Logika dan perasaan memang sudah menjadi musuh abadi. Kadang kala saat logika kita sedang berkata tidak, tetapi perasaan bisa membuat bualan sehingga kita sendiri tak mengikuti kehendak logika. Begitu juga sebaliknya. Perasaan kita juga dapat membuat semua hal yang tidak masuk akal menjadi sebuah kejadian yang cukup menarik.
Perasaan ku kala itu saat semua hal masih saja berkatian denganmu sangatlah berbahagia. Bagai menemukan emas ketika kau sedang mandi di sugai. Tapi emas di sungai pun bisa bermakna ganda. Jangan sampai kau berfikir sebaliknya.
Bagaimana bisa aku merasakan sakit yang amat mendalam ketika aku sedang bersamamu dalam waktu yang cukup lama. Bagiku mempunyai waktu seharian itu sudah cukup. Tapi menurutmu itu kurang. Mungkin memang kau yang sangat menginginkan kita selalu bersama. Melewati setiap hembusan nafas berdua. Menghargai waktu sebagai sepasang kekasih hingga menua.
Lantas apa yang kau banggakan saat itu. Kalau sekarang pun kau sudah bersama yang lain. Menikmati waktu demi waktu bersamanya. Bercengkrama bersama dengan hujan yang senada seirama. Berbincang hebat dikala hujan lebat sudah tidak lagi membuatku terpikat. Memang terkadang mudah berucap janji. Namun tak sedikit dari kita yang dapat menepati.

KAMU SEDANG MEMBACA
Terima kasih, Cinta.
PoetrySedikit bait puisi per empat paragraf tentang kenangan yang telah menjadikan kau dan aku seperti saat ini. Kenangan saat dimana kau dan aku masih menjadi kita.