X menatap datar ke arah tiga orang yang telah menginvasi daerahnya tanpa permisi.
"Aku dengar kau sedang mencari gen alpha?" tanya BI tanpa canggung walau mendapat tatapan malas dari X.
Yang ditanya bukan menjawab malah memperhatikan keadaan diluar, dimana polisi sudah mulai membersihkan sisa-sisa kejadian dan membawa orang-orang yang terluka akibat serangan gen zero.
Beberapa karyawan beserta sebagian kecil pelanggan yang sebelumnya bersembunyi di ruang bawah tanah juga sudah kembali ke café. Walau lebih banyak yang memilih pulang dari café melalui pintu belakang.
"Hei, X! I'm talking to you," geram BI yang merasa tidak dipedulikan oleh X.
"Apa kita kenal dekat hingga kalian duduk di meja yang sama denganku dan bertanya tentang apa yang kulakukan?" kesal X yang menatap tajam ke arah BI.
"Hei, ayolah ...." Ucapan BI terpotong karena X pergi meninggalkan ketiga orang itu dengan cepat untuk mengejar gen alpha yang baru saja keluar.
Dia tidak boleh kehilangan ketiganya lagi jika ia ingin rencananya cepat terlaksana. Ia merasa sudah terlalu lama membiarkan rencananya terkatung-katung, jadi ia harus bergerak cepat. Terlebih karena keadaan organisasi yang berantakan pasca meninggalnya Cynthia Koo.
X sedang berjalan menyusuri sebuah gang yang cukup sepi ketika seorang gadis menghalangi langkahnya dengan bersender ke salah satu tembok dengan sebelah kakinya menginjak dinding di hadapannya.
Wajahnya tertutup setengah dengan steampunk masknya, tapi X bisa mengenalinya dengan mudah.
"Kenapa kau mengikuti kami?" tanya gadis yang menghalangi jalannya dengan nada malas. Seakan tidak mengharapkan jawabannya.
X tersenyum menanggapi pertanyaan gadis itu, "Kau tidak mengenaliku, Lalice?"
Lalice sama sekali tidak terkejut ketika pria yang seperti kekurangan paparan sinar matahari itu mengenalinya, karena ia juga mengenalnya. Si pria yang sengaja mencari perhatian mereka di perjalanan kereta setahun lalu.
"Oh iya, sebelum kita berbincang, bagaimana jika dia ikut bergabung!" ujarnya sambil menunjuk menggunakan ibu jarinya ke arah belakang dimana Eunwoo memang bersembunyi di salah satu ceruk pintu.
Eunwoo yang mendengarnya melangkah keluar dengan santai dan berjalan melewati X menghampiri Lalice. Keduanya memang sudah memperkirakan kalau X bukanlah lawan yang mudah, jadi mereka memang tidak terkejut saat X mengetahui keberadaan Eunwoo yang sedang sembunyi.
"Kau ada di sana kan?" tanya Lalice menatap tajam ke arah X yang cuek.
"Di mana?"
"Jangan berpura-pura bodoh, X. Kami tahu kau menonton kami di pelabuhan. Jangan kau kira kami tidak mengetahuinya, kami hanya tidak ingin peduli denganmu."
X tertawa senang. Ia sungguh tidak salah ingin merekrut mereka sebagai anggota team-nya. Lalice, Eunwoo, dan June benar-benar generasi yang ia butuhkan untuk rencananya, mereka.
"Aku hanya ingin melihat seberapa hebatnya kalian, secara setahun yang lalu kalian tidak ingin memperlihatkannya secara langsung padaku," jawab X tak acuh.
"Apa yang sebenarnya kau inginkan?" tanya Eunwoo yang menatap waspada pada setiap gerakan X.
"Kalian tahu jawabannya. Aku sudah mengatakannya sejak bertemu kalian setahun yang lalu."
Eunwoo benar-benar geram sekarang. Pria pucat dihadapannya ini jelas bukan orang yang menyenangkan.
"Jadi bagaimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Angel of Death - Encounter
ActionSeason 1 : The Angel of Death - The Beginning Season 3 : The Angel if Death - Finale *** ⚠🔞 Warning : This story contains violence, indecent language and adult contains!! Please be wise 🔞⚠ *** Where Lalice, June, and Eunwoo are so close to their t...