Hari Kedelapan

1.2K 109 5
                                    

Hari seni, hari dimana kembali dari kenyataan hidup yang sesungguhnya setelah melewati Weekend.

Sekarang upacara sudah selesai semuanya berhamburan menuju kelas, Namjoon dan Seokjin berjalan berdampingan sambil mengobrol ringan.

"Joon-aah kapan Soobin akan datang lagi?" tanya Seokjin

"Kenapa lo nanyain anak itu sih gue masih kesal sama dia sampai sekarang pinggang dan paha gue masih kram tau"

"Aku suka padanya dia lucu Joon makanya gue tanya sama lo"

"Mana gue tau dia bakal datang kapan, padahal masih lucuan gue loh Jin" jawabnya sewot kemudian beraegyo.

Plak

Satu pukulan kuat mendarat di lengannya lalu orang yang kena pukul mengusap permukaan kulit yang terasa nyeri. 

"Berhenti membuat wajah sok imut gitu, jijik gue liatnya"

"Ya udah ubah jadi mode ganteng" lalu dengan percaya diri ia menyisir rambutnya ke belakang dan semakin lebar menyunggingkan senyum hingga kedua lekukan di pipinya terbentuk dalam.

Bukan Seokjin yang terpesona malahan para siswi yang melintas di dekat mereka yang ambyar melihatnya. Sedangkan Seokjin cepat cepat melangkah menuju kelas.

• • •

Pelajaran sudah dimulai. Sekarang ini jam mata pelajaran Sejarah Peminatan.  Semuanya lagi kerjakan tugas yang baru saja di berikan.

Jadi sistem belajar dari guru yang satu ini soal yang baru saja diberikan akan di bahas secara berkelompok dari satu deret meja kemudian soal yang di jawab sebanyak 3 nomor per kelompok dari 12 soal.
Semoga kalian ngerti maksudnya yaa.

Saatnya giliran deretan bangku Namjin yang maju kedepan.

Kalian tahu disinilah Namjoon melancarkan aksinya.

Semua teman temannya sudah berdiri sejajar lalu salah satunya akan menjadi moderator.

Namjoon dengan gerakan cepat langsung berdiri di samping sahabatnya. Ia bersisian dengan Seokjin begitu dekat sampai bahu mereka bergesekan. Sedangkan Seokjin hanya mampu diam karena seluruh temannya memperhatikan mereka bukan, maksudnya mendengarkan presentasi dari kelompoknya.

Selagi teman yang lain membaca, tak hanya sampai disitu Namjoon mulai melakukan hal lain. Ia semakin mendekatkan tubuhnya ke arah Seokjin ke belakang hingga tak sengaja punggung pria manis itu bertabrakan dengan dada bidang pria jangkung itu.

Seokjin mendongak melirik si pelaku tajam bermaksud untuk tidak melakukan hal yang lebih lagi. Yang di tatap tidak peduli, ia mengalungkan tangannya di pundak Seokjin santai seolah olah menunjukkan si sahabat adalah miliknya.

Apalagi posisi Seokjin menjadi samakin kecil di samping sang sahabat membuat ia merasa malu setengah mati.

Tidak terasa sesi untuk pertanyaan untuk kelompok lain dibuka, Namjoon cepat cepat menurunkan tangannya serta Seokjin menghela napas lega.

"Sekian dari kelompok kami terima kasih"

Tutup moderator setelah menjawab semua pertanyaan kemudian kembali duduk.

"Maksud lo apa tadi, kalo yang lain mikir macam macam tentang kita gimana" interogasi Seokjin sengit.

"Hah apanya?" ujar Namjoon polos.

Look My Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang