Menuju Hari Bahagia

1.5K 80 9
                                    

Hari ini adalah hari wisuda ku. Mama dan Papa masih belum datang ke acara karena masih ada kunjungan, acara juga baru saja di mulai. Mulai dari sambutan hingga persembahan yang di tampilkan oleh adek tingkat kami saksikan dengan khidmat. Mama dan papa sudah ada di tempat tamu undangan. Beliau tidak sempat berganti pakaian jadilah tetap memakai baju kunjungan tadi. Acara berlangsung dengan cepat. Tak ku sangka, aku termasuk peraih gelar lulusan terbaik dari fakultas kedokteran. Aku sangat bersyukur dengan hal itu. Selesai acara aku berfoto dengan mama dan papa. Mereka bilang sangat bangga memiliki putri seperti ku.

"Aku bangga pada mu dik," ucap seseorang dari arah belakang. Ketika aku menengok ke belakang di sana ada kak Arya. Begitu bahagianya aku.

Ku kira dia tidak akan datang. Aku menangis dan memeluknya. Rindu ku benar-benar terobati. Mama dan papa hanya tersenyum. Beliau tau kalau aku ini sangat merindukan laki-laki di pelukan ku ini.

"Ya, segera halalkan saja anak papa ya, papa pergi dulu. Karena masih ada acara di kesatuan," ucap papa lalu meninggalkan aku dan kak Arya berdua.

"Rindu ya sayang?" Tanya kak Arya. Jelas rindu, bagaimana tidak rindu? Hampir sebulan aku di tinggal pelatihan.

"Sangat kak. Sangat rindu,"

Kemudian dia melepaskan pelukan kami. Dia mengambil sesuatu di saku celananya. Sebuah kota berwarna biru ada di tangannya. Lalu dia membuka kotak itu dan menunjukkan pada ku.

"Jadi, Keyla Abellya Mahardika. Mau kah kau menjadi istri ku? Menjadi ibu dari anak-anakku, menjadi Persit Kartika Chandra Kirana ku, menjadi penyempurna ibadah ku," ucap kak Arya. Kata-katanya, senyumnya, ketulusannya membuat ku luluh. Sampai-sampai aku hanya bisa mengangguk sangking bahagianya.

"Ya, aku mau" jawab ku.

"Cie, jadinya wisuda apa lamaran nih?" Ledek seseorang. Ya Kirana. Sejak kapan dia dan kak Raka ada disini. Dasar mereka berdua menggangu saja.

"Bentar lagi ada yang mau nikah nih, cepet di halalin," ujar kak Raka.

Aku hanya bisa menahan malu karena mereka berdua menggodaku. Jadinya aku bersembunyi di balik tubuh tegap kak Arya. Setelah kak Raka dan Kirana berhenti menggoda ku. Kami memutuskan untuk pulang. Sebelum pulang kami mampir ke sebuah rumah makan untuk mengisi perut.

"Jadi, katanya kakak gak bisa datang di acara wisuda ku, tapi ternyata kakak datang kan"

"Sebenarnya jadwal pelatihan ku belum selesai. Tapi kami bisa melaksanakan pelatihan dengan baik dan pelatihan itu bisa segera di selesaikan. Jadi aku bisa datang deh ke acara mu," jelasnya.

"Wah hebat. Oh iya, beberapa hari yang lalu papa bilang untuk konsep pernikahan harus ada adat jawanya. Sedangkan kita sendiri masih belum mencari wedding organizer dan lain sebagainya," keluhku pada kak Arya. Aku memang bingung dengan semua itu. Apalagi pengurusan nikah kantor juga belum selesai.

"Iya sayang. Gak apa-apa kita pake adat Jawa setelah acara ijab qobul nya. Jadi seperti upacara temu manten dan lain-lain itu pagi setelah ijab qobul. Baru untuk malam harinya pesta pedang pora. Masalah wedding organizer kita pakai seperti yang di acaranya bang Raka. Bagaimana kamu mau kan?"

Dia laki-laki yang penuh solusi. Aku setuju dengan idenya. Sampailah kami di sebuah rumah makan. Kami hanya memesan lalapan begitupun kak Raka dan Kirana.

"Jadi bagaimana proses nikah kantor kalian? Apa sudah selesai?" Kak Raka mulai membuka perbincangan.

"Siap sudah hampir selesai danton. Tinggal kunjungan saja, insyaallah mulai besok kami akan mulai berkunjung," jawab kak Arya.

Tak ku sangka secepat itu, di mengurusnya dengan cepat. Sekarang yang ku takutkan adalah bagaimana aku menghadapi hari esok saat kunjungan ke rumah senior-senior kak Arya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be Sweet [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang