16. Their Feeling

18.9K 2.3K 401
                                    

Haiii bubble 🖐🏻
Stay with Antagonis yaa
.
.
.
♤♤♤

Hari ini sudah memasuki hari ketiga ujian akhir semester, yang artinya siswa kelas 12 tinggal beberapa bulan lagi berada di sekolah. Setelah hari dimana Nara memutuskan hubungannya dengan Arsa, cowok itu juga belum bertemu Sava. Lebih tepatnya Arsa yang menghindari gadis itu, karena beberapa kali terlihat Sava menghampiri Arsa.

"Arsa! Bisa ngomong sebentar gak?" Tanya Sava yang sudah menunggu di depan ruang ujian Arsa.

"Bisa, nanti setelah ujian." Jawab Arsa dingin, cowok itu pun berlalu dari hadapan Sava.

Gadis itu menghela napas pelan sambil menatap nanar Arsa yang semakin jauh.

Kabar putusnya Arsa dan Nara tentu saja menggegerkan sekolah. Pasalnya kalau dulu mungkin ini adalah momen yang sangat ditunggu, banyak cowok yang ingin menggantikan posisi Arsa begitu pun sebaliknya, banyak cewek yang ingin menggantikan posisi Nara.

Tapi keadaan sudah berbeda, justru sekarang banyak yang menyayangkan kandasnya hubungan mereka berdua. Dan tentu saja Sava langsung menjadi santapan kebencian. Bully-an yang diterima Sava semakin parah, tapi sekarang sepertinya mental gadis itupun semakin kuat.

"Hai! Ratu trending sekolah."

Dengan malas Sava beranjak dari tempatnya, tapi perkataan Inggrid menghentikan langkahnya.

"Gue gak nyangka lo bisa sukses!"

"Yah, gue akuin deh gue bangga sama lo. Cewek yang gak ada apa-apanya bisa bikin Arsa putus sama Nara." Lanjutnya. Sava masih diam mendengarkan ucapan Inggrid.

"Tapi rumor itu bener gak sih? Lo pake 'harga diri' lo buat narik perhatian Arsa? Aduh gak nyangka deh Arsa cowok kayak gitu." Setelah mengatakan itu Inggrid pun melengos meninggalkan Sava yang tengah mengepalkan kedua tangannya.

Memang berhembus kabar buruk seperti itu. Yang membuat Sava dipandang jijik oleh kebanyakan siswa, bahkan Sava sempat dipanggil oleh guru BK untuk mengkonfirmasi berita itu. Sava tidak tahu apakah Arsa dipanggil juga atau tidak karena Arsa benar-benar memutus kontak dengannya.

🍁

"Halo Om. Gimana kabarnya?"

"Kabar baik, kamu gimana,Sa? Kok kayaknya sekarang kamu jarang main ke rumah."

"Iya maaf om. Beres ujian Arsa pasti sering-sering lagi main ke rumah." Arsa tak yakin dengan jawabannya sendiri, terlihat ia mengusap tengkuknya.

"Oh iya, Sa. Om titip Nara ya. Sore ini Om ke Singapore, kantor cabang disana sedikit bermasalah. Jadi tolong sesekali tengok Nara di rumah ya."

Arsa yang terkejut langsung terduduk dari posisinya yang setengah berbaring. "Baik Om. Arsa bakal jagain Nara kok, Om tenang aja."

"Terima kasih ya, kalo gitu Om tutup teleponnya ya."

Apa kabar Nara? Rasanya sudah lama sekali Arsa tidak bertegur sapa dengan gadis itu, setelah hubungan mereka berakhir. Arsa masih mengawasi Nara, dari jauh. Kalau saja akal sehatnya hilang, mungkin setiap melihat Nara ia akan mengambil langkah lebar menuju gadis itu.

Jam 7 malam meja makan keluarga Didrika menyajikan berbagai makanan yang terlihat lezat. Tidak hanya aromanya, tapi tampilannya juga sangat menggiurkan. Mami Arsa memang sangat hobby memasak.

"Sa, Papi denger papanya Nara perjalanan bisnis ke Singapore selama empat hari ke depan." Celetuk Juna melihat putra semata wayangnya diam sedari tadi.

ANTAGONIS | [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang