10 (Kecewa)

1K 141 3
                                        

ᴖᴥᴖ ᴖᴥᴖ ᴖᴥᴖ

''Aku baru tahu kalau selama ini Jaehyunku di gunakan untuk membuat Daniel cemburu''

''Sebenarnya tujuanku bukan membuatnya cemburu tapi membuatnya menjauhiku,'' lirih Seongwoo. Keduanya berbincang di gazebo taman belakang, bukan lagi di ruang tamu. Gawat kalau Daniel mendengar perbicangannya dengan Taeyong.

''Lalu, berhasil?''

Seongwoo mengangguk lesu,'' tapi aku merasa kehilangan.''

''Hal biasa, kamu akan merasa kehilangan setelah seseorang yang biasa berada di sisimu pergi''

Seongwoo hanya menghela nafasnya.

''Masalahnya apa sih Woo? Kamu kan mencintai Daniel juga, apa susahnya untuk menjalin hubungan asmara?''

''Tidak semudah itu Tae, banyak hal yang aku pikirkan''

''Dasar pemikir,'' gerutu Taeyong kesal.

''Sebenarnya aku bingung apa yang harus aku lakukan. Semalam Daniel menyatakan perasaannya padaku, dan jujur aku bahagia''

''Kalau aku jadi kamu, aku juga akan menyatakan perasaanku''

''Semudah itu?''

''Tentu, begini ya temanku—ada hal yang tidak harus sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku, misalnya dalam kasusmu adalah mencintai anakmu sendiri. Itu bukan suatu kejahatan yang harus di pertanggung jawabkan atau pun kesalahan yang salah yang harus di perbaiki. Hal seperti ini tidak akan merugikan orang lain''

Seongwoo terdiam mendengarkan ucapan panjang Taeyong.

''Kamu memikirkan apa perkataan orang lain atau reaksi orang lain kalau tahu kamu dan Daniel memiliki hubungan spesial di luar hubungan anak dan orang tua?''

Seongwoo mengangguk dan Taeyong terkekeh,'' kamu malu?''

''Bukan malu Taeyong, aku belum memiliki kepercayaan diri yang lebih untuk mengakui itu semua. Pada Daniel atau pun orang lain, selain padamu, Jaehyun dan juga Minhyun''

''Kamu belum berubah ternyata, suka memikirkan hal yang tidak harus di pikirkan,'' Taeyong menghela nafasnya dan menyesap kopi buatan Seongwoo.

''Aku juga merasa kecil jika di bandingkan dengan Daniel,'' ucap Seongwoo malu.

''Jelas lah, ukuran tubuhmu dan Daniel memang tidak sebanding''

''Bukan itu maksudku''

''Lalu apa? Masalah umur? Kamu kurang percaya diri bersanding di sebelah anakmu sendiri?''

Lagi-lagi Seongwoo mengangguk,'' aku senang, kamu tahu apa yang aku pikirkan tanpa aku mengatakannya terlebih dulu, terima kasih Tae sudah memahamiku.''

''Orang pemikir sebenernya mudah di baca Woo, yang mereka pikirkan sebenernya hal sederhana dan pasaran, hahaha''

''Sialan. Jadi aku harus bagaimana?''

''Tanyakan pada hati dan dirimu sendiri. Kamu mau Daniel menjadi milikmu atau menjadi milik orang lain,'' Taeyong berucap santai dan memakan kue kering yang ada di toples. Memandangi deretan bunga-bunga yang di tanam Seongwoo.

Sedangkan Seongwoo? Dia sedang memikirkan semua ucapan Taeyong.

.

.

.

''Paman Taeyong kemana Pa? Sudah pulang?,'' tanya Daniel begitu dia mendudukkan dirinya di dekat Seongwoo. Dia baru selesai mandi dan sarapan.

''Sudah, di jemput tunangannya tadi''

''Siapa tunangan Paman Taeyong?''

''Jung Jaehyun''

''Maksud Papa—laki-laki yang pernah Papa kenalkan padaku?,'' Daniel mengernyitkan dahinya bingung.

''Jung Jaehyun yang Papa kenal hanya satu beruang''

''Apa selama ini Papa membohongiku? Berpura-pura dekat dengan Jung Jaehyun?''

''Tidak juga''

''Papa mau mengelak?,'' tiba-tiba Daniel kesal.

''Tidak''

''Aku tidak menyangka kalau Papa merencanakan ini semua. Apa tujuannya supaya aku menjauhi Papa?''

Seongwoo bungkam.

''Diam berarti iya''

Seongwoo bingung harus berucap apa.

''Selama ini, apa Papa tahu perasaanku?''

Seongwoo mengangguk.

''Jadi Papa sengaja mengabaikan perasaanku?,'' Daniel bertanya marah.

''Papa bingung Daniel,'' Seongwoo memberanikan diri menatap Daniel yang terlihat sekali sedang menahan emosinya.

''Apa Papa mencintaiku?,'' Daniel reflek menanyakan ini. Semalam, dia belum mendengar tanggapan Papanya mengenai pernyataan cintanya.

''Tidak tahu,'' lirih Seongwoo.

Setelahnya, Daniel pergi meninggalkan Seongwoo yang menangis. Dia kecewa sekaligus sakit. Hatinya terluka akibat perbuatan dan ucapan Papanya.

''Bukannya aku menyerah? Mengapa aku mengharapkan Papa membalas perasaanku, bodoh''

ᴖᴥᴖ ᴖᴥᴖ ᴖᴥᴖ

TBC

Papa | OngnielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang