Kurasa saat ini saat terbaik untuk meninggalkan semua kenangan yang tersisa. Aku sudah berusaha lagi menjadi seorang pria. Dengan cara mencari seorang wanita. Walau dengan semua beban di kepala. Mau tak mau harus kulakukan dengan lapang dada.
Katamu aku harus hidup bahagia walau kita tak bersama. Hidup memang berat kalau kita menampungnya sendiri. Apalagi semenjak kau tak pernah mau dengar lagi semua keluh kesahku. Pernah juga kita berbincang perihal masa depan. Namun tak jarang juga kau patahkan semua anganku. Lalu kau tumpahkan semua dengan pinangan.
Alasanku menemukanmu dengan tidak sengaja memang. Kita berkenalan dengan singkat. Sehingga waktu saja merasa iri dengan keadaan. Bahkan juga dengan jarak yang tak sering kali menanduk semua pilu karna rindu. Kalau saja ku tau dirimu memang tak bisa jauh. Sudah berulang kali ku coba tuk menyudahi semua beban yang berkeluh.
Sudah jangan dulu membahas dirimu lebih dalam lagi. Biar aku saja yang menanggung semua perih ini. Kelak juga kau kan mengerti betapa beratnya kenangan yang pernah kita perjuangkan. Perihal rasa saja sudah memakan waktu yang cukup lama. Lain juga soal kenangan yang telah kita lalui bersama. Semoga saja semua berjalan lancar. Entah esok atau kapan, tunggulah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Terima kasih, Cinta.
PoetrySedikit bait puisi per empat paragraf tentang kenangan yang telah menjadikan kau dan aku seperti saat ini. Kenangan saat dimana kau dan aku masih menjadi kita.