ᴖᴥᴖ ᴖᴥᴖ ᴖᴥᴖ
Pintu kamar itu di bukanya perlahan lalu di tutupnya pelan. Dia melepas jas hitam dan meletakkan koper di dekat lemari. Kakinya melangkah hati-hati mendekati seseorang yang tertidur pulas di ranjang. Sebagian tubuhnya tertutupi selimut tebal berwarna biru tua.
Daniel—yang baru saja pulang dari Singapura berlutut di dekat ranjang. Dia reflek tersenyum ketika menatap Seongwoo dari jarak yang dekat. Posisi tidur Papanya itu menghadap ke kanan.
Wajah manis Seongwoo yang dia rindukan selama dua minggu ini, berada tepat di hadapannya. Dia pun memajukan wajahnya dan—
cup cup cup
memberikan kecupan ringan sebanyak tiga kali di bibir Seongwoo. Si empunya pun bergumam entah apa membuat Daniel terkekeh. Dia kembali menempelkan bibirnya pada bibir Seongwoo. Lalu bergerak pelan—menghisap bibir tipis itu dengan sangat lembut sampai si empunya membuka matanya.
Seongwoo tentu saja terkejut dan menjauhkan wajahnya dari wajah Daniel. Kesadarannya masih belum stabil. Dia mengucek mata sipitnya dan mengedipkannya berkali-kali. Lucu.
Lagi—Daniel hanya terkekeh,'' selamat pagi kucingku.''
''BERUANG?,'' teriak Seongwoo heboh. Dia langsung merentangkan tangannya dan memeluk leher Daniel erat.
''Rindu,'' lirih Seongwoo pelan. Kepalanya di usak-usakkan pada bahu si beruang.
''Aku juga rindu. Tidur nyenyak?,'' tanyanya sembari mengusap surai laki-laki kesayangannya itu.
Seongwoo mengangguk lalu melepaskan pelukannya,'' sini naik ke kasur, Papa ingin lebih nyaman memelukmu.''
Daniel menuruti permintaan Seongwoo dan naik ke kasur. Membiarkan lengan kirinya menjadi bantal kepala Papanya. Dia menghirup aroma shampoo yang menguar dari surai hitam Seongwoo. Aromanya strawberry,'' kucing, kamu mengganti shampoo?''
''Mmm iya, apa wanginya tidak enak?,'' Seongwoo mendongak menatap Daniel yang wajahnya semakin tampan dan terlihat dewasa. Sejak tahun lalu, beruang kesayangannya itu sudah bekerja di kantornya. Lebih tepatnya mengambil alih pekerjaannya sebagi Direktur.
''Wanginya enak, aku suka''
Seongwoo tersenyum manis, ''kamu tidak lelah? Papa buatkan teh madu ya?''
Daniel menggeleng,'' tidak lelah kucing, hanya sedikit mengantuk.''
''Kalau begitu tidur, mau Papa nyanyikan lagu?''
''Aku sudah bukan anak kecil kucing,'' Daniel terkekeh dan mencubit ujung hidung Seongwoo.
''Yasudah kalau tidak mau, Papa kan hanya menawarkan,'' Seongwoo mencebikkan bibirnya kesal dan merubah posisi berbaringnya menjadi memunggungi Daniel.
''Loh, jadi kucingku marah? Sensitive sekali,'' Daniel melingkarkan lengannya di perut Seongwoo dan memeluknya erat dari belakang. Dia mengusap lembut permukaan perut Seongwoo yang tertutupi kemeja,'' apa di dalam sini sudah ada beruang kecil?''
''Rahasia,'' Seongwoo menahan senyumnya.
Daniel menundukkan sedikit kepalanya. Lalu dia menumpukan dagunya pada bahu sempit Seongwoo,'' kalau iya, aku sungguh bahagia.''
Seongwoo tersenyum lebar dan menyentuh tangan Daniel lalu di tuntunnya untuk mengusap permukaan perutnya lagi,'' ini Daddymu—Daddy beruang.''
Daniel tidak bisa untuk tidak tersenyum,'' hai beruang kecilku, baik-baik di dalam sana ya.''
.
.
.
Malamnya, sebagai perayaan kehamilan Seongwoo, Daniel membawa laki-laki kesayangannya itu untuk makan malam romantis. Tepatnya di salah satu tempat makan terbuka yang berada di dekat pantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa | Ongniel
Fiksi PenggemarEND | Republish | BoyxBoy | Switch Age • WARN! DRAMA