Happy Reading~~~
Pagi hari di kamar 122.
Eunbi adalah orang pertama yang bangun, gadis itu sudah rapi dengan seragam sekolah nya.
"Oke sudah selesai",
Eunbi meletakkan jam weker di meja tengah, dia sudah mengatur waktu kapan jam itu berbunyi. Lalu mengambil tas nya dan berjalan ke luar kamar.
Kamar 121.
Tok tok
Ceklek
"Oh kak Eunbi. Ada apa?", tanya Chaeyeon setelah membuka pintu.
"Yang lain udah bangun", ucap Eunbi.
"Udah sekarang mereka lagi siap-siap",
"Oke. Kalau begitu sampai jumpa", ucap Eunbi lalu pergi. Sementara Chaeyeon kembali menutup pintu.
5:50
Eunbi sudah berangkat ke sekolah. Jarak asrama ke Sekolah memerlukan waktu 10 menit. Jadi dia tidak akan terlambat untuk jadwal piket hari ini.
Di sepanjang jalan pun Eunbi tidak sendiri, ada sekitar dua belas orang yang berjalan di depan Eunbi.
Sekali-kali mereka terlihat tertawa, namun aneh nya Eunbi tidak mendengarkan suara tawa mereka.
Padahal jarak mereka hanya 4 meter dari Eunbi. Seharusnya kalau dua belas orang tertawa pasti bakal terdengar walau sejauh apa.
'Mungkin mereka kalau tertawa tidak seribut suara teman-teman gue', batin Eunbi. Mengingat kalau kesebelas teman nya tertawa. Maka suara tawa mereka akan terdengar sampai kantor.
Eunbi menatap jam tangan nya. Sudah hampir pukul enam. Tapi kenapa belum ramai juga. Mungkin penghuni asrama masih tidur. Bukti nya saat keluar dari asrama tadi pak satpam bilang dia adalah orang pertama yang bangun. Eunbi memang selalu bangun pagi. Tapi untuk menjadi orang pertama yang bangun di asrama sebesar itu. Tidak mungkin.
'Gak mungkin. Kalau gue orang pertama yang berangkat sekolah. Mungkin pak satpam nya aja keliru', batin Eunbi.
Menepis pikiran horor nya lalu mempercepat jalan nya. Sedikit lagi gerbang sekolah sudah terliat. Begitu sampai di depan gerbang, dia disambut ramah oleh penjaga sekolah.
"Pagi banget bangen berangkat nya, Non", ucap penjaga sekolah. Eunbi tidak menjawab hanya tersenyum lalu permisi masuk ke area sekolah.
"Kwon Eunbi!", panggil seseorang.
Sebelum kaki Eunbi menginjak lantai. Gadis itu berbalik melihat siapa yang memanggil nya.
"Hosh...hosh.. Lo gue panggil dari tadi gak dengar. Lo tau. Lo orang pertama yang keluar asrama. Nama lo ada di urutan pertama di papan penguman tadi", ucap Yeri teman piket Eunbi.
Eunbi tidak mengerti dengan ucapan Yeri. Orang pertama yang keluar asrama. Bukan kah tadi Eunbi melihat ada 6 orang laki-laki dan 6 orang perempuan yang berjalan di depan nya saat menuju sekolah.
Dan lagi tadi Yeri bilang kalau dia memanggil nya saat di perjalanan. Tapi Eunbi tidak mendengarkan apapun, di sepanjang jalan tadi dia di keliling dengan suasana sepi atau mungkin karna dia sibuk memperhatikan dua belas orang yang berjalan di depan nya.
"Eunbi lo liat-liat apa sih. Kek nyari orang aja", ucap Yeri.
Begitu melihat Eunbi menoleh ke belakang kadang ke kiri dan kanan. Sekarang ini mereka berdua sedang berada di anak tangga, kalau Eunbi tidak fokus dia akan jatuh saat menaikinya. Bisa cedera nanti.
"Engh.. Itu... Yer lo liat gak? ada orang lain selain kita masuk ke sekolah ini lebih dulu", ucap Eunbi.
"Gak. Lo kurang tidur yah. Jelas-jelas yang baru masuk ke gedung sekolah ini cuma kita berdua. Biasanya yang lain akan berangkat pukul setengah tujuh", jawab Yeri lalu masuk kedalam kelas lebih dulu. Meninggalkan Eunbi yang masih berdiri di depan pintu.
'Jelas-jelas tadi gue liat mereka. Apa cuma hayalan gue aja yah',
Eunbi menarik nafas nya lalu menghembuskan nya. Dia tidak akan memikir hal itu lagi, sekarang tugas nya adalah membersihkan kelas.
Kriing
Lonceng gue jatuh
Ish cepat ambil!
Kebiasaan sih
Kebiasaan lo buruk tau gak!
Iya maaf. Minatozaki Sana minta maaf!
Eh. Suara itu. Eunbi menoleh ke kanan, suara itu berasal dari koridor saat menuju kelas nya. Tidak ada siapa-siapa disana. Eunbi melihat jam tangan nya masih pukul 6.
"Kok gue merinding yah", ucap Eunbi sambil mengusap tengkuk nya, lalu masuk ke dalam kelas secepat nya.
TBC
THE RULES [izone]
By AxrinL
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rules [Season 1] END
Mystery / Thriller[DON'T COPY MY STORY] Start: 6 Februari 2020 End: 6 Mei 2020 Rasa keingintahuan yang berlebihan hanya akan membawa sebuah masalah. Seharusnya mereka tidak memiliki perasaan itu. Kini mereka di hadap kan dengan sebuah 'aturan' yang tidak boleh di lan...