Hari yang berat pun sudah berlalu. Seakan semua beban telah teratasi. Kini hanya tinggal bayangmu. Selalu terngiang suara indah nan merdu di kepala. Hanya saja tak sebahagia kala itu. Mungkin memang sudah cukup takut untuk mencela. Bagaimana pun harus kau tau kalau hati ini telah menjadi batu.
Pemikiran bodoh yang pernah ku lakukan hanya untuk mendapatkan hatimu. Kau dan aku berjanji benar bahwa kita akan menjadi satu. Hampir saja menjadi nyata kala itu. Jika tidak kau lakukan hal bodoh macam itu. Aku tau bahwa kau menahan sakit yang begitu perih. Hanya saja tak langsung ku atasi semua lirih. Maafkan aku jikalau kau menanggung sendiri. Tapi yakinlah satu, bahwa aku selalu mencari cara agar semua dapat teratasi.
Teganya kau tanam semua benih cinta. Luasnya menandingi semesta. Walau kini sudah tak sesakit kemarin. Tapi tetap saja semua rasa masih membekas dalam hati. Percuma saja kali ini. Ku buang jauh perasaan ini. Kalau saja kau masih ada dalam benakku.
Waktu memang tidak begitu bersahabat. Sudah beberapa kali ku hampir bisa dengan mudah melupakanmu. Tapi semua itu teralihkan seakan kau mengabariku bahwa saat ini tanggal spesial kita. Seperti waktu itu kita merayakan semua tanggal penting hanya dengan sederhana. Tidak usah bermewahan, yang penting ada kau dan aku di satu suasana yang bahagia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Terima kasih, Cinta.
PoetrySedikit bait puisi per empat paragraf tentang kenangan yang telah menjadikan kau dan aku seperti saat ini. Kenangan saat dimana kau dan aku masih menjadi kita.