Selamat pagi minggu! \^-^/
Selamat membaca readers!
•
•
•
•Sekelompok siswi tengah berdiskusi mengenai pembagian tugas kelompok di salah satu taman sekolah.
“Kalau gitu kita kerja kelompok di mana, nih?” Tanya salah satu siswi.
“Di rumah Nara aja gimana?”
“Ra? Lo setuju kan?”
“Boleh.” Jawab Nara.
“Ya udah hari ini pulang sekolah kita langsung ke rumah Nara, jangan lupa kasih tau Sheina, Ra.” Kata si ketua kelas.
“Iya.”
“Ya udah kalo gitu kita ke kelas duluan ya, Ra. Bye.” Setelah bersepakat mereka pun pamit pada Nara yang terlihat enggan meninggalkan tempat tersebut.
“Hmm.” Nara hanya mengangguk sembari bergumam. Ia melanjutkan bacaan buku tentang sosial yang sempat tertunda.
Belum sampai 1 halaman ia baca, gangguan kembali muncul.
“Eh Ratu Elsa kok sendirian di sini?” Tanya si pengganggu.
“Ratu Elsa pantat lo!” Sinis Nara. “Mau ngapain sih, El?” Lanjutnya.
“Mau nanya, pacar gue kemana ya? Kok gak keliatan dari pagi.”
Yap, si pengganggu adalah pacar kesayangan Sheina yang juga temannya Arsa. Aksel namanya.
“Gak masuk, sakit.” Jawab Nara seadanya.
Saat Nara hendak pergi meninggalkan Aksel, ada seorang adik kelas menghampiri mereka, Nara lebih tepatnya.
“Apa?” Tanya Nara galak.
“Kak, minggu depan gue lomba catur se-provinsi. Kalo gue masuk tiga besar, mau gak jalan sama gue sehari aja?” Ucap si adik kelas.
“Heh, lo gak tau dia pacar siapa?” Serobot Aksel.
“Tau kak.”
“Kalau gitu sana minta ijin sama pacarnya, itu pun kalau lo berani.” Telak.
Si adik kelas menatap lesu pada Nara yang tidak terlihat akan membelanya. Akhirnya si adik kelas pun pergi meninggalkan mereka berdua.
“Heleh! Pecundang, gitu aja kabur!” Ledek Aksel.
Nara tidak berniat meladeni Arsa dan saat akan melangkah, lagi-lagi dicegah Aksel.
“Apaan sih, lo? To the point deh. Gak mungkin lo gak tau Sheina kemana. Jadi langsung aja gak usah basa basi busuk.” Ucap Nara dengan ketus.
“Sini duduk dulu, buru-buru amat sih.” Aksel menarik Nara untuk duduk kembali.
“Yaa... gimana ya, gue... mau nanya aja sih. Ehm... Ra, lo.. cinta gak sih sama Arsa?” Pertanyaan Aksel membuat Nara mengerutkan dahinya heran.
“Menurut lo?” Tanya Nara balik.
“Ya mana gue tau.” Jawab Aksel sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Kalau gitu gak usah kepo.” Kata Nara dengan datar. Ia pun melangkah pergi dari tempat itu, tapi sebelum jauh ia berbalik dan berkata.
“Dan suruh temen lo itu tanya sendiri, itu pun kalau dia berani.” Menirukan gaya bicara Aksel pada si adik kelas tadi. Setelah tersenyum sinis mematikan, Nara pun melenggang pergi.
“Buset ceweknya Arsa gini banget! Kok bisa tau sih? Sampe merinding gue.” Gumamnya sambil menatap punggung Nara yang semakin menjauh.
🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS | [END] ✔
Подростковая литератураIni bukan cerita tentang si baik yang selalu tersakiti. Bukan pula tentang si jahat yang selalu kejam. Katanya sih : "Orang jahat itu berasal dari orang baik yang tersakiti." How about Nara Hali Carlene? Si most wanted girl yang punya pacar most wa...