kekuatan cinta yang sebenarnya. Hidup dan menghidupkan, segar dan menyegarkan, serta kuat dan menguatkan.
Happy reading
🐬🐬🐬
Setelah makan malam gue duduk di balkon kamar gue dengan memainkan gitar gue, gue memetik hingga terdengar nada dan gue mulai nyanyi lagu Mungkin-potret.
Mungkin
Aku bisa bercinta
Dengan kamu
Kandati
Kata katamu selalu
Menusuk jantung
Melukai kuDan seketika gue mengingat masa gue saat bersama Rahul dan air mata gue menetes tanpa perintah.
Mungkin
Ku mau memaafkanmu
Kembali
Demi cinta
Yang ada di hatiku
Meloloskanmu
Dari kata pisah
Mungkin sang fajar
Dan sayang sayap
Burung patah
Menyaksikan
Kita berseteru
Slalu tak pernah damai
Mungkin cintaku
Terlalu kuat
Dan menutupi
Jiwa yang dendam
Akan kerasmu
Sehingga kita bersama
MUNGKIN"Suara Lo bagus banget" puji Fitri yang masuk ke kamar gue di ikuti kak Raka di belakangnya.
Gue hanya senyum dan menyeka air mata gue takut kak Raka melihatnya.
"Mata kamu kenapa? Kamu abis nangis?" tanya kak Raka.
"Gak kok kak" ujar gue dengan senyum.
"Yaudah tidur gih, besok sekolah" ucap kak Raka.
Gue pun tidur dan mereka berdua telah keluar beberapa menit yang lalu.
***
Author POV
Pagi hari pukul 06:00 Fanya masih setia dengan kasurnya. Tidak peduli waktu terus berjalan. Matanya terpejam erat, tidak peduli sinar matahari mulai memunculkan sinarnya dari celah gorden.
Tok tok tok
"Fanyaaaa" panggil Fitri dari luar kamar Fanya.
Fanya hanya bergumam tidak jelas dan melanjutkan tidurnya.
"Fanya bangun udah jam 6 pagi, Lo gak sekolah?"
Fanya yang mendengar teriakan Fitri, bangun dan membuka pintunya.
"Iya udah bangun" ucapnya dengan muka bantal.
"Cepetan ntar telat" ucap Fitri lalu pergi dari hadapan Fanya.
Fanya masuk dan menuju kamar mandi untuk mandi. Setelah siap-siap Fanya turun dan mendapati semuanya yang udah menunggunya.
"Pagi semua" sapa Fanya saat tiba di meja makan.
"Pagi sayang"
"Pagi Fan" jawab Fitri
"Kalian berdua nanti kakak yang antar ya" ujar Raka.
"Iya kak" sahut mereka berdua.
"Ya udah yuk nanti telat" ucap Raka saat selesai makan.
"Ayah, Bunda kami pamit dulu" pamit Fanya dan mereka bertiga menyalami punggung tangan Miranda dan Renendra.
"Kak biar Fanya yang bawa aja supaya cepat nyampenya" tawar Fanya.
"Gak biar kak aja" tolak Raka dan masuk ke dalam mobilnya.
Fanya hanya memutar bola matanya malas dan masuk di ikuti Fitri.
Butuh waktu 20 menit mereka sampai di sekolah Fanya. Fanya turun dan mendapati sahabat-sahabatnya sedang berjalan ke arahnya.
"Pagi kak Raka" sapa Efano saat tiba di samping Fanya.
"Pagi juga" jawab Raka.
"Udah masuk sana, Oia sebentar Kaka gak bisa jemput kalian soalnya ada rapat OSIS" jujur Raka ke Fanya.
"Iya kak gapapa" ucap Fanya.
"Ya udah kakak pergi dulu, bye" ucap Raka dan pergi dari perkarangan sekolah SMA 8.
Skip
Bel pertanda istirahat berbunyi membuat murid-murid Smandel segera menuju kantin tempat paling yang mereka nantikan.
"Fanya ayok ke kantin" ajak Fitri.
"Ayuklah" sahut Hesti.
Mereka ber 8 keluar dari kelas dan menuju kantin.
"Kalian duluan aja, gue ke toilet bentar" ujar Fanya dan di angguki mereka.
Fanya berjalan ke arah toilet yang terletak di sebelah kantin. Saat ingin masuk ia melihat Chika yang juga ikut masuk.
"Masuk" pinta Chika dan mendorong Fanya ke dalam toilet dan menutup pintu.
"Gue udah bilang jangan pernah Lo dekat-dekat sama Efano. Dasar jalang" ujar Chika dengan amarah.
Plak
Fanya memegang pipi nya yang terasa memanas di bagian kiri. Ya Chika menamparnya, Fanya hanya menatapnya dengan datar.
"Sekali lagi Lo dekat sama Fano, gue gak segan-segan buat Lo menderita" ancam Chika dengan mendorong kepala Fanya.
Fanya menatap Chika dengan seringai miliknya lalu...
Plak
Plak
Plak
Tamparan kiri-kanan di pipi Chika membuat Fanya puas. "Masih kurang?" Tanya Fanya tajam.
Chika menghapus darah yang mengalir di sudut bibirnya.
"Kalian kenapa diam? Hajar dia" pinta Chika tajam ke kedua antek-anteknya.
"Berani sentuh gue, kepala kalian gue bikin penyok" ujar Fanya tajam membuat mereka tak berani menyentuh Fanya.
Chika geram ke Sindy dan Mutia yang hanya diam, ia pun mengambil air lalu menyiramkan ke baju Fanya.
Fanya membalas lalu menendang Chika hingga ia tersungkur ke lantai. Fanya keluar dan melihat Gibran yang berjalan menuju kantin.
"Kak Gibran" panggil Fanya.
Gibran yang namanya di panggil langsung menatap orang yang telah memanggil nya. Ia melotot saat orang yang memanggilnya ternyata Fanya, adik kelas nya. Ia pun berlari dan menghampiri nya.
"Astagah Fanya, Lo kenapa sampai basa kaya gini?" Tanya Gibran saat tiba di depan Fanya. Gibran langsung melepaskan jaketnya dan memasangkan ke tubuh Fanya yang basah.
"Aku di kerjain kak, sama Chika"
Anak itu belum kapok juga, sini kakak bantu" Fanya mengikuti Gibran yang membawanya ke ruang OSIS untuk mengantikan seragamnya.
***
Jam pulang sekolah Fanya pulang di antar Efano, Fitri pulang bersama Raflan sedangkan Hesti di jemput.
"Gue langsung pulang ya, biar Lo bisa istirahat dengan baik" ujar Efano saat mereka sampai di depan rumah Fanya.
"Gak mampir dulu?"
"Gak usah, by!"
"By! Hati-hati di jalan"
"Siap" Fano langsung pergi dan Fanya masuk ke dalam rumahnya.
🐬🐬🐬Follow ig (At) @nursifany701
KAMU SEDANG MEMBACA
FANYA
Romance[FOLLOW SEBELUM BACA💥] . . . . Fanya Anatasya Aditya. cantik, pintar, orangnya cuek, tapi tergantung ke orangnya. anak dari pengusaha tersukses, hidupnya penuh dengan kasih sayang tapi ia mempunyai masa lalu yang membuat ia tak percaya tentang cint...