21. Status

18.8K 2K 232
                                    

Hiii bubble!!
Salam cuyung dari author yang lagi galau
di malam minggu sendu ini 👉🏻👈🏻
.
.
Lol
.
.
.
Enjoy reading!

♤♤♤♤♤


Nara mengerjapkan matanya, perlahan ia dapat melihat jelas orang-orang yang nampak khawatir dan lega berdiri mengelilinginya.

"Ra, sayang bisa lihat papa?" Tanya Rahadi, Nara mengangguk.

Ia melihat Papanya, Sheina, Aksel, bahkan Dipta, tapi... di mana Arsa?

"Papa ke bagian administrasi dulu sebentar ya, sekalian panggil dokter." Lagi-lagi Nara mengangguk. "Shein, titip Nara, ya."

"Iya om."

Sepeninggal Rahadi, Sheina menatap tajam ke arah Nara. Kemudian menggeplak lengan Nara dengan kesal.

PLAKKK

"Kurang ajar lo ya! Mau ada drama kayak gini lo gak bilang dulu sama gue? Lo tau gak, tadi gue kayak orang bego?"

"Sakit tau! Sorry, gak niat se-drama ini kok. Gue improf aja gitu." Jawabnya sembari mengelus lengan yang dipukul Sheina.

"Improf? Improf lo bilang? Kalo sampe fatal gimana, ha? Liat noh muka lo gak mulus lagi, mampus!"

"Masa sih? Coba ambilin kaca."

Sheina menganga tak percaya bahwa orang di hadapannya ini baru saja mendapat lima jahitan di kepala sedikit mengenai dahi mulusnya.

"Wahhh, daebak! Lo udah kayak psycho, Ra! Wahhh, gue-"

"Berisik Shein. Lo ngomel dari Nara masih dioperasi sampe udah buka mata gak ada berhentinya." Sela Dipta sambil memberikan kaca yang ada di samping tas Sheina.

Kemudian perhatian Dipta beralih ke arah Aksel yang sedang memainkan ponselnya, "kuping lo gak keriting denger cewek lo ngomel kayak gini?"

Aksel terkikik geli menanggapi pertanyaan Dipta.

"Ini sih kecil, bisa ketutupan rambut." Ujar Nara yang sedang memeriksa seluruh bagian wajahnya.

"El, lo gak ada niatan nanyain kabar gue gitu?"

"Liat lo udah bisa debat sama Sheina, berarti lo baik-baik aja."

"Btw, Arsa mana?"

Dipta yang berada di samping Nara sontak menoleh dengan raut wajah yang sangat jelas menunjukkan ketidaksukaan, sebaliknya dengan Aksel dan Sheina yang tersenyum penuh arti.

"Nyelesain masalah." Jawab Aksel singkat.

🍁

"Cctv udah gue kasih ke kepala sekolah, tinggal nunggu keputusan Nara sama Papanya. Gue gak nyangka kalian bisa se-gila ini, terlebih lo Sava!"

Saat ini Arsa berdiri di hadapan empat orang penyebab keributan di sekolah hari ini. Alisnya bertaut, rahang mengeras, juga kepalan tangan yang mengerat. Kalau yang di depannya ini laki-laki, mungkin mereka sudah habis di hajar Arsa.

Gadis yang di sebut namanya oleh Arsa barusan bergerak gelisah, pandangan yang tidak fokus serta kedua tangan yang saling bertaut menunjukkan betapa tidak tenangnya ia saat ini.

Arsa pun hendak beranjak pergi saat ponselnya bergetar, "A-arsa tunggu! Tolong! Tolongin gue! Gue gak mau sampe dikeluarin dari sekolah, Sa! Tolong bujukin Nara! Gu-gue, gue beneran nyesel!" Sava memohon dengan air mata sudah menumpuk di pelupuk matanya.

ANTAGONIS | [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang