12

435 48 20
                                    

Happy Reading

.
.

Langit senja berkibar lantang memberi tanda akan datangnya malam tiba. Bagi banyak orang ini adalah momen yang tepat untuk memanjakan mata bersama dengan orang terkasih. Begitu pula bagi wooseok, namun bedanya sekarang dia sendiri.

Sendiri menyelami pikir bersama hati yang telah letih akan sebuah takdir. Wooseok kembali resah walaupun hati masih yakin akan adanya sebuah ikatan batin.

Kisah antara dirinya dan seungwoo masih berjalan dengan hangat. Ada kabar, ada ucapan cinta, dan ada hadir yang setiap hari memberi rasa pada diri wooseok.

Tapi nyatanya wooseok kembali merasa kosong. Tanganya yang dulu bertautan memegang hati kekasih, sekarang seolah orang terkasih menarik perlahan hati yang bertaut pasti dengan diri.

Wooseok pernah sekali bertanya tentang keadaan ini. Namun seungwoo hanya berdiam diri seolah mengamini bahwa kisah kasih ini telah teranyun pasti diujung akhir.

Wooseok tidak mau, dia ingin tau sumber kegundahan hatinya, serta akar masalah dari perubahan diri kekasih.

"Aku bisa gilaaaaaa" teriak wooseok menantang senja.

Seobin yang berdiri diambang pintu mengernyitkan dahi prihatin dengan kondisi sang kakak.

"lagi punya masalah" Tanyanya lalu duduk bersebelahan dengan wooseok.

Wooseok tidak menjawab. Dia bingung untuk sekedar berucap. Jadi dia memilih diam saat mata sang adik menatapnya tanya seolah menelanjanginya.

"Yang namanya suatu hubungan pasti ada masalah. Jangan pernah berpikir bahwa cinta telah berkhianat. Salahkan saja orangnnya!" ujar seobin mengalihkan pandangannya pada mentari yang telah terkubur oleh bumi.

"jadi maksud seobin mas seungwoo berkhianat? Mas seungwoo selingkuh gitu?" wooseok menjawab sebal, kesal dengan sang adik yang dengan mudahnya menghakimi sang kekasih.

"aku ga bilang bang seungwoo selingkuh, aku juga engga tau sama masalah lu, aku tadi cuma keinget sama kutipan novel yang tadi dibaca bunda" seobin bedalih.

"Makanya sini deh cerita, kalo engga bisa kasih solusi paling engga bisa bikin plong walau sedikit" lanjut seobin sambil tersenyum.

"Hah~~ aku juga bingung mau cerita gimana. Engga ada yang salah dari mas seungwoo, cuma akunya aja ngerasa semua yang dilakuin dia hanya demi sebuah kewajiban, semua tingkah lakunya sama aku seolah dia lakui tanpa adanya rasa"

"aku udah berusaha nyari tau apa yang salah dari aku atau apa yang salah dari mas seungwoo, tapi percuma akunya cuma dapat gelisah dan mas seungwoo tetap bungkam. Seolah ada yang dia sembunyiin dari aku"

"berarti bang seungwoo nih yang jangan jangan ada apa apanya" ujar seobin sambil cengengesan.

"ihh jangan suudzon ya sama mas seungwoo, mas seungwoo engga salah" teriak wooseok nyalang kearah seobin.

Dasar bucin

"gimana sih ribet ngomong sama uke. Intinya sih coba deh kasih waktu khusus buat nyelesai kegelisahan lu, jangan cuma ketemu terus cipokan. Mana kelar masalahnya" ujar seobin dibalas pukulan oleh wooseok.

"aku bukan mau nakut nakutin, sebuah hubungan itu kalo diibarati naik sepeda yang satu ngayuh yang satu cuma diem aja mana mungkin mau sampek finish. Kalian berdua harus imbang, bukanya kalo ada masalah atau uneg uneg dipendem terus didiemin terus. Engga kayak gitu, lu harus ngejar, harus berusaha terus sampek rasa bimbang itu hilang. kalian harus bareng bareng nyelesain masalah ini." lanjut seobin seraya menepuk pundak wooseok.

"aku takut bin, takut kalo ternyata hubungan ini gagal dan aku harus pisah sama mas seungwoo. Aku engga bisa bin"

"lu harus berani, berani melangkah bukan hanya diam, lu juga harus siap akan konsekuensinya. Seberat apapun itu, Tuhan pasti ngasih yang terbaik" Ujar seobin pada wooseok.

Dan wooseok masih terpaku tak berani berkata kata.

"Aku tau selama ini hidup lu hanya berotasi sama bang seungwoo, dan hal itu ngebuat lu tanpa sadar secara perlahan narik diri lu dari kehidupan sosial lu dan berimbas sama lu yang ketergantungan sama dia. Jadi ya gini, bang seungwoo kenapa dikit lu resah, disuruh ngecerca bang seungwoo buat angkat bicara lu nya takut sama kemungkinan terburuk yang terjadi"

"jadi inti dari pembicaraan ruwet ini, lu kak jangan berhenti perjuangin cinta yang bikin lu bahagia, dan semisal hal buruk itu terjadi yakinlah itu cara Tuhan buat ngasih kakak kesempatan buat nyari orang yang lebih baik" Seobin mengakhiri kalimatnya dengan tersenyum.

"Bin kok tumben jadi bijak, jangan jangan udah ngerasa?"

"Anying, mulutnya"

"hehehe, makasih ya, kamu adek terbaik deh. Sini aku peluk" Ucap wooseok sambil merengtangkan tangannya siap menyambut tubuh seobin.

"Berani sentuh gua ceburin ke empang"

"Jahatttt"
.
.
.

Maaf ya kalo ceritanya aneh, lagi ilang feel😢

Btw ada yang kelas 12 engga nih? Kalo ada daftar snmptn/sbmptn dimana nih? Kepo boleh kan?

Atau mungkin ada kakak2 yang udah kuliah boleh kali kasih rekomendasi univ/jurusan buat aku 😁

Vote comment jan lupa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang