Fanya 7 🐬

88 20 1
                                    

"hujan, masih dengan air
Kamu, masih dengan dia"

Happy reading and sorry for typo.

🐬🐬🐬

Jam pulang telah berbunyi 5 menit yang lalu, dan Fanya masih berada di dalam sekolah untuk menunggu kakaknya datang.

Hesti udah pulang duluan karena papanya udah menjemputnya, saat Fanya mau ke depan ia tak sengaja melihat Chika dan Efano di depan perpustakaan.

"No, gue pulang barang lo ya" mohon Chika yang berdiri di depan Efano.

"Nggak" tolak Efano dan langsung meninggalkan Chika di depan perpustakaan.

"No, gue nggak bawa mobil jadi gue ikut bareng lo ya. Please" mohon Chika di depan Efano.

Efano bukannya nggak mau anterin Chika pulang, tapi ia harus ke suatu tempat yang nggak bisa di tunda.

Fanya yang melihat itu langsung pergi dari sana, dan nggak mau berurusan sama mereka.

🐬🐬🐬

Saat sampai di depan gerbang. Fanya berdiri di depan halte untuk menunggu kakaknya datang, saat membaca sebuah pesan dari kakaknya. Ia memutuskan untuk menaiki Go-Jek atau taksi, karena kakaknya nggak bisa datang untuk menjemputnya.

Fanya hanya bisa sabar dan menunggu taksi lewat, saat Fanya ingin beranjak pergi, suara klasong mobil memberhentikan langkahnya.

"Mau gue antar?" Tawar laki-laki yang ada di dalam mobil tersebut.

"Nggak usah makasih" ucap Fanya dan mulai berjalan lagi.

"Tapi ini udah mau hujan" ujar laki-laki itu lagi.

"Gue bisa naik taksi kok" sahut Fanya yang sibuk mencari taksi.

"Ouh ya udah" ucap laki-laki itu lagi dan mulai meninggalkan Fanya.

Saat mobil itu berjalan nggak jauh dari posisinya, tiba-tiba hujan turun dan mengenai Fanya.

Efano yang melihat itu langsung balik dan menyuruh Fanya untuk naik ke dalam mobilnya.

yaps, laki-laki itu adalah Efano. Saat sampai di depan gerbang Efano melihat Fanya duduk di depan halte sendirian, tanpa bicara banyak ia langsung menghampiri Fanya dan menyuruh ia pulang bersama.

"Letak rumah lo di mana?" tanya Efano saat keheningan menerpa di antara mereka berdua.

"Lurus dan belok kanan aja" ucap Fanya yang melirik Efano sebentar.

Saat tiba di depan rumah Fanya, ayahnya datang dan menghampiri mereka berdua, Renendra baru pulang dari Canada.

"Fanya, kamu sama siapa nak?" tanya Renendra saat berada di samping putrinya.

"Sama teman yah" ucap Fanya yang mencium punggung tangan ayahnya.

"Saya Efano om, temannya Fanya" ujar Efano yang menyalami punggung tangan Renendra sambil memperkenalkan diri nya.

"Iya, ayah masuk dulu, Fanya suruh tamanmu masuk" ucap Renendra saat mau meninggalkan mereka.

"Iya yah, ayo masuk dulu" ajak Fanya yang berjalan duluan.

Saat sampai di ruang tamu, Efano langsung di sambut oleh bundanya Fanya dengan hangat.

"Namamu siapa nak?" tanya Miranda saat memberikan mereka minuman.

"Saya Efano tante" jawab Efano dengan senyumnya.

Fanya yang berada di samping Efano, pun pamit untuk ke kamarnya.

"Silahkan duduk dan anggap aja ini rumah kamu, tante ke dapur dulu ya" pamit Miranda yang mulai meninggalkan Efano di ruang tamu.

"Iya tante, makasih" ucap Efano dengan senyumnya.

"Iya nak"

Sambil menunggu Fanya turun dari kamarnya, Efano memainkan hpnya, tak butuh waktu lama Fanya pun turun.

"Maaf lama" ucap Fanya yang mulai duduk di sofa panjang.

"Nggak kok" Fano memasukkan ponselnya ke sakunya dan menatap Fanya.

Saat asik berbincang kakaknya Fanya datang dan duduk di samping Fanya.

"Eh ini siapa Fan? Cowok kamu ya" tanya Raka yang senyum ke arah Fanya.

"Kakak.. dia hanya teman Fanya aja kok" kata Fanya yang tak enak hati ke Efano.

"Ouh.. kakak kirain cowok kamu" kata Raka sambil merayu adiknya.

"Berdoa aja kakak" sahut Efano sambil melirik Fanya.

Fanya yang mendengar ucapan Efano, langsung menatap Efano dengan tatapan yang tak ia mengerti.

"Hahaha! Semoga adikku ini cepat mempunyai seorang kekasih, aamiin." kata Raka yang merangkul Fanya.

"Iss kakak" ucap Fanya dengan muka yang sudah merah padam karena malu dan juga kesal ke kakaknya.

"Hahaha! Kakak ke kamar dulu ya" pamit Raka ke Fanya dan Efano.

"Iya kakak" kata Fanya dan Efano bersamaan.









🐬🐬🐬

FANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang