part 18

1K 170 3
                                    

Petir datang lagi menyambar-nyambar, menimbulkan bayangan cahaya yang menakutkan di kamar.

Jisoo bersembunyi di pojok, bersandar di kaki ranjang, kakinya dilipat di atas karpet dan tangannya menutupi kedua telinganya. Seluruh tubuhnya gemetar ketakutan. Keringat dingin membasahi tubuhnya, membuatnya ingin pingsan.

Lalu suara petir menyambar lagi. Dan lagi. Dan lagi 

Jisoo memekik ketakutan setiap petir itu berbunyi. Dia mulai menangis. Oh ya ampun. Apa yang harus dia lakukan? Petir ini sepertinya tidak akan berhenti menyambar dalam waktu yang lama, karena hujan masih turun dengan derasnya.

Kaki jisoo terlalu lemah untuk berdiri, dan dia tidak bisa mengharapkan taeyong datang kepadanya, memeluknya seperti malam itu. Petir menyambar lagi. membuat jisoo menjerit kencang.

Pada saat itulah pintu terhempas dengan kasar, Jin berdiri di sana, terengah-engah karena setengah berlari. Dan mereka berdua bertatapan.


*****


Kaki jisoo terlalu lemas untuk berdiri menghampiri Jin, dia tetap menutup kedua telinganya ketika petir itu menyambar lagi dan lagi, menimbulkan suara keras yang memekakkan telinganya.

Jin melangkah pelan, dan berjongkok lembut di sebelah jisoo.

“Hei… Jangan takut, ada aku di sini.”

Seluruh tubuh jisoo gemetaran dan berkeringat dingin, jisoo menangis dan Jin mengusap air matanya dengan lembut.

Ketika petir menyambar lagi, jisoo memekik dan menenggelamkan wajahnya di dada Jin. Lelaki itu langsung memeluknya erat, mengusap punggungnya, mencoba menenangkannya.

Jin mengecup puncak kepala jisoo lembut, lalu melepas earphone yang masih tergantung di lehernya. Dipakaikannya earphone itu ke kedua telinga jisoo.

Suara musik yang familiar mengalun di telinganya. Nadanya… Ini nada yang dinyanyikan anak kecil itu di mimpinya… Ini… Ini adalah rekaman permainan biola Jin.

Jisoo merasakan aroma yang familiar itu melingkupinya. Dia mendongak dan menatap Jin dengan bingung.

Jin tersenyum kepada jisoo, lalu memeluk jisoo erat-erat.

“Sekarang petir tidak akan menakutimu lagi,” dipeluknya jisoo dan dibuainya dalam pelukannya sampai jisoo tertidur lelap.

*****



Ketika bangun keesokan harinya, jisoo sendirian. Dia tertidur di karpet, tetapi selimut menyelubungi tubuhnya dan membuatnya hangat.

Di telinganya masih mengalun earphone yang mengalunkan lagu itu dari pemutar musik warna hitam yang tergeletak di lantai. Jisoo tercenung. Lagu ini. Dia tidak mungkin salah, ini adalah lagu yang selalu muncul di dalam mimpi-mimpinya.

Apakah Jin anak lelaki kecil di mimpinya itu?

Tetapi kenapa? Bagaimana bisa?


Jisoo menatap earphone di tangannya dengan ragu. Diputarnya ipod mini itu, pemutar musiknya masih memainkan lagu yang sama, permainan biola yang pastinya dimainkan oleh Jin, ini adalah lagu yang dinyanyikan anak kecil itu dalam mimpi-mimpi yang sering sekali muncul akhir-akhir ini.

sweet enemy - Taesoo ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang