Hari Ketujuh

1.2K 119 9
                                    

Hari Sabtu adalah hari Weekend sekaligus libur dari rutinitas sekolah karena sekarang setiap sekolah menggunakan sistem fullday yaitu sistem 5 hari belajar jadi sabtu dan minggu diliburkan lumayan sih buat tidur 24 jam yg suka dilakukan oleh kaum rebahan.

Tapi tidak dengan Seokjin dia selalu bangun pagi beda sama si tetangga yaitu sahabatnya sendiri kalo libur begini bangunnya siang. Selesai membersihkan kamarnya pria manis ini melesat ke dapur yang di sambut sapaan hangat dari bunda tercinta.

"Pagi anak cantik bunda" sapa bunda saat melihat anak semata wayangnya berdiri di ambang pintu

Seokjin melengkungkan bibirnya ke bawah tak terima.
"Bun~~ Seokjin itu ganteng bukan cantik" protesnya masih cemberut.

Bunda terkekeh lalu mengusap kepala anaknya penuh kasih sayang. "Kok pagi pagi udah manyun aja sih bibirnya, mending kamu mandi sana terus bantuin bunda masak" jawab bunda yang tengah mencuci sayuran.

"Siap deh bun, bunda mau masak apa?" tanyanya. "Bunda lagi pengen makan sup ayam nih nanti selesai mandi kamu tolong bersihkan ayamnya yaa sayang" jelas bunda lagi.

Seokjin mengangguk semangat lalu melesat ke kamar mandi.

20 menit kemudian.....

Seokjin keluar dari kamar mandi, badannya sudah segar dan harum strawberry dengan tangan sibuk mengeringkan rambut sambil jalan ke arah kamarnya tiba tiba...

Brak

Seokjin dengan cepat menahan handuk yang ada di pinggang yang hampir melorot dari tubuhnya lalu merasakan sosok makhluk kecil di dekat kakinya.

"YA AMPUN! ANAK SIAPA INI? KOK BISA NYASAR?" pekik Seokjin heboh menatap bocah di bawah kakinya.

"Anak kita sayang" seru suara dari arah lain serta bunda yg mengekor di belakang punggung pria yang sudah ada di dekatnya yang baru saja membukakan pintu kemudian kembali ke dapur.

Hidung Seokjin kembang kempis ingin sekali menampar mulut sang sahabat pake bibirnya eh bukan telapak tangannya suka sekali ngelantur gak jelas tapi apalah daya tanganya masih mempertahan handuk supaya privasinya tetap aman. 

"Namjoon kamu jangan nyulik anak orang sembarangan dong kalo orangtuanya nyariin gimana?" omel Seokjin menatap Namjoon curiga.

Orang yang kena omel bukannya di dengarkan malah matanya melirik tubuh polos sahabat manisnya, kulit putih susu serta air yang masih bercucuran di area kulitnya, aroma sabun strawberry yang begitu lembut yang masih menyengat ke pengindunya, dan kedua nipple merah muda yang sangat imut.

Membuat Namjoon meneguk saliva susah payah dengan keindahan orang dihadapannya.

"Tahan Joon belum saatnya" peringatnya dalam hati lalu cepat cepat mengalihkan kepada sosok yang masih bergelanyut di kaki Seokjin.

"Soobinnie~~ jangan nakal dong tadi kan sudah janji sama kakak harus bertingkah baik"

"Cubin au main cama tatak tantik om" (Soobin mau main sama kakak cantik)

"Iya kakak cantiknya pake baju dulu nanti kakak cantik kedinginan Cubin sayang"

Mata bocah 3 tahun itu berbinar lucu manatap Namjoon lalu mendongak kepada kakak cantik yg ia maksud.

"Maapin cubin cudah nablak tatak yaa, ya cudah tatak pate baju duyu nanti main cama cubin yaa"(Maafin Soobin sudah nabrak kakak yaa,  ya sudah kakak pake baju dulu nanti main Soobin yaa) jelas si kecil dengan aksen cadel serta jurus puppy eyes khasnya.

Seokjin melihat interaksi antara Namjoon dan si kecil seperti ayah dan anak lucu sekali, ya walaupun ia sadar arah pandangnya menelusuri tubuh polosnya membuat dia malu sumpah tapi mengingat ada makhluk lain di antara mereka jadi bukan saat yang tepat untuk saling baku hantam.

Look My Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang