11. Distrik 133

538 114 10
                                    

Keesokan harinya; June, Lalice, dan Eunwoo kembali ke distrik 133. Tujuan mereka hanya satu, yakni menemukan berkas yang disimpan Gourmet. Mereka yakin jika Gourmet menyembunyikan sesuatu tentang organisasi yang belum mereka ketahui.

Sisa-sisa invasi malam sebelumnya masih terpampang jelas. Tower-tower yang menjadi saksi bisu pertempuran mereka kini terlihat semakin mengerikan karena sebagian sisinya runtuh dan sebagian besar unit hancur. Memang tidak ada korban jiwa di antara manusia normal, namun karena karena setengah dari tower-tower yang ada sudah tidak layak huni maka banyak yang kehilangan tempat tinggal mereka.

Ketiganya berjalan menyusuri daerah apartemen tanpa membuat suara. Menggunakan kegelapan dan pakaian mereka yang serba hitam untuk menyamarkan keberadaan mereka. Karena X bisa saja mendengar dari desas-desus penghuni apartemen. Mereka memang berjanji bekerja sama, tapi belum sepenuhnya mempercayai X.

Belum ada orang dari organisasi yang terlihat di daerah itu. Namun cepat atau lambat, organisasi pasti akan mengklaim daerah kumuh itu karena sudah tidak ada lagi group pemberontak yang tinggal di daerah apartemen tersebut.

Karenanya, mereka harus bertindak cepat. June memimpin gerakan mereka karena dia sudah menemukan tempat yang sepertinya menjadi tempat Gourmet menyimpan berkas rahasia mereka. Setidaknya, ia cukup yakin kalau Gourmet akan menyimpan di tempat yang sekarang mereka tuju.

Ketiganya berjalan menuju lapangan — yang lebih mirip seperti lapangan penimbunan barang bekas karena banyaknya barang tidak terpakai yang bertumpuk berantakan — luas di belakang bangunan apartemen.

Sambil masih menyembunyikan diri di balik bayangan-bayangan dan gelapnya malam, June menuntun Eunwoo dan Lalice ke arah saluran air pembuangan.

June lantas membuka tutup saluran tersebut dan langsung menuruni tangga yang terbuat dari pipa yang di tanam di dinding selokan.

"Cepat turun, kalian nunggu apa sih?" gerutu June menatap Lalice dan Eunwoo yang enggan turun karena bau yang kurang bersahabat menguar dari dalam selokan, tapi kemudian akhirnya mengikuti June yang kini sudah menatap mereka kesal sambil menyilangkan tangannya di depan dadanya.

"Ugh! Bau tau. Kami kan harus mempersiapkan hati dan pikiran untuk masuk kesini," gerutu Lalice begitu menjejak lantai selokan dan mendapatkan cibiran malas dari June. Sedangkan Eunwoo, menutup tutupan selokan terlebih dahulu sebelum ia menyusul Lalice yang sudah duluan sampai.

"Berisik! Ikuti aku!" seru June.

Ketiganya menyusuri selokan yang berbentuk seperti kubah dengan tinggi dan lebar sekitar tiga meter. Di bagian tengah selokan tergenang air yang hanya setinggi 5 - 10 sentimeter sedangkan di bagian sisi kiri dan kanannya terdapat trotoar selebar sekitar setengah meter.

Dinding hingga atap selokan yang terbuat dari batu dipenuhi lumut dan beberapa tanaman rambat sehingga beberapa diantaranya menjuntai cukup panjang.

Setelah terasa seperti perjalanan berjam-jam, akhirnya ketiganya mencapai ujung selokan. Sebuah ruangan besar yang merupakan tempat pertemuan lima selokan yang berbeda. Di salah satu dinding ruangan yang berbentuk lingkaran itu terdapar sebuah pintu besi berbentuk huruf U terbalik yang berkarat dan berdaun dua. Dimana di bagian kedua handle nya terdapat rantai yang mengikat dan dikunci dengan sebuah gembok besar.

"See! I told you! Aku tahu dimana mereka menyembunyikan berkas mereka," ujar June yang melangkah mendekati pintu besar itu. "Lice, tolong buka!""

"Yak! Augh! Apa kau lupa aku itu perempuan?"

"Lalu apa kau lupa kalau kau yang paling kuat diantara kita?" desis June tak acuh sedangkan Eunwoo hanya mengusap puncak kepala Lalice dengan sayang dan tersenyum. Senyuman yang mampu membuat siapa pun meleleh namun sayangnya tidak berlaku untuk gadis cantiknya.

The Angel of Death - EncounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang