part 12

1.2K 185 6
                                    

Jisoo berjalan sendirian di trotoar, tadi yooa sudah dijemput supir pribadinya dan mengajak jisoo menumpang mobilnya, tetapi jisoo menolak karena sebelum pulang dia ingin mengunjungi toko buku tua di sudut kota.

Sekarang setelah berhasil membawa beberapa buku hasil buruannya, dia ingin segera pulang karena tanpa disadarinya, waktu sudah beranjak sore.

Mama taeyong, Nyonya lee menyediakan supir dan mobil untuk mengantar jemput jisoo, tetapi jisoo menolak fasilitas itu dengan halus, selama ini jisoo selalu menggunakan bus untuk pulang dan dilanjutkan dengan jalan kaki.

Jisoo ingin segera sampai ke halte bus, dia tidak ingin ketinggalan bus, karena kalau sampai terlambat, dia harus menunggu bus berikutnya dua jam lagi.

Itu berarti dia harus menunggu di halte sendirian sampai malam. 

Tiba-tiba sebuah mobil berjalan lambat di sampingnya, semula jisoo tidak memperhatikan, tetapi ketika mobil itu semakin mengikutinya, jisoo menoleh dan menatap waspada.

Mobil itu berwarna hitam legam, jenis mobil sport yang cukup bagus, dengan kacanya yang gelap. 

Apakah ini penculikan?

Mobil itu mirip mobil mafia-mafia di film. Kadang jisoo kesal dengan imajinasinya sendiri yang membuatnya ketakutan.

Lalu kaca mobil itu terbuka sebelum jisoo sempat panik lebih jauh. Yang ada di balik kemudi adalah Jin. Lelaki yang memainkan biola waktu itu.

Jisoo tak akan pernah lupa wajahnya.

Langkahnya langsung terhenti.
Jin ikut mematikan mobilnya dan tersenyum lembut.

“Aku pikir aku tadi salah orang, ternyata kau benar-benar jisoo. Kenapa kau berjalan sendirian di sini jisoo?”

“Aku… Eh… Aku sedang menuju halte bus.”

“Menuju halte bus? Memangnya tidak ada mobil dan supir yang menjemputmu?” Jin mengerutkan kening, tampak tidak suka dengan ide jisok berjalan sendirian dan pulang dengan naik bus. 

Jisoo tersenyum.

“Bukan Jin, bukannya tidak ada, mama lee menyediakannya untukku, tetapi aku menolaknya… Kupikir terlalu berlebihan kalau harus diantar jemput setiap hari.” 

Jin mengangkat alisnya.

“Tidak terlalu berlebihan, apalagi untuk seseorang yang sudah menjadi bagian dari keluarga lee. Sangat berbahaya berjalan sendirian, karena banyak orang dengan pikiran negatif yang bisa saja memutuskan menculikmu demi uang.”

Kata-kata Jin membuat jisoo takut, dia menatap sekelilingnya dengan waspada.

“Tetapi aku bukan bagian dari keluarga lee…” gumamnya pelan.

“Mereka tidak akan tertarik menculikku.”

Jin mengangkat bahunya.

“Yah, siapa tahu. Banyak orang putus asa dan nekad di dunia ini.”

lelaki itu membuka pintu mobilnya.

“Ayo, aku akan mengantarmu pulang.” 

Sejenak jisoo berdiri ragu. Dia teringat akan kata-kata taeyong kemarin kepadanya, kalau dia harus berhati-hati dan jangan terlalu dekat kepada Jin, karena Jin adalah penghancur hati perempuan dan membenci perempuan.

Tetapi dilihat dari manapun, dia pasti bukanlah tipe yang diincar oleh lelaki sekelas Jin, jadi tidak mungkin dia dijadikan target oleh lelaki itu.

Lagipula Jin tampak baik dan tulus kepadanya, tidak apa-apa mungkin kalau dia ikut lelaki itu. 

Setelah menghela nafas ragu untuk terakhir kalinya. Jisoo melangkah masuk ke mobil Jin.








sweet enemy - Taesoo ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang