REVERT

3.7K 410 204
                                    

Chapter 15

Tetsuya terbangun dari tidurnya saat mendengar suara Karma menangis kencang. Dia buru-buru bangun, tapi tidak bisa karena sesuatu yang cukup berat menimpa dirinya. Kesadarannya yang belum kembali sepenuhnya membuat Tetsuya masih belum paham akan keadaan.

“Huweeeeee!” Suara Karma menangis semakin kencang.

“Karma, kau menangis, sayang?” Tanya Tetsuya dengan suara serak.

“Aya jahat!”

“A-ayah? Sei-kun?”

Tetsuya merasa lehernya geli, dan saat kesadarannya telah sepenuhnya kembali, dia tak bisa untuk tidak merona.

Akashi memeluknya erat atau setengah menindih, sambil menelusupkan kepalanya pada perpotongan leher Tetsuya. Dan yang membuat Tetsuya tidak bisa tidak tambah memerah lagi adalah hidung Akashi yang seperti menghirup aroma tubuhnya.

“Huweeeee, ibu dimakan aya!”

“Ka-Karma,” Tetsuya ingin menenangkan anaknya, tapi pelukan Akashi terlalu erat. Kemudian matanya melihat Karma berlari keluar kamar, dan kembali membawa sebuah boneka yang cukup besar.

Dengan susah payah, Tetsuya bisa melihat bahwa Karma mencoba naik ke ranjang dengan membawa boneka kuma miliknya. Sebenarnya, lucu dan menggemaskan sekali melihat Karma dengan pipi gembilnya yang memerah saat berusaha naik keatas, tapi Tetsuya mencoba tidak tertawa.

Dan saat tubuh mungil nan gemuk itu berhasil naik, Karma berdiri disamping Akashi yang terlelap.

“Lasakan!” Dan boneka itu dipukulkan pada sang ayah yang masih tidur dan kelihatan nyenyak, “Ini lasakan!” Pukulnya beberapa kali dengan tenaga yang lumayan.

Sedang Akashi yang dipukul, hanya bergerak sedikit, dan lanjut tidur sehingga membuat Karma semakin terlihat kesal.

“Lasakan Kuma-cha!” Kemudian dipukulkannya lagi, kali ini tubuh mungilnya ikut menindih punggung Akashi telak.

“Ngggh..” Sampai akhirnya, suaminya bergerak pelan, “Karma, masih pagi untuk bermain.” Ujar Akashi yang sepertinya masih setengah sadar.

“Aya makan ibu!”

Buk! Punggung kembali dipukul.

Begitu mendengar kalimat Karma, Akashi sepertinya langsung terbangun, dan mendapati Tetsuya dibawah tindihannya.

Pelukan atau tindihan dilepaskan segera, Akashi bangun sambil merapikan piyama-nya, “Ohayou.” Ujarnya sambil memalingkan muka. Seolah tidak terjadi apa-apa.

“Huweeee, aya jahat!”

“O-Ohayou,” Jawab Tetsuya pelan. Ah, sungguh memalukan, “Aku akan membuat sarapan.” Tetsuya bangun, namun dihadang Karma yang wajahnya penuh air mata.

“Mau ibu.”

Ohayou, jagoan.” Lalu dikecupnya kedua pipi gembil anaknya, dan dipeluk dengan penuh sayang, “Jangan menangis,”

Karma memeluk leher Tetsuya erat, dan menggeleng saat Akashi meraihnya.

“Karma mau tidur lagi atau ikut ibu bikin sarapan?”

“Tidur lagi saja,” Akashi menjawab, “Dia masih mengantuk sepertinya.” Kemudian Karma diambil, “Ayo sama ayah.”

Karma diam, tapi lalu mengangguk, dan langsung terlelap begitu Akashi membawanya kembali ke ranjang.

REVERTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang