11 (Hancur)

1K 134 3
                                        

ᴖᴥᴖ ᴖᴥᴖ ᴖᴥᴖ

All I hear is raindrops

Falling on the rooftop

Oh baby, tell me why'd you have to go

'Cause this pain I fell it won't go away

And today I'm officially missin you

Rindu. Seongwoo rindu Daniel. Lagu yang di putar di cafe malam ini seolah mewakili perasaannya. Sejak kejadian pagi itu—dia tidak lagi bertemu dengan anak laki-lakinya. Berbalas chat pun tidak, apalagi saling menelepon. Sekuat tenaga, Seongwoo menahan rindunya selama tiga bulan.

Sudah lima kali dia mengunjungi apartemen Daniel, namun kakinya melangkah hanya sampai depan pintu. Meninggalkan ayam goreng bumbu pedas di sana—yang entah di makan Daniel atau tidak. Seongwoo juga menahan diri untuk tidak mengirim chat pada Daniel, padahal dia ingin tahu kabar anak laki-lakinya itu. Sehat atau tidak? Makan teratur atau tidak? Uang yang di kirim Seongwoo setiap bulan cukup atu tidak?

I thought that from this heartache, I could escape

But I've fronted long enough to know

There ain't no way

And today, I'm officially missing you

Rindu. Seongwoo rindu Daniel. Air matanya menetes begitu saja. Buru-buru dia mengusapnya dengan kasar. Pekerjaannya hari ini tidak mengharuskannya pulang larut. Dia yang enggan pulang ke rumahnya yang kosong itu memilih mampir ke cafe, hanya untuk membunuh waktu sembari memikirkan Daniel. Di temani secangkir kopi hitam dan sepotong brownies cokelat serta lagu officially missing you milik Tamia, Seongwoo semakin merindukan beruangnya.

Ooh

Can't nobody do it like you

Said every little thing you do, hey, baby

Said it stays on my mind

And I'm officially

Sial. Air matanya kembali menetes. Sesak. Satu tangannya yang mengepal di gunakan untuk memukuli dadanya. Berharap rasa sesaknya cepat hilang.

''Apa yang harus aku lakukan?''

.

.

.

Di sinilah Seongwoo berada—apartemen Daniel yang kosong.

Tubuhnya mendadak lemah. Di dalam sana, tidak ada satu pun barang Daniel. Pikirannya kacau, kepalanya pening. Dia jatuh terduduk dan kembali menangis.

''Daniel—hiks''

Dia meremat kuat jasnya. Bayangan-bayangan Daniel bermunculan secara acak.

Daniel yang tersenyum ke arahnya.

Daniel yang merengek minta di buatkan makan.

Daniel yang tiba-tiba memeluknya dari belakang.

Daniel yang diam-diam mencuri kecupan di bibirnya.

Daniel yang menatapnya lembut dan Daniel yang menatapnya marah.

''Papa rindu, hiks—kamu dimana?''

Dia juga merasa panik. Buru-buru, dia mengambil ponselnya di saku celana dan mencoba menghubungi Daniel. Sayangnya, nomornya sudah tidak terdaftar. Dia semakin terisak dan reflek membanting ponselnya ke lantai. Hancur—sama seperti hatinya saat ini.

''Daniel,'' lirihnya pelan.

Pandangannya menggelap dan tubuhnya terbaring di lantai. Sebelum kesadarannya hilang, bibir tipisnya bergumam,'' jadi kamu benar-benar meninggalkan Papa?''

ᴖᴥᴖ ᴖᴥᴖ ᴖᴥᴖ

TBC

Papa | OngnielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang