Kecewa

3K 177 24
                                    

6 bulan pasca kejadian itu aku sudah tidak lagi berkomunikasi dengan kak Candra, terakhir aku dapat informasi dari Kirana ia melihat kak Candra dengan seorang wanita keluar dari butik tempat dimana Kirana dan Kak Raka memesan gaun pernikahan. Ya kak Raka seminggu lagi akan menikah dengan Kirana sahabatku. Bu Dokter cantik yang lulus lebih dulu dari aku itu akan segera menikah dengan kakak tercintaku. Memang yang namanya jodoh gak bisa di tebak mau sama siapa. Ngomong-ngomong setelah Kirana memberitahu ku tentang apa yang dilihat, aku semakin merasa perasaan ku sudah hampa untuk kak Candra. Walau kurasakan masih ada sedikit getaran itu. Tiba-tiba sebuah pesan masuk ke ponsel ku.

Aku mau ketemu sama kamu besok, dikafe barata pukul 10 pagi.

Aku terkejut dengan isi pesan itu. Aku tahu itu pesan dari kak Candra aku ragu untuk bertemu dengannya, tapi hatiku berkata aku juga membutuhkan penjelasan pasal apa yang terjadi selama tujuh tahun ini. Aku tidak mengatakan pesan ini pada siapapun. Kali ini aku tidak ingin kak Raka ikut campur dengan masalahku. Aku ingin mendengar sendiri penjelsan kak Candra tanpa terpotong olek kak Raka.

"Key, makan yuk! mama sudah membuatkan tahu campur lamongan kesukaan kamu," ye tahu campur lamongan juga kesukaan author, bagi ya Key :).

"Iya ma, sebentar lagi Key turun," aku segera turun menuju ruang makan. Di sana sudah ada mama, papa, dan kak Raka.

Kami memulai acara makan malam ini dengan khidmat, setelah makan malam aku nonton tv di ruang keluarga, sedangkan mama dan papa sedang membicarakan bagaimana pernikahan kakak usilku itu. Tapi setelah makan malam kak Raka kok gak kelihatan ya?Coba kekamarnya deh. saat aku menuju kamarnya sayup-sayup terdengan kak Raka sedang mengobrol tapi sama siapa? Tunggu bukanya udah di pingit ya? Tapi kok masih video call sama Kirana sih?.

"Hayo! lagi Vidcall ya? kak ingat lagi di pingit, gak boleh komunikasi. Bolehnya telepati, hahaha,"

Kak Raka terkejut dengan ke datangan ku. Aku langsung mengambil ponselnya, sedangkan kak Raka masih shock karena merasa tercyduk. Hahaha rasain emangnya enak di kejutin. Aku membawa pergi ponselnya lalu mengobrol ria dengan Kirana. Emang dasar ya, ternyata kak Raka yang ngebet pengen Vidcall sama Kirana.

"Dek kamu dimana? kembaliin ponsel kakak!" suara kak Raka menggema di seluruh ruangan.

"Kir aku matiin dulu ya, nanti kalau di Vidcall sama kak Raka di reject aja," Kirana hanya mengiyakan ucapan ku.

Tiba-tiba kak Raka merebut ponselnya. Dia langsung ngomel-ngomel gak jelas sambil ngutak-atik ponselnya. Dari pada mendengarkan omelnya yang gak akan selesai sampai besok pagi mending aku tinggal tidur. Aku segera menuju kamarku lalu tidur.

Ke esokkan paginya aku bersiap menemui kak Candra sambil membawa sekotak besar barang pemberiannya, tak lupa kota sedang yang berisi foto-foto itu. Aku berpamitan pada mama dan papa, kecuali kak Raka. Aku tidak ingin kakak satu itu mengganggu ku. Sesampainya di cafe, seorang pelayan cafe mengantarkan aku ke meja yang sudah di pesan oleh kak Candra, dia sudah duduk manis sambil menyesap secangkir kopi. Aku tidak tahu sejak kapan ia suka ngopi padahal dia orang yang anti dengan kopi. Sepuluh menit pertama tidak ada pembicaraan diantara kita, tiba-tiba pelayang datang membawa daftar menu, aku hanya memesan segelas Thai tea.

"Kamu pasti sudah tahu semuanya," kak Candra mulai membuka pembicaraan.

"Tahu tentang apa? tahu tentang kak Candra selingkuh waktu masa SMA?selingkuh waktu masa pendidikan? atau selingkuh waktu sebulan sebelum praspa? yang mana? atau ada yang lain. Jadi ini semua alasan dari kak Raka kenapa ia menolak mentah-mentah jika aku berpacaran dengan mu kak? aku datang kesini membutuhkan sebuah penjelasan. Jelaskan dengan benar-benar jelas sekalipun itu akan menyakitiku!"

Tiba-tiba ia menyerahkan sebuah undangan, aku membuka undangan itu. Disitu tertulis nama Lettu inf. Candra Adijaya Sumarji dan Dr. Eriska Laura Bagaskara. Air mataku lolos begitu saja, tapi aku segera menghapusnya. Pelan-pelan ku tutup kembali undangan itu dan menyerahkan kedua kotak yang telah ku siapkan. Aku meminta kak Candra untuk menjelaskan semuanya.

"Aku benar-benar minta maaf dek, aku khilaf aku benar-benar khilaf, kita LDR aku gak sanggup, aku butuh penyemangat, sekalipun kamu sudah menyemangatiku, itu beda dengan kamu yang ada di sampingku. Aku benar-benar minta maaf. Aku juga terpaksa menikah dengan Eriska. Jika aku tidak tepaksa mungkin aku akan menentang pernikahan ini, keluarga ku berhutang budi pada keluarga Brigjen Andi,"

Aku tak habis pikir dengan pejelasan kak Candra, jika berhutang budi kenapa bukan kakak dari kak Candra saja yang membalasnya?

"Kenapa bukan kakak mu saja? atau jangan-jangan kamu juga bahagia bisa menikah dengan mbak Eriska?"

"Kamu tahu kan kakak ku akan menikah dengan kekasihnya? sedangkan aku tak pernah mengenalkan kekasih ku pada keluarga, mereka berpikir aku masih sendiri,"

"Itu salahmu kenapa tidak mengenalkan aku, aku sudah mengatakan dari dulu jika aku ingin mengenal keluargamu tapi kamu selalu megatakan 'nanti saja'. Terimakasih atas penjelasanmu, aku harus pergi terimakasih atas tujuh tahun ini,"

"KEYLA ABELLYA MAHARDIKA! aku masih mencitaimu," ucap kak Candra sambil mencegah ku pergi.

"Simpan saja cintamu untuk mbak Eriska,kita akhiri sampai disini, aku akan datang ke pernikahanmu, tapi setelah itu aku akan benar-benar menghilang dari kehidupanmu,"

Aku pergi meninggalkan kak Candra dengan kondisi yang tidak baik, aku memacu mobil dengan kecepatan tinggi. Tiba-tiba aku berhenti dan membuat pengendara di belakangku berhenti mendadak. Dia mengetuk kaca mobilku.

"Mbak kalau bawa mobil yang benar, untung mobil saya tidak menabrak mobil anda, dan keadaan sekitar lumayan sepi, lagian kalau kondisi gak baik jangan nyetir bahaya!" omel orang itu.

Duh pakaian doreng lagi. Kenapa sih banyak tentara keliaran hari ini.

"Maaf saya gak sengaja, kalau minta ganti rugi silahkan hubungi nomor yang tertera,"

Aku memberikan kartu namaku, lalu meninggalkan lelaki itu. Dia hanya mengomel setelah kepergian ku. Sesampainya di rumah aku memberikan kunci mobil pada ajudan papa, belum sempat aku memberikan kunci mobilku tubuhku terasa ringan dan sekitarku terasa gelap.

"Bagaimana mas? apa Keyla baik-baik saja?"

"Anakmu gak apa-apa, jangan sampai telat makan, dan banyak pikiran. Aku tuliskan resepnya saja ya?"

Sayup-sayup ku dengar suara papa berbicara dengan seseorang, mama yang disamping ku langsung tersenyum sumringah, beliau bertanya bagaimana keadaanku. Ternyata orang itu om Bagas, dokter pribadi keluargaku. Om Bagas berpesan agar aku beristirahat dengan cukup dan minum vitamin, serta tidak banyak pikiran.

ye akhirnya yang di tunggu-tunggu pembaca bisa aku update. maaf kalau gak greget, aku sebisa mungkin membuat agar kalian merasa greget sama si Candra.

glowing

Be Sweet [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang