaan makin buruk ya.” yooa duduk di sebelah jisoo di kelas sambil menatap ke sekeliling, beberapa orang tampak langsung berbisik-bisik melihat yooa mendekati jisoo.

Jisoo menoleh ke arah yooa dan tersenyum sedih

“Maafkan aku.”

“Tidak perlu minta maaf.” yooa terkekeh.

“Pendapat orang-orang yang picik dan dangkal sama sekali tidak mempengaruhiku. Aku senang dengan yang kulakukan, lagipula aku dulu sama sepertimu, tidak punya teman.”
Jisoo menoleh ke arah yooa dan menatap dengan tertarik.

“Benarkah?” Mana mungkin orang secantik yooa dan tampak jelas dari keluarga berkelas pula bisa merasakan tidak punya teman? 

“Aku dulu sering sakit-sakitan dan tinggal kelas. Pada akhirnya aku harus diam di dalam rumah dan menjalani perawatan.” Mata yooa menerawang jauh.

“Dan kemudian teman-temanku hanyalah para dokter dan perawat dan hilir mudik.”

“Kau sakit apa?”

“Bukan sakit yang penting.” yooa memalingkan muka dan menatap buku di tangannya.

“Sekarang aku sudah sembuh, dan aku masih tidak suka membicarakannya.” lalu perempuan itu menatap jisoo dengan mata bulatnya yang begitu bening.

“Maafkan ya.”

Jisoo langsung luluh dan tersenyum pengertian pada yooa.

“Tidak apa-apa. Yang penting sekarang kau sudah sembuh.”

“Ya. Aku senang bisa berteman denganmu jisoo.” jawab yooa, setengah berbisik.









*****










“Kau sedang apa?”

taeyong tiba-tiba saja muncul di dapur dan mendapati jisoo sedang memanaskan sesuatu dan mengaduk-ngaduknya di panci, lelaki itu tampak tertarik dan melangkah memasuki dapur, mendekat ke arah kompor, kemudian mengernyit.

“Apa itu?”

Jisoo menoleh dan menatap taeyong dengan malu, dia tidak menyangka akan dipergoki taeyong di dapur selarut ini.

“Ini biji vanilla yang direbus bersama susu putih cair.”

“Untuk minuman?”

“Ya.”

Jisoo mengalihkan pandangan ke panci, airnya belum mendidih tetapi sudah tampak makin menghangat, jisoo harus mengaduknya karena kalau sampai airnya mendidih dan tidak diaduk busanya akan naik dan tumpah dari panci.

“Aku biasa meminumnya kalau sedang tidak bisa tidur.”

“Kau bisa meminta pelayan membuatkannya untukmu.”

“Tidak.” jisoo bergumam.

“Ini sudah jam sebelas malam, mereka semua sudah beristirahat, aku tidak mau merepotkan.”

“jisoo.” suara taeyong berubah tajam, khas dikeluarkannya ketika dia merasa jengkel kepada jisoo.

“Para pelayan di mansion ini dibayar untuk melayani majikannya. Dan kau adalah anggota keluarga ini, salah satu majikan mereka.”

sweet enemy - Taesoo ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang