HANA'S EYES

328 49 27
                                    

TITLE : DEUCE

AUTHOR : ANYA

WARNING : BOYLOVE/ROMANCE

DON'T PLAGIAT/ INSPIRATION, ETC

PS : Untuk yang suka dengan musik klasik, terutama piano. Bisa searching di google ^^

.

.

"Amazing..."

Hati Max menghangat dan bibirnya sontak melengkung membentuk senyum bangga saat tanpa sengaja mendengar bisikan lirih penuh kekaguman itu. Pujian yang sangat pantas diterima sosok ramping berambut ikal yang sedang membuai semua penggemar setianya dengan lantunan melodi music klasik modern yang terdengar begitu memikat. Gedung konser termegah di Australia ini dipenuhi oleh para pecinta music yang rela datang dari seluruh belahan dunia hanya untuk melihat kembalinya Marcus Stewart, si pianist jenius yang sangat berbakat.

Dari tempatnya duduk di kursi VVIP yang terletak di salah satu balkon, Max bisa melihat jelas gerakan cepat jemari-jemari panjang Marcus yang menari diatas tuts piano berwarna putih gading itu. Ekspresi wajahnya terlihat penuh emosi karena menghayati setiap lagu dan melodi yang dimainkannya. Senyum kecil diparas manisnya membuat sosok yang malam ini mengenakan setelan semi formal itu terlihat semakin menarik dan menggoda, terlebih saat dia melirik cepat pada Max.

Permainan indah dan berani Marcus itulah yang membuat sosok nakal dibalik sikap anggun itu terkenal sejak kemunculan pertamanya di konser tahunan Juilliard School. Latar belakang keluarganya sebagai putra tunggal dari seorang petenis peraih puluhan Grand Slam adalah keuntungan yang membuat Marcus dengan mudah meraih mimpinya dan diakui sebagai pianist muda paling berbakat diusia 15 tahun.

Walau tak jarang banyak yang menyayangkan bakatnya dalam pemainan tennis yang juga tidak boleh diremehkan. Marcus adalah lawan yang kuat dan tak terduga jika sedang bermain di lapangan tanah liat Spanyol, tempat yang juga menjadi wilayah kekuasaan Max.

Tapi, Max pertama kalinya bertemu si bandel yang langsung mencuri hatinya itu saat Marcus dengan seringai lebarnya memainkan sebuah lagu bertempo cepat di pesta musim panas, tepat pada hari ulang tahunnya. Hari yang sangat menyakitkan dan ingin dilupakan Max itu dalam sekejab berubah menjadi hari terindah karena di hari itu juga, dia menyadari jika ada seseorang yang mampu menghangatkan hatinya yang dingin.

Orang itu adalah Marcus Stewart!

Pria muda yang sekarang sedang memainkan melodi indah yang seperti menghipnotis semua orang. Permainan music Marcus selalu berhasil memancing semua emosi dan perasaan para penggemarnya. Mulai dari Fur Elise Beethoven yang membuat hati gembira sampai Flight Of The Bumble Bee milik Mrvica yang penuh semangat. Bahkan tidak ketinggalan Hana's Eyes yang berhasil membuat semua penikmat music menitikkan airmata mereka saat mendengar dentingan tuts piano Marcus yang tegas dan menyayat hati dengan ekspresinya yang penuh kesedihan.

"Aku ingat semuanya, Sweetheart Kau tidak perlu mengingatkanku.." gumam Max dengan suara tercekat seraya meremas kuat jemarinya sendiri saat menyadari Marcus memainkan Hana's Eyes sambil terus menatapnya tajam.

Semua kenangan yang selalu tersimpan dalam hatinya itu berputar cepat dalam benak Max dan membuat jantungnya berdetak kencang. "Dan, kali ini aku bersumpah, tidak ada apapun atau siapa pun yang bisa menggoyahkan keyakinan dan cinta kita lagi!" Perlahan bibir Max mengukir senyum lebar saat tatapannya bertemu dengan mata indah Marcus yang berkilau penuh cinta.

Selama bertahun-tahun Max hanya menyimpan semua perasaannya dan menatap dari jauh sosok yang menjadi sumber semua semangatnya. Terus berusaha membohongi dirinya sendiri dengan bersikap dingin pada Marcus yang juga selalu ketus padanya. Hingga suatu malam, setelah kemenangan pertamanya di Paris, Max menyerah. Untuk pertama kalinya, petenis pria terbaik itu mengaku jika dirinya sudah jatuh cinta pada pianist muda yang terkenal dengan julukan The Face itu.

DEUCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang