Waktu sudah menunjukkan pukul 1.42 pagi. Di saat orang-orang terlelap terbuai mimpi, hutan yang kini sudah berubah menjadi arena pembantaian masih belum juga tenang.
Para binatang pemakan bangkai berpesta-pora menikmati bangkai-bangkai yang berserakan di seluruh penjuru hutan. Burung-burung berbulu sepekat malam terbang rendah sambil berkoak-koak. Udara semakin pekat akibat bercampur dengan bau darah dan daging mentah.
Bulan purnama yang tadinya bersinar terang kini mulai tertutup awan, menghasilkan semburat cahaya misterius yang membuat hutan distrik 134 semakin mencekam.
Bobby berjalan tenang sambil memanggul kampak besarnya sambil sesekali mendapat peringatan dari Jisoo akan adanya binatang liar di dekatnya. Tidak ada yang menarik di dekatnya selain pemandangan yang sangat mengenaskan akibat sisa-sisa pertempuran.
Di saat Bobby menghabiskan malamnya dengan bosan, BI saat ini sedang berhadapan dengan salah satu kelompok pemberontak yang tersisa, Xander dari One Eye.
"Kukira anjing pemerintah sudah tewas semua," desis seorang pria bertubuh kurus tinggi dengan wajah chubby.
BI hanya tersenyum miring di balik topengnya tanpa menjawab, tapi tetap menatap waspada pada setiap gerakan si pria. Tangannya sigap menggenggam senjatanya yang menyerupai katana.
Setelah berdiam diri saling memandang mempelajari satu sama lain, BI melesat menghilang dari pandangan Xander. Membuat Xander terkejut lalu dengan hati-hati berjalan di atas dedaunan kering yang berserakan di atas tanah sambil menajamkan indra pendengarannya.
Sesekali ia menoleh cepat atau berhenti mendengarkan sekitarnya, tapi BI tidak ditemukan dimana pun. Hingga ia menyadari ada bayangan aneh diantara dua pohon di dekatnya.
Bagai gerak lambat, Xander mendongak namun sudah terlambat. Karena begitu ia melihat BI yang sedang memeluk pohon, saat itu pula BI melepas pegangannya dan terjun tepat di atas tubuh Xander.
Akibat hantaman BI yang tertarik grafitasi, pelipis Xander robek dan menyebabkan pusing hebat hingga ia terhuyung ke belakang dan terjatuh.
Sambil menyeringai dibalik topengnya, BI menggenggam katananya dan kembali menyerang tanpa membiarkan Xander bersiap terlebih dulu. Tapi, ternyata Xander tidak selemah itu, karena walau hanya memiliki waktu sedetik, Xander berhasil menangkap mata pedang BI. Kemudian menariknya sehingga BI ikut maju lalu menendang BI tepat atas perutnya.
Menyebabkan BI muntah darah, terpental, dan melepas katananya. Kini keadaan terbalik, Xander sudah lebih dulu bangkit sambil menggenggam katana BI.
"Damn!" desis BI berusaha secepat mungkin berguling ketika dengan cepat Xander menusukkan katana BI ke atas tanah yang tadinya tempat dada kanan BI berada. Jika sedetik saja BI telat, jantungnya pasti sudah bocor dengan senjatanya sendiri.
Tanpa jeda, Xander kembali berusaha menyerang BI yang sudah melompat berdiri walau perutnya masih nyeri. Namun, Xander sama sekali tidak membiarkan BI berdiri tegak dan lagi-lagi menyerang BI dengan katana. Hanya saja, kini BI sudah lebih siap dan dengan sigap menghantam Xander tepat di cengkraman tangannya. Menyebabkan tulang jari tangannya retak sehingga melepas genggaman katananya.
Kini keduanya saling berdiri dengan tangan kosong lalu kembali saling menyerang dan menangkis. Sampai pada akhirnya, BI berhasil menangkap tangan kanan Xander. Lalu dengan cepat BI menunduk, memutar membelakanginya dan menyikut ulu hati Xander tanpa bisa dihindari oleh Xander.
Akibatnya, tubuh Xander terdorong ke belakang menabrak pohon dan menghancurkannya karena kencangnya benturan.
Xander berteriak karena kesakitan dan marah. Namun belum juga berhenti teriakannya, BI sudah melesat mengambil katananya yang tergeletak di atas tanah, menghampiri Xander dan menebas lehernya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Angel of Death - Encounter
ActionSeason 1 : The Angel of Death - The Beginning Season 3 : The Angel if Death - Finale *** ⚠🔞 Warning : This story contains violence, indecent language and adult contains!! Please be wise 🔞⚠ *** Where Lalice, June, and Eunwoo are so close to their t...