Namjoon bangun dari tidurnya lalu mendudukkan dirinya sambil mengucek matanya dan menguap lebar.
"Hooaam" ia pun melirik alarm di meja nakas udah jam 05.30. Seperti orang biasa lakukan Namjoon bergegas membersihkan diri bersiap untuk pergi sekolah.Jelang beberapa menit kini ia sudah rapi dengan seragam lengkap yg melekat pada tubuh jangkungnya, ia pun keluar kamar kemudian pergi ke dapur untuk sarapan. Sesampainya didapur, disana sudah ada mamah sama papahnya.
Namjoon adalah tunggal dikeluarganya, mamahnya merupakan seorang penjahit dan papahnya seorang pegawai kantor. Keluarga Namjoon tidak terlalu terpandang hanya keluarga sederhana baginya itu tidak masalah karena kedua orangtuanya sangat menyayangi dirinya dan bahagia bersama membuat Namjoon sudah lebih dari cukup.
"Hari ini berangkat bareng Seokjin gak?" tanya mamah, tangannya dengan cekatan berkutat dengan makanan yg di masukkan kedalam beberapa tupperware. "Iya mah kenapa?" tanya Namjoon setelah ia menyendokkan nasi goreng kedalam mulutnya. "Ini nanti tolong kasih bundanya Seokjin yaa" ujar mamahnya setelah selesai menyusun tupperware tersebut kedalam totebag. "Kalo ditanya bunda, bilang aja mamah mau ngembalin tupperware yang waktu itu dipinjem buat arisan" tambah mamahnya lagi. "Siap maah" jawab Namjoon.
Namjoon sudah selesai sarapan lalu ia dan ayahnya pergi ke teras untuk memakai sepatu tak lupa membawa totebag yang sudah disiapkan sama mamahnya. "Mau bareng papah gak? sekalian ngantar ke sekolah?" tawar sang papah. "Gak usah pah aku bareng Seokjin kok nanti papah telat lagi" tolak Namjoon sopan. "Ya udah kalo gitu papah duluan yaa" sambung papah. "Iya paah hati hati dijalan" balas Namjoon, lalu papahnya menaiki mobil dan keluar dari pekarangan rumah untuk mencari sebongkah berlian, sedangkan dirinya pergi menuntut ilmu sekaligus mengharapkan cinta dari dia ahay!
Ia pun seperti biasa menghampiri tetangga sebelah untuk pergi bersama ke sekolah.
"Seokjin!!!" teriak Namjoon dari pagar rumah sang tuan rumah tak lama kemudian bundanya Seokjin datang buat bukain pagar. "Pagi bunda, bun ini mamah mau ngembaliin tupperware" ucap Namjoon sambil menyodorkan totebag yang ada di genggamannya. "Ooh terima kasih yaa, bunda juga mau bilang Seokjin udah pergi duluan, pagi pagi banget dia udah berangkat" jelas bunda Seokjin. Namjoon mendengar itu mengangguk paham. "Hmm begitu yaa terima kasih bunda kalo gitu Namjoon pergi dulu permisi"•
•
•Namjoon telah tiba disekolah ia melangkahkan kaki panjangnya ke dalam kelas, disana ia melihat Seokjin sedang bercengkrama dengan yang lain. Saat ia menatap temannya itu sang empu tak menghiraukannya sama sekali, apa dia marah soal kejadian kamarin?.
ia pun meletakkan tasnya dimeja tak lama kemudian bel berbunyi untuk segera berbaris kelapangan karena sebentar lagi senam akan dimulai. Saat ia mau memanggil teman sebangkunyanya untuk pergi bersama, ternyata sang empu sudah duluan bersama yang lain. Menurutnya ini aneh biasanya Seokjin akan mengajaknya duluan bahkan rela nungguin, Apa Seokjin beneran semarah itu? atau Seokjin membencinya karena perbuatannya kamarin?. Ia pun menggelengkan kepala menghilangkan semua asumsi buruk yang ada dalam pikirannya lalu bergegas pergi ke lapangan.
Senam sudah terlaksana selama 15 menit, sebelum menuju kelas, kepala sekolah memberikan beberapa arahan. "Baiklah anak anak untuk hari ini kita tidak akan melaksanakan proses belajar - mengajar, sebagai gantinya kita akan melaksanakan kerja bakti, jadi bapak harap semuanya bergerak untuk membersihkan kelasnya masing masing" jelas Bapak Kepala sekolah diakhiri sorak sorai ramai dari seluruh kelas karena tidak belajar. Setelah itu semua siswa bubar dan berhamburan menuju kelas masing masing.
Seokjin sudah duluan menuju kelas bersama teman teman lainnya, ia bukannya gak mau negur Namjoon, cuma dia masih shock dengan perbuatan sahabatnya memperlakukan skinship berlebihan pada dirinya, ia tidak marah hanya saja ia gak mau melakukan hal yang salah.
"Kerja semua!!!, kerja woooy jangan ada yg santai santai cepat bersihin kelas sampe semuanya kinclong" teriak Seokjin sekaligus merangkap sebagai wakil ketua kelas memerintah teman temannya dengan nada candaan. "Iya leh gak usah teriak teriak juga kami tau" balas salah satu siswi berambut sebahu berteriak. "Eey santuy bah dunia aja ini pok" sahut Seokjin santai yang di respon oleh lawan bicaranya cuek lalu melanjutkan menyapu.
Semua warga kelas 12 IPS 1 mulai bekerja membersihkan kelas, mulai dari dalam, depan kelas, hingga belakang kelas. Tak lama wali kelas mereka datang memantau anak buahnya. "Kelasnya udah bersih?" tanya Pak Min. "Sudah pak tinggal bersihkan halaman depan pak" jawab Namjoon tiba tiba, yang sudah ada di samping Seokjin membuat pria manis itu terheran.
"Ini kamu lihatkan papan struktur kelasnya kotor betul sama alat alat yang berdebu tolong bersihkan dulu yaa, terus nanti nama namanya diganti" jelas Pak Min setelah itu beralih ke tempat lain.
Seokjin melepas papan tersebut secara perlahan. "Hati hati nanti kejepit tangan lo" peringat Namjoon sambil mengawasi teman manisnya dari belakang. "Iya Joon gue tahu kok" ucap Seokjin, kemudian membawa papan tersebut keluar diikuti oleh pria berlesung pipi.
Keduanya sedang membersihkan papan tersebut lalu dikepala Namjoon terlintas ide untuk menjahili teman manis yg ia cinta.
Croot croot croot
Semprot Namjoon ke arah Seokjin sambil tertawa geli. "Joon! kenapa gue di semprot sih" omel Seokjin sambil mengibaskan bajunya yang basah. Pria jangkung itu tak merespon, ia semakin menyerang teman dihadapannya dangan semprotan yg ia pegang. "Rasain lo, gue siram juga" serang Seokjin balik sambil cipratin air dari dalam gayung.
Keduanya hanyut dalam dunia yang mereka ciptakan sendiri, setidak biarpun tidak bisa dimiliki, tapi bagi Namjoon bisa melihat senyum dan mendengar tawa Seokjin seperti ini saja ia sudah merasa bahagia. "Kalian berdua jangan main air dong, kita juga kena basah nih gara gara ulah kalian" tegur salah salah satu temannya dari dunia kesenangan antara Namjoon dan Seokjin, gimana teman yang lain gak kena, mereka aja sambil lari lari main perang airnya.
Sesudah membersihkan papan struktur kelas dan berhenti bermain air, mereka pun kembali memasang struktur kelas di tempatnya. "Biar gue yang masang ntar lu kenapa napa lagi" kata Namjoon serta mengambil alih palu yang dipegang teman manisnya. "Gak mau Joon, biar gue aja sini lagian cuma masang gini doang gak usah khawatir elah" kekeuh Seokjin lalu mengambil palu dari tangan teman jangkungnya dan Namjoon hanya bisa menghela napas pasrah serta mengawasi Seokjin dari belakang.
Namjoon begitu overprotektif kepada Seokjin, membuat dirinya tak habis pikir seolah - olah ia adalah benda rapuh dan takut lecet sedikit barang segores saja. "Lo liat kan gue gapapa Joon, nih lo balikin yaa" selesai Seokjin lalu berbalik memberikan perkakas itu pada Namjoon dan di terima oleh samg empu sambil terpana.
Saat berbalik tadi rambut halus Seokjin seperti madu itu menyapu turun begitu lembut hingga menutupi jidat indahnya, membuat Seokjin terlihat semakin manis dengan rambut poni yang begitu indah di mata teman berlesung pipinya, hingga tanpa sadar Namjoon menyunggingkan senyum gemas melihat sosok dihadapannya kemudian reflek mengusak rambut temannya itu pelan. "Kerja bagus manis" kata Namjoon lalu menurunkan tangannya canggung, sedangkan orang dihadapannya mengerjap kaget sambil mendongak menatap orang yang lebih tinggi darinya, kemudian Seokjin merasakan pipinya memanas atas perlakuan Namjoon tadi.
Aku cukup paham atas perlakuannya pada diriku, tapi aku takut melakukan hal yang salah
Vote
+
Comment14 November 2019

KAMU SEDANG MEMBACA
Look My Heart
Fiksi PenggemarTanpa aku sadari, aku mencintainya yg selalu ada di sisiku -Kim Seokjin Apa kau tak pernah merasakan sesuatu sedikitpun di hatimu? Aku mohon lihatlah hatiku yg selalu ada untukmu -Kim Namjoon