I'm not in love
So don't forget it
It's just a silly phase I'm going through
*
Semua orang—bahkan mungkin, mungkin saja, seluruh isi dunia tahu bahwa Jennie Kim adalah mahluk paling kejam, jahat dan buruk abad ini.
Bagaimana tidak?
Kemarin, tepat saat bel pelajaran terakhir berbunyi, tanpa sebab, Jennie dengan enteng dan lantang mendeklarasikan kepada teman-temannya dan seluruh manusia yang bertumpah ruah di lorong sekolah bahwa dia hanya bermain-main dengan perasaan si Gadis Baik-Baik Kim Jisoo, yang dimana sudah menjadi kekasihnya selama enam bulan terakhir.
Semua orang yang tidak menyukai Jennie maupun para sahabat Kim Jisoo semakin membencinya.
Para penggemar dan pengikut Jennie menganggap itu sebuah hal menakjubkan dan lumrah untuk seorang Jennie The Great.
Tapi untuk Kim Jisoo, itu adalah patah hati dari cinta pertamanya yang paling buruk.
...Meski Jisoo tidak pernah menangis. Ia tetap sadar, perpisahannya dengan Jennie bukan hanya tentang luka yang ditinggalkan gadis itu pada dirinya.
Dampak dari kekejaman permainan Jennie lebih banyak dan beragam.
Mulai dari yang sepele yaitu Jisoo yang tidak lagi imun dari semua hal buruk yang ada disekolah dan malah menjadi bulan-bulanan para pengikutnya.
Hingga rasa percaya dirinya yang lenyap terganti oleh pemikiran buruk bahwa ia mungkin tidak cukup baik untuk Jennie, maupun orang-orang lain hingga Jennie melakukan hal tersebut padanya.
Jisoo tidak membutuhkan validasi siapapun untuk pemikirannya.
Tapi jika Jisoo mengutarakan hal tersebut, semua sahabatnya akan setuju bahwa Jisoo sama bodohnya dengan si Jennie jika ia berpikir demikian.
"Bagaimana bisa kau tidak lebih baik, Sooya?! Apa kau terlalu lama bersamanya hingga tertular kedunguannya? Kau bahkan sudah akan di terima di universitas paling prestijius impianmu sebelum kau lulus. Hampir semua orang disekolah ini membenci kejadian di lorong itu. Dan kau masih berpikir seperti itu? Yang benar saja." Celoteh Nayeon menggebu-gebu.
Nayeon adalah salah satu dari teman baik Jisoo yang memandang aksi Jennie benar-benar tidak masuk akal dan sangat kekanak-kanakan. Dan makan siang kali ini, gadis bergigi kelinci semakin sadar kalau efek buruk dari perbuatan Jennie adalah perubahan drastis pada sahabatnya.
Nayeon berdecak karena tidak mendapat respon apapun untuk usahanya menenangkan hati Jisoo barusan, "Hanya karena dia kekasih pertamamu, bukan berarti kau tidak akan bertemu yang lebih baik. Masih ada banyak ikan di laut, Sooya. Ada apa dengan otak cerdasmu?"
"Itulah alasannya, Nabong." Aku Jisoo pelan sambil mengaduk-aduk salad makan siangnya yang sama sekali belum ia cicipi.
"Aku tidak paham." Ujar Nayeon.
Jisoo membalas dengan helaan. "Otakku tidak berfungsi dengan semestinya ketika masalah utamanya adalah perasaanku. Dan aku tidak dapat mengontrol perasaanku."
"Kau benar-benar hopeless, Sooya. Benar-benar newbie. Mana ada orang yang dapat mengontrol perasaannya sendiri."
"Dan poin-mu adalah?"
"Jennie itu brengsek. Terima saja kalau kau hanya dipermainkan."
"Tapi aku—"
"Perasaanmu hanya akan membuatmu berhenti melangkah." Potong Nayeon cepat, lalu ia mengangkat dagunya menunjuk sesuatu diujung ruang kafetaria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kompilasi OS
Short Story☝️ Jennie: Top/Seme/Dominant - Girl's ☝️ Jika kamu tidak nyaman dengan books ini, dipersilahkan untuk meninggalkan books ini dengan segera. ☝️ Tidak menerima komentar jahat/menjatuhkan/bully dsb. ✍️ All copyright by following authors.