part 2

1.6K 260 4
                                    

Mansion itu heboh, ketika di pagi harinya Nyonya lee berteriak marah karena salah satu kalung rubi favoritnya hilang.

Kalung itu adalah benda yang berharga, selain karena harganya yang tak ternilai, kalung itu adalah kalung warisan yang diturunkan secara turun temurun kepada pengantin keluarga lee.

Seluruh isi mansion begitu heboh, seluruh pelayan ribut mencari kalung itu, dan ketika tak juga ditemukan, mereka mulai saling menuduh.

"Dulu tidak pernah ada barang yang hilang di mansion ini."

"Iya dulu mansion ini sangat aman."

"Atau jangan-jangan karena anak itu? Kau pernah lihat kan? Anak angkat Nyonya lee yang ditempatkan di lantai dua itu, kemarin dia datang dan kalung Nyonya hilang, sungguh suatu kebetulan."

"Betul juga, sebelum kedatangan anak itu, mansion ini tidak pernah terdengar ada kejadian pencurian apapun."

Taeyong kebetulan lewat dan mendengar percakapan para pelayan yang saling berbisik-bisik itu.

Dia tersenyum.

Bagus, Bara sudah dinyalakan, tinggal menunggu angin menghembus supaya apinya membakar jisoo.

Dengan langkah tenang taeyong melangkah memasuki ruang kerja mamanya yang kebetulan sedang ada di rumah.

"Aku dengar kalung mama hilang," taeyong langsung menyapa dan duduk di kursi, di seberang meja kerja mamanya.

Nyonya lee mengangkat kepalanya dari berkas dihadapannya dan mengerutkan alisnya.

"Benar-benar kecerobohan luar biasa, kalung itu warisan turun temurun keluarga. kalau para pelayan itu tidak bisa menemukannya, mama akan memecat mereka semua."

"Mama sudah lapor polisi?"

"Belum," Nyonya lee bersedekap.

"Mama ingin para pelayan mencarinya dulu, kalau sampai malam mereka tidak bisa menemukannya, mama akan menghubungi polisi."

Taeyong mengangkat bahunya

"Bukankah ini suatu kebetulan?"

"Kebetulan apa?"

"Bahwa kalung mama hilang setelah anak gelandangan itu masuk ke rumah ini."

"lee taeyong! Jaga bicaramu." suara Nyonya lee meninggi.

"Kau tidak tahu apa yang kau tuduhkan. Jisoo adalah anak baik di sekolah, dan dia jenius dengan nilai tertinggi, bagaimana mungkin kau mencurigainya mengambil kalung itu?"

"Aku tidak mencurigainya, aku hanya berpikir bahwa itu suatu kebetulan."

Taeyong menatap mamanya dengan penuh perhitungan

"Kalung itu tidak ketemu sampai sekarang, dan kamar anak gelandangan itu adalah satu-satunya tempat yang belum diperiksa pelayan, tidak ada ruginya kan mama memeriksa kamar anak itu?"

Nyonya lee termenung mendengar perkataan anak tunggalnya itu. Benar juga, tidak ada ruginya kan kalau dia memerintahkan pelayannya memeriksa kamar jisoo?



*****



Jisoo sedang belajar dan mencoba memecahkan soal aritmetika yang rumit ketika pintu kamarnya terbuka dan beberapa pelayan masuk, diikuti Nyonya lee sendiri dan taeyong yang menatapnya dengan sinar kebencian yang aneh di belakangnya.

"Nyonya lee?" jisoo langsung berdiri dari kursi belajarnya.

Nyonya lee hanya menatapnya datar.

sweet enemy - Taesoo ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang