Eps 36 - Akhir yang Bahagia

743 60 14
                                    


5 tahun kemudian . . .

Perjalanan pernikahan Yuri dan Jessica telah menginjak usia lima tahun. Dan selama itu pula kehidupan pernikahan mereka penuh dengan lika-liku. Tak jarang mereka bertengkar karena hal sepele. Tapi, detik itu juga Yuri akan mencoba untuk menyelesaikan masalah tersebut. Yuri yang paling banyak mengalah pada Jessica. Ia hanya tak ingin masalahnya menjadi lebih panjang dan berlarut-larut, maka dari itu Yuri akan berujung mengalah pada sang istri.

Tidak hanya itu, di saat umur Jeno sudah menginjak 3 tahun, Yuri dan Jessica dikaruniai seorang bayi perempuan. Keduanya awalnya tak menyangka jika akan secepat ini mendapatkan anak lagi, mengingat Jessica yang sebenarnya ingin memilikki anak di usia Jeno ke 4 tahun. Tapi, ini adalah sebuah rezeki dari Tuhan bukan? Dan rezeki tak baik jika ditolak.

Sekarang si bungsu anak dari Yulsic sudah berumur 3 tahun. Si bungsu sedang aktif-aktifnya mengoceh, berlarian ke sana kemari, dan bahkan meniru ucapan orang lain.

Namun saat ini, si bungsu sedang rewel. Sepertinya ia merindukan Daddy nya. Daddy Yul meninggalkan Jessica serta kedua anaknya untuk pergi ke luar negeri dalam acara perjalanan bisnis. Bisnis Yuri semakin berkembang dan kini bisnisnya itu sedang ada projek pembangunan gedung di Jepang. Sudah sekitar 5 hari ini Yuri berada di Jepang dan anak bungsunya semakin rewel karena Yuri yang tak pulang-pulang layaknya Bang Toyib.

"Mommy... Daddy hikk.. call Daddy now, hikk.. juceyoo~" ucap Kwon Soojung disela isak tangisnya dengan aksen khas batita. Anak bungsu dari Yuri dan Jessica yang menggemaskan. Menatap sang Ibu dengan wajah basah karena air matanya.

"Sayang, Daddy masih sibuk. Daddy kan sedang berkerja, nanti siang kita coba telepon yaa.." bujuk Jessica berharap puterinya ini mengerti dengan kesibukan Ayahnya di Jepang.

Soojung mengerucutkan bibirnya lucu sambil kepalanya yang menunduk. Jessica yang melihat anaknya seperti ingin menangis kembali itu segera membawanya ke atas pangkuannya. Menghapus sisa-sisa air mata di pipi gembil si anak bungsu.

"Jungie jangan menangis. Nanti Mommy, Daddy dan Oppa akan sedih melihat Jungie menangis, hm.."

"Ddunjie want hikk.. Daddy hikk.." lirih Soojung di tengah sesenggukannya yang membuat Jessica tersenyum sambil membenahi rambut anak perempuannya itu.

"Daddy masih sibuk, Jungie tunggu yaa.."

Soojung masih terisak, ia benar-benar merindukan Ayahnya. Mungkin Soojung ingin menggemasi wajah tampan Ayahnya, karena biasanya muka Yuri selalu saja dibuat mainan oleh sang putri kecil. Entah itu memencet-mencet hidung mancung Ayahnya, menyium-nyium pipinya, mengusap bahkan menggigit kecil dagu yang sedikit terbelahnya, dan semua yang ada pada Yuri bisa-bisa habis oleh si anak bungsunya.

Jessica memeluk dan menepuk serta mengusap pelan punggung kecil Soojung yang kini juga sedang memeluk erat sang Ibu. Kepalanya ia sembunyikan di ceruk leher Jessica dengan kedua tangan mungilnya yang mengalung di leher Jessica.

"Aku pulangg!" seru anak sulung laki-laki dari Yulsic, Jeno yang baru pulang sekolah. Saat ini umur Jeno tak terasa sudah 6 tahun dan baru masuk sebagai murid Sekolah Dasar kelas 1.

"Mommy~ aku pulang.. Jungie-aa~ Oppa pulang.." semangat Jeno setelah sampai di ruang keluarga, tempat di mana Jessica dan Soojung berada.

Jeno mengerutkan keningnya saat melihat sang Adik yang terlihat habis menangis. Lalu ia mendekati Soojung setelah menaruh tas kecilnya di sofa sebelah Ibunya duduk.

"Jungie kenapa? Jangan menangis, nanti Jungie tidak cantik lagi kalau terus menangis." ucap Jeno sambil tangannya mengusap sayang rambut Soojung.

Soojung menoleh perlahan pada sang Oppa yang menatapnya dengan tersenyum. Lalu si kecil Soojung mengadu pada Oppa nya jika ia ingin sang Ayah, rindu dengan Ayahnya yang tampan dan juga bisa dibilang konyol itu. Pasalnya, ada saja tingkah Yuri yang membuat keluarga kecilnya itu tertawa karenanya.

Kehidupan Pernikahan Yulsic [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang