Fanya 14 🐬

48 6 0
                                    

mungkin dia tidak sadar bahwa aku itu cemburu dan mungkin juga dia tidak merasa bahwa aku sangat terluka, tidak mendengar bahwa hatiku sedang menangis.


Happy reading

🐬🐬🐬

Jam istirahat Fanya dan Efano berjalan bersamaan ke kantin. mereka bertemu dengan Chika cs tapi mereka tak hiraukan membuat Chika emosi.

Saat tiba di kantin mereka berdua duduk di kursi yang sudah ada penghuninya yaitu Bintang, Ilo dan Rahul.

Setelah duduk Bintang memesan makanan mereka, Rahul melirik Fanya sekilas dan tak lama Bintang datang membawa bakso dan es jeruk mereka sedangkan Fanya memesan batagor.

"Lo masih suka yang sama?" tanya Rahul ke Fanya sedangkan yang di tanya hanya mengangguk.

Efano hanya memperhatikan mereka berdua dan menghabiskan baksonya tanpa mencampuri urusan mereka berdua, setelah itu hanya terjadi keheningan.

Tiba-tiba Chika datang dan menyiramkan kuah bakso ke tangan Fanya, membuat ia merenggis kesakitan akibat kuah bakso yang masih panas.

"Ups sorry gue nggak sengaja, betul Efano gue nggak sengaja" ujar Chika dengan muka yang memelas tanpa dosa.

Efano dan Rahul yang melihat itu menatap Chika dengan tajam dan ingin membentak orang yang telah menyiramkan kua bakso ke Fanya. Namun Fanya menggeleng.

Efano dan Rahul langsung membawa Fanya ke uks, sedangkan Bintang dan Ilo berurusan sama Chika cs.

Saat tiba di uks Fanya langsung di bantu oleh anggota PMR, sedangkan Efano dan Rahul hanya melihat Fanya yang di obati.

"Selesai, nanti rajin di kasih salepnya biar cepat sembuh" ucap salah satu anggota PMR yang mengobati Fanya.

"Iya kak" sahut Fanya dengan senyumnya, setelah itu ia pamit keluar Efano dan Rahul masuk.

"Bagaimana keadaan Lo?" Tanya mereka berdua bersamaan.

"Baik, hanya perih aja"

"Kalau gitu Lo istirahat dulu" ucap Efano.

"Nggak usah gue masuk aja"

"Tapi luka kamu masih sakit" sahut Rahul.

"Gapapa kok Ul" ucap Fanya dan berdiri dari kerangka uks.

"Ya udah sini gue bantu" ujar Efano dan membantu Fanya berjalan.

Mereka bertiga keluar dari uks dan menuju kelas, ada yang iri dan ada yang berbisik-bisik tapi mereka bertiga nggak perduli.

Huff gue akan jadi pusat perhatian lagi, bosan gue"-batin Fanya.

Sampai di kelas Fanya menemukan sebuah kado besar dan juga sebuah kertas di atas kado.

Halo apa kabar? Aku tahu kamu tak akan lupa dengan balapan kita, aku tunggu di tempat biasa, aku kasih kado itu spesial buat kamu.

Fanya langsung membuangnya ke tempat sampah setelah membaca surat itu. Efano dan Rahul hanya menatapnya heran dengan sikap Fanya.

"Siapa yang kasih kado ini?" tanya Fanya dingin setelah masuk ke kelas.

"Anak kelas sebelah" jawab Maria teman kelasnya.

"Namanya siapa?" Tanya Fanya.

"Khadafi"

"Ok makasih" ucap Fanya setelah itu guru pun masuk.

Jam pulang Fanya keluar duluan, setelah guru yang mengajar di kelasnya keluar.

Saat tiba di kelas sebelah sudah tidak ada orang. Fanya ke parkir dan menemukannya di sana.

"Siapa yang nyuruh lo kasih kado itu ke gue?" tanya Fanya saat merada di depannya.

"Nggak tau" ucap Kadafi jutek saat tau ada orang yang menghalangi jalannya.

"Siapa?"

"Gue bilang nggak tau, minggir lo"

"Bilangnya nggak tau tapi mau juga di suruh, di bayar berapa Lo sama dia?" tanya Fanya sinis yang masih dengan posisinya.

"Itu bukan urusan lo, minggir atau gue tabrak" Ancam Kadafi dengan menggas-gas motornya.

"Tabrak kalau Lo bisa!" tantang Fanya dengan aura dinginnya.

"Kalau Lo mau tau? Datang sebentar malam jam 9 dan kalau Lo nggak datang itu artinya Lo pengecut" ucap Kadafi dengan penekanan di akhir kata."pengecut"

"Gue nggak pengecut, tapi gue malas hadapin orang yang masih di bawah gue" ucap Fanya dan pergi dari hadapan Kadafi.

Kadafi hanya mendengarnya tanpa menjawab ucapannya.

Lo masih sama kaya yang dulu dan itu buat gue salut sama lo" gumam seseorang yang di balik tembok koridor.

Fanya keluar dari gerbang dan melihat mobil Efano yang terparkir di depan halte. Saat mau kesana Chika udah duluan menaiki mobil Efano setelah itu sebuah mobil yang keluar dari gerbang sekolah berhenti di depan Fanya.

"Naik, biar gue antar Lo pulang" ujar Rahul dari dalam mobil

"Nggak usah, makasih biar gue suruh kak Raka jemput gue" tolak Fanya dengan halus.

"Fanya" ucap Rahul dengan halus Fanya pun pasrah dan naik ke dalam mobil dan mereka pergi.

Di lain tempat.

Efano menunggu Fanya yang tak kunjung datang sampai ia melihat Fanya di balik kaca spion mobil, tapi yang masuk ke dalam mobil bukanya Fanya melainkan Chika.

"Ngapain lo?" Tanya Efano saat Chika duduk di sampingnya.

"Pulang bareng Lo" jawab Chika dengan senyum hangatnya tapi membuat Efano enek.

"Turun" usir Efano dengan dinginnya.

"Nggak"

"Gue suruh turun ya turun" usirnya sekali lagi.

"Nggak..." Tolak Chika dengan menggoyangkan kepalanya kesana-kemari.

Efano menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi membuat Chika berteriak. Efano tak menghiraukannya sampai Chika menangis.

"Ngapain lo nangis?" Tanya Efano saat memelankan laju mobilnya.

"Nggak kok" alibi Chika saat menghapus air matanya.

Efano langsung melajukan mobilnya kembali dan membuat Chika berteriak dengan keras, tapi malah membuat Efano pecah tertawa.

"Nggak lucu" cemberut Chika dengan muka juteknya.

"Makanya jangan bohong" sahut Efano saat berhenti tertawa dan melanjutkan mobilnya kembali dengan kecepatan sedang.


🐬🐬🐬

Follow ig (At) @nursifany701

FANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang