Hari Kesepuluh

1.2K 107 52
                                        

Di pagi hari yang cerah tapi tidak pernah secerah hati Kim namjoon yang tidak pernah di notice Seokjin Eaak.

Seokjin lagi ngemil ciki di depan tv dengan ponsel yang tidak pernah lepas sedari tadi, Karena dari sekolahnya akan mengadakan Ujian online dari rumah, jadi ia terus memantau informasi dari grup kelas, sesekali ia ikutan nimbrung membalas chat teman temannya

Sejak adanya virus yang sedang marak saat ini yaitu virus corona jadi seluruh sekolah di liburkan termasuk sekolahnya juga selama 2 minggu. Ternyata dari sekolahnya ada penambahan libur lagi sambil menunggu informasi lebih lanjut, maka di gunakanlah ujian online dari rumah selama 5 hari

Sumpah Seokjin kesal ia kira sudah lulus dengan tenang setelah di hapuskan Ujian Nasional, perkiraannya salah Ujian sekolah tetap berlanjut.

"Kira kira namjoon tau gak yaa? daritadi dia gak ada nimbrung di grup" batin Seokjin bertanya sendiri.

"Seokjin! ada yang ketuk pintu bukain dulu bunda masih sibuk" teriak sang bunda dari arah samping rumah yang sedang menjemur pakaian.

Seokjin pun langsung melesat ke arah pintu utama.

"Iya sia- eh Namjoon"

"Selamat pagi manis boleh tidak pangeran tampanmu masuk?"

Plak

Satu pukulan mendarat di pipi mulus Namjoon.

"Gak boleh menerima tamu orang asing nanti kena virus"

Blam! pintu kembali tertutup rapat.

"Seokjin!! buka pintunya aish padahal gue mau ngajak ngisi soal bareng" teriak Namjoon terus mengedor pintu si tuan rumah.

Sedangkan di balik pintu Seokjin menutup wajah yang memerah menggunakan kedua tangannya, astaga padahal barusan saja ia memikirkan sahabatnya tau tau sudah ada di depan rumah seperti telepati saja.

Seokjin menarik napas sambil mengatur degupan Jantung lebih stabil kemudian membuka pintu lagi.

Karena posisi Namjoon masih dalam keadaan mengedor pintu kemudian Seokjin yang tiba tiba membuka pintu maka terjadi....

Bruk

Seokjin langsung jatuh terbaring di lantai di ikuti Namjoon yang menindih dari atas karena kehilangan keseimbangan . Keduanya saling pandang beberapa menit mencerna situasi yang terjadi. Tanpa mereka ketahui bibir mereka saling menempel.

Serius seumur hidup Namjoon sekaligus sudah memendam rasa terhadap Seokjin Ia bisa merasakan tekstur benda kenyal yang selalu menjadi mimpinya setiap malam.  Tidak ada lumatan hanya menempel tapi Namjoon bisa merasakan kelembutan pada bibir sahabatnya.

"Anu E-ehmm Namjoon! bangun badanmu berat!" erang Seokjin menyadarkan Namjoon dan mendorong tubuh besar itu sekuat tenaga yang semakin menghimpit tubuhnya ke lantai.

Namjoon segera bangkit kembali berdiri kemudian menyodorkan salah satu tangannya ke arah Seokjin.

"Sini gue bantuin berdiri" tawar Namjoon masih mempertahankan tangannya untuk segera di balas tawarannya.

"Gak makasih gue bisa berdiri sendiri" Seokjin sudah bangun kemudian berlari kecil meninggalkan sahabatnya sumpah Seokjin malu ia tidak mau wajah merahnya di lihat Namjoon.

Di sisi lain pria jangkung itu menepuk tangannya yang tidak sentuh sangat keras sambil mengerang lalu mengaruk kepalanya bingung dengan tingkah Seokjin seperti orang lagi sensi gak mau di senggol sedikit apalagi kalo liat muka Namjoon bawaannya mau baku hamtam mulu.

Namjoon segera menyusul Seokjin yang kembali duduk di karpet depan tv tidak lupa beberapa bungkus snack yang berserakan di sekelilingnya. Ia pun duduk di sebelah Seokjin kemudian mengambil salah satu snack.

Look My Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang