.
.
H E L O
.
.Sebuah rumah kecil yang berada di pemukiman padat di tengah gang adalah tempat tinggal Sava Alana. Seorang gadis yang hidup serba kekurangan, ibunya menjadi TKW di timur tengah tak pernah kembali, sedangkan ayahnya menikah lagi pergi meninggalkan dia.
Akhirnya Sava tinggal dengan neneknya.“Nek, Sava berangkat sekolah dulu ya.”
“Ini bekal kamu, nak.” Nenek Sava mengeluarkan beberapa uang receh dari dompet kecilnya.
“Gak usah nek, Sava masih ada kok.” Tolak Sava.
“Hati-hati, belajar yang rajin supaya kamu bisa hidup enak nanti.” Ucap Nenek menatap pilu ke arah Sava.
“Pasti nek, sabar ya. Sebentar lagi Sava lulus sekolah dan akan kuliah sambil kerja yang lebih baik.” Kata Sava menggenggam tangan keriput neneknya.
Seperti biasanya, bagi anak-anak biasa seperti Sava bisa naik kendaraan umum pun sudah bersyukur. Meskipun terkadang duduk berhimpitan dan bau yang tak karuan.
Setelah sampai di sekolah, Sava melihat mobil mewah baru saja memasuki gerbang sekolahnya. Menatap sambil berangan andai ia bisa duduk nyaman dimobil itu. Mobil Arsa.
Sava melihat Arsa dan Nara keluar dari mobil itu. Bukannya kepo, tapi gosip apapun tentang mereka berdua memang cepat tersebar. Dari mulai mereka pacaran sampai saat ini hampir 3 tahun.
Banyak yang bilang hubungan Arsa dan Nara tidak harmonis, jangan salahkan penyebar gosip karena memang keduanya tidak pernah terlihat seperti orang berpacaran. Mereka lebih terlihat seperti orang asing yang pura-pura dekat.
“Sav, lo mau ke perpus?” Tanya salah satu teman kelasnya.
“Iya.” Jawabnya sambil tersenyum.
“Titip buku ini dong balikin kesana.” Ucapnya sambil menyodorkan sebuah buku.
“Gak bisa, Ris. Kan harus ada tanda tangan peminjam.” Tolak Sava.
“Ya tinggal lo asal aja kenapa sih, ribet amat lo.”
“Yaudah sini.” Ucap Sava pasrah.
Selalu begitu, Sava memilih menurut dan cari aman. Tidak di bully secara brutal dan hanya disuruh-surun menurut Sava lebih baik. Terkadang mereka memberi upah dari apa yang Sava lakukan. Sava tidak pernah menolak upah itu, ia tidak akan munafik karena ia memang membutuhkannya.
Saat mencari buku yang menarik untuk dibaca, di sisi lain rak buku itu ada Arsa yang juga sedang mencari buku. Sava tergugup saat Arsa mengambil salah satu buku tepat di depannya.
“Lo... Sava kan?” Tanya Arsa.
“E-eh iya. Hai Sa.” Jawab Sava.
“Gue duluan.” Pamit Arsa dan langsung melenggang meninggalkan Sava.
Sava tersenyum dan bergumam. “Lo beda dari pacar lo, Sa.” Dan lagi-lagi ia melihat tangan yang sempat bersalaman dengan Arsa tempo hari.
Sava membuka ponselnya, ia melihat jumlah tabungan yang ia punya. Setelah melihat nominalnya Sava menghela napas.
“Kayaknya gue harus cari tambahan lain. Semangat Sav.” Ucapnya pada diri sendiri.
🍁
Sepulang sekolah, Sava akan bergegas pulang ke rumah untuk menyimpan tas sekolah dan berganti baju setelah itu ia pergi ke kafe tempatnya bekerja.
Di tengah perjalanan saat melewati toko buku, Sava melihat Arsa. Senyumnya mengembang, ia hendak menghampiri Arsa sampai akhirnya seorang gadis lebih dulu menghampiri Arsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS | [END] ✔
Novela JuvenilIni bukan cerita tentang si baik yang selalu tersakiti. Bukan pula tentang si jahat yang selalu kejam. Katanya sih : "Orang jahat itu berasal dari orang baik yang tersakiti." How about Nara Hali Carlene? Si most wanted girl yang punya pacar most wa...