17. Usaha

18.6K 2.1K 636
                                    

E N J O Y
.
.
B U B B L E
.
.
.
♤♤♤♤♤

Ujian akhir semester ganjil telah selesai, para siswa bisa sedikit bernapas lega sebelum akhirnya kembali berjuang untuk menghadapi semester akhir. Menambah waktu belajar dan mengurangi waktu bermain, kewajiban mutlak.

Bergeser sedikit dari topik tentang belajar, kini gosip baru mulai merebak di antara murid SMA Radinka. Kabar Nara telah move on dan punya pacar baru yang tak kalah keren dari Arsa, mulai tercium saat Dipta rajin mengantar jemput Nara ke sekolah.

Banyak yang meledek Arsa karena cowok ini malah mendapatkan seseorang yang segalanya jauh di bawah Nara. Dan bicara tentang Sava, gadis itu menuruti permintaan Arsa untuk bicara dengannya setelah ujian. Jadi hari ini, Sava menunggu Arsa di depan mobil milik cowok itu.

Gadis itu menunggu dengan gelisah sembari memainkan jari tangannya, cukup lama menunggu sampai akhirnya seseorang yang ditunggu pun menunjukkan batang hidungnya.

“Bisa ngomong sebentar?” Tanya Sava, Arsa mengangguk mengiyakan.

“Gak di sini.” Ucap gadis itu dan mengajak Arsa ke lorong sekolah yang sepi.

Sava berhenti melangkah dan berbalik menghadap Arsa yang menatapnya datar.

“Gue minta maaf. Gue bener-bener gak tau semuanya bakal jadi kayak gini.” Gadis itu menatap Arsa, berusaha berbicara setulus mungkin.

“Satu pertanyaan gue. Kenapa lo cium gue?” Akhirnya Arsa pun bersuara.

Sava terdiam tidak tahu harus menjawab seperti apa, ia menggigit bibirnya kuat dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Melihat tidak ada tanda Sava akan menjawab, Arsa pun berbalik berniat untuk pulang. Tapi baru beberapa langkah Sava menghentikannya, bukan dengan cara yang biasa, gadis itu memeluknya dengan erat dari belakang.

“Gue... gue suka sama lo, Sa!” Ucapnya.

Deg!

Arsa terbelalak tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

“Gue suka sama lo, dari lama. Gue udah coba tahan perasaan ini, tapi makin deket sama lo perasaan ini pun makin besar.” Lanjutnya, melepaskan pelukan dan beralih berdiri di hadapan Arsa.

“Lo... suka, kan sama gue?” Tanya Sava, gadis itu menatap kedua retina Arsa mencari jawaban.

Gelengan.

Itulah jawaban Arsa.

“Gue gak pernah anggap lo lebih dari temen.”

🍁

Di sebuah rumah minimalis jauh dari kata mewah, Sava makan bersama sang nenek dengan lauk seadanya. Melihat itu, nafsu makan Sava tiba-tiba saja hilang.

“Kenapa, Sav? Gak enak makanannya?” Tanya nenek Sava.

“Nek, kenapa sih Sava harus jadi orang miskin yang gak punya apa-apa?” Celeuk Sava mengagetkan neneknya, pasalnya selama ini Sava memang tidak pernah mengeluh atas kehidupannya.

“Ada apa?” Nenek Sava ikut menghentikan makannya.

Tangannya mengepal, sorot mata memperlihatkan ada guratan kecewa, marah, dan sedih.

“Kenapa hidup Sava sial banget? Ditinggal orang tua, miskin, hidup di rumah jelek, bodoh, gak cantik. Sava gak pernah dapet apa pun yang Sava mau. Sava muak!” Pekiknya sambil menangis, meraung keras seperti anak kecil.

ANTAGONIS | [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang