part 16

1.1K 169 3
                                    

“Bagaimana harimu?” taeyong mengetuk pintu kamar jisoo dan mendapati jisoo sedang belajar di mejanya.

Dengan langkah elegan, lelaki itu duduk di pinggir ranjang jisoo. Taeyong  masih memakai jas dan dasinya sudah dilonggarkan. Lelaki itu tampak lelah.

“Baru pulang kerja?” jisoo meletakkan buku pelajarannya dan mengernyit, taeyong tampak pucat.

“Kau tidak apa-apa taeyong?”

“Sepertinya aku sedikit flu. Aku batuk-batuk dari tadi dan tenggorokanku sakit.” lelaki itu berdeham.

“Tapi aku sudah minum obat flu, sebentar lagi juga sembuh.”

“Oh.” jisoo melirik taeyong dengan cemas.

“Sepertinya kau harus ke dokter.”

“Tidak, aku tidak apa-apa.” tiba-tiba lelaki itu membaringkan tubuhnya di ranjang jisoo.
Jisoo menoleh kaget, hampir berdiri dari duduknya.

“taeyong?”

“Please. Jangan berteriak.” lelaki itu mengernyit, membuat jisoo tertegun, padahal dia sama sekali tidak berteriak, taeyong berbaring dan menutup matanya dengan sebelah lengannya.

“Kepalaku pusing seperti berdentamdentam, biarkan aku berbaring sebentar di sini.”
Jisoo terdiam, merasa kasihan kepada taeyong, sepertinya lelaki itu benar-benar sakit.

Ya sudah, biarlah. Lagipula jisoo masih belum ingin tidur, dia harus belajar sampai larut malam untuk persiapan ujian minggu depan.















Waktu berlalu, dan jisoo larut dalam kegiatan belajarnya. Diiringi suara dengkuran halus taeyong yang sepertinya jatuh lelap ke dalam tidurnya, mungkin karena pengaruh obat flunya.

Jisoo menguap dan melirik jam di dinding, sudah jam dua pagi, dan dia mengantuk. Dengan bingung diliriknya taeyong yang masih pulas di atas ranjangnya. 

Lalu dia harus bagaimana?
Dengan bingung jisoo memutar kursinya dan menghadap ke arah ranjang. Taeyong sedang tidur pulas.

Dan ketika tidur lelaki itu tampak sangat tampan. Gurat-gurat sinis di wajahnya tidak tampak dan lelaki itu kelihatan begitu polos seperti bayi, bibirnya sedikit terbuka dan napasnya teratur.

Jisoo larut dalam kenikmatan memandangi maha karya Tuhan di depannya. Tuhan pasti sedang tersenyum ketika menciptakan sosok ini.

Mata itu terbuka. Seketika itu juga langsung menatap tajam ke arah jisoo. Membuat jisoo berjingkat dari duduknya karena kaget.

Lelaki itu tampaknya tipikal orang yang langsung sadar ketika bangun, dia mengerutkan keningnya menatap jisoo.

“Kenapa kau menatapku?”

Jisoo merasa pipinya memerah

“Aku tidak menatapmu.” dipalingkannya wajahnya, tidak mampu menahankan tatapan tajam taeyong kepadanya.

Lelaki itu beranjak duduk di ranjang, memandangi sekeliling dan menatap jisoo lagi.

“Kenapa aku tidur di kamarmu?” gumamnya menuduh.

Jisoo menaikkan alisnya jengkel.

“Kau yang datang kesini ketika aku sedang belajar lalu tiba-tiba tidur di ranjangku. Coba tanya dirimu sendiri.”

“Oh.” tayong tampak mencoba mengingat-ingat.

“Maaf.”  Lelaki itu tanpak sakit, jisoo menatapnya dengan cemas.

“Kau tidak apa-apa taeyong? Bagaimana pusing dan flumu?”

“Aku masih pusing.” lelaki itu tampak terhuyung.

sweet enemy - Taesoo ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang