Malam itu aku seperti seolah tidak ada kendali. Atas apa yang telah ku perbuat. Aku merasakan hal tak pernah ku rasakan sebelumnya. Hal yang terjadi seperti apa yang harusnya sudah tidak pernah terjadi lagi. Aku kembali dengan perasaan itu. Perasaan tentang kehampaan. Hampa seperti malam itu ketika dimana ku tahu kabarmu yang telah mengkhianatiku. Malam dimana aku tahu kalau kau sedang menjalin hubungan dengan orang lain tanpa sepengetahuan ku.
Aku mengerti dimana kamu sangat aktif bermain sosial media. Dimana kau selalu memposting berbagai macam aktifitas keseharian mu disana. Ada aku ataupun tidak. Hal baik ataupun buruk. Memang bukan sebuah hal yang terkadang menjadikan kita lebih baik. Namun ada saja hal buruk yang sering kali ku lihat. Tepat disitu lah aku mengetahui nya. Kabar dimana kau sedang berdua dengan nya. Juga kabar jika orang tua mu pun bahkan dengan terbuka menerima kehadirannya.
Perpisahan pasti akan menghampiri. Entah dalam waktu yang cukup dekat. Atau dalam waktu yang sangat lambat. Entahlah, yang jelas aku belum siap untuk berpisah. Aku tidak handal dalam hal apapun yang tak biasa kulakukan. Seperti perpisahan. Aku belum cukup mahir agar siap menghadapinya. Namun waktu seakan tidak perduli denganku. Benar saja seperti apa yang ku pikirkan. Perpisahan pun terjadi begitu cepat dan singkat. Walau ku tahu itu cukup menyakitkan. Tapi ini yang terbaik untuk kita berdua kedepan nya.
Jujur saja, tidak ada seorang pun yang menginginkan perpisahan. Tapi suatu saat nanti aku berharap kau tidak lagi memikirkan aku. Kuharap kau bahagia dengan siapa saja penggantiku. Menurut ku, kau hanya satu dan tak ada yang lain lagi sepertimu. Tapi mungkin kau menemukan sepertiku di fisik yang berbeda. Entah apa sebutan yang pantas untuk ku saat ini. Tapi yang terpenting adalah aku tidak ingin kau merasakan sakit yang begitu dalam dan berlarut lagi. Biarlah aku yang menanggung rasa sakit ini. Aku hanya ingin satu, yaitu kau bahagia. Kebahagiaan mu itu adalah bahagia ku juga. Aku ingin melihat senyum mu seperti apa yang dulu kau berikan kepadaku walaupun tidak dengan ku nanti. Tak usah kau perdulikan aku. Aku bahagia jika dapat melihatmu bahagia walau tak bersama ku disisi mu. Terima kasih, Cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima kasih, Cinta.
PoetrySedikit bait puisi per empat paragraf tentang kenangan yang telah menjadikan kau dan aku seperti saat ini. Kenangan saat dimana kau dan aku masih menjadi kita.