Fanya 16 🐬

43 5 0
                                    

gunakan pemikiran dengan baik, ingat tidak semua orang bisa mengerti keadaan kamu


Happy reading

🐬🐬🐬

Pagi ini, Fanya pergi ke sekolah di antar kakaknya.

Saat tiba di kelas ia melihat Hesti sedang membaca novel dan ingin mengagetkan, malah ia yang di kagetkan oleh Efano yang datang tiba-tiba.

"Astaghfirullah" ucap Fanya dengan menyapu dadanya dan melihat Efano dengan muka garangnya.

"Hehe!! maap nggak sengaja" ucap Efano dengan mengangkat dua jarinya membentuk V.

Fanya hanya menghela nafasnya dan duduk di kursi, sedangkan Hesti melanjutkan membaca setelah melihat mereka berdua.

Saat Efano mau duduk ke tempatnya. Rahul udah duduk duluan dan menyuruh ia pindah ke tempat duduk yang masih kosong.

Setelah itu bel masuk dan jam pelajaran sejarah, guru sejarah yang sekolah lain bilang guru terbaik tapi beda sama sekolah ini.

"Kalian sudah tau saya kan?" Tanya Tarjo-guru sejarah.

"Sudah pak" jawab mereka serentak.

"Nah sekarang buka buku dan fokus belajar, jangan ribut"

"Iya pak"

saat semua fokus belajar ada suara tembakan pistol dari arah luar dan membuat mereka semua ketakutan.

"Jangan ada yang keluar" ucap pak Tarjo dan menenangkan mereka yang ketakutan.

Fanya dan Hesti hanya melihat mereka dengan santai sama seperti Efano dan dua sahabatnya. Sedangkan Rahul hanya masa bodoh.

Dan saat itu juga kaca kelas mereka pecah membuat para murid ketakutan setengah mati. Efano, Bintang, Ilo, Fanya, Hesti dan Rahul keluar melihat apa yang terjadi.

Saat sampai di depan gerbang sekolah. Fanya melihat Putra dengan anggotanya menyerang sekolahnya.

Efano yang ingin maju di halang oleh Ilo karena, ia tak ingin Efano terpancing dengan situasi ini.

"Gimana sama rencana gue kali ini, kaget?" Tanya Putra dengan senyum puasnya.

"Biasa aja" jawab Fanya dengan santai.

"Fan, lo kenal sama dia?" Tanya Bintang saat jawaban Fanya dengan santai.

Fanya tak menjawab ucapannya dan pergi meninggalkan mereka semua di susul Hesti dari belakang.

"Serang..." Teriak Putra dan seketika mereka menyerang sekolah.

"BERHENTI" teriak Fanya membuat mereka berhenti.

Tak lama polisi datang dan menangkap mereka semua, membuat mereka kaget.

"Anjir lo Fan" teriak Putra dari seberang sana.

Fanya hanya senyum sinis dan pergi saat mereka di tangkap polisi, sedangkan semua guru maupun siswa/i menatap Fanya dengan raut wajah yang berbeda-beda.

"Dia balas dendam sama lo?!" Tanya Hesti saat mereka sampai di kelas.

"Iya"

"Dan apa maksud dari ucapannya tadi?"

"Nanti gue ceritain pas istirahat"

"Ok"

Efano dkk masuk di susul Rahul dan murid lainnya, sedangkan guru mereka tak masuk lagi. Saat kejadian itu kelas Fanya jadi free class membuat Fanya bosan.

FANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang