Eps 25 - Salah Paham

808 73 10
                                    


Yuri mengarahkan mobilnya untuk pulang ke rumah. Ia harus segera menyelesaikan masalah ini agar tak berlarut-larut seperti kata sahabatnya saat di kafe tadi. Ia sudah berpamitan pada sekretaris Lee bahwa ia akan pulang cepat dengan alasan tidak enak badan. Sebenarnya bukan tak enak badan, melainkan tak enak hati dan pikiran. Jika diteruskan, Yuri tidak akan fokus pada semua berkas pekerjaan.

Setibanya di rumah, Yuri melihat istrinya sedang berteleponan. Entah dengan siapa Jessica berbicara melalui telepon. Mungkin Tiffany atau sahabat wanitanya yang lain, pikir Yuri. Ia berjalan mendekat pada Jessica yang duduk di sofa ruang keluarga dengan televisi yang menyala, tapi ia tak melihat keberadaan Jeno di sana. Waktu yang tepat untuk dirinya berbicara dengan istrinya secara empat mata.

Jessica belum menyadari jika Yuri telah tiba di rumah lebih awal, terlalu awal malah. Ia masih asyik bersenda gurau dengan seseorang di teleponnya. Setelah Yuri berdiri di samping sofa tempat ia duduk, barulah Jessica sadar lalu segera ia matikan sambungan teleponnya.

"Oppa, sudah dulu ya.. aku tunggu kedatanganmu ke rumah dan bermain dengan anakku. See you" dengan gerakan kesal Jessica mematikan sambungan teleponnya. Ia segera beranjak dari duduknya untuk menghindar bertemu dengan Yuri. Ia masih kesal.

"Oppa? Aku tak salah dengar kan? Dengan siapa dia teleponan tadi?" batin Yuri. Ia mengernyitkan kening, bingung dan langsung menyusul istrinya untuk menanyakan kebingungannya.

"Sica, dengan siapa tadi kau bertelepon?" tanya Yuri penasaran. Mencegah tangan sang istri saat ingin menaikki tangga.

Jessica secara otomatis berhenti dari langkahnya. Ia berbalik menatap Yuri sebentar, lalu mencoba melepaskan diri dari cengkraman tangan sang suami. Yuri tak gentar, ia masih tetap memegang agak erat pergelangan tangan Jessica. Membuat si empunya meringis kesakitan karena cengkraman tangan Yuri. Yuri yang sadar akan sikapnya tersebut langsung melepaskan tangannya, ia merasa bersalah.

"Maaf" ucap Yuri dengan nada menyesal.

Jessica menghiraukannya, ia bergegas naik tangga dengan mata yang sedikit berkaca-kaca. Namun saat di tengah tangga, langkahnya terhenti dan berbalik pada sang suami yang masih di bawah dekat tangga.

"Dia kakak laki-laki sepupuku. Minggu depan akan datang kemari untuk liburan." tegas Jessica yang masih menahan tangisnya, lalu berbalik melanjutkan langkahnya menuju ke kamar anaknya.

Meskipun Jessica masih kesal dan marah pada sang suami, ia tentu tak bersikap egois dengan sikapnya itu. Ia tidak ingin menambah masalah karena masalah sebelumnya yang belum usai, maka dari itu ia segera menjelaskan dengan siapa tadi ia bertelepon.

Yuri merasa bersalah lagi, ia sempat berpikiran yang macam-macam tentang istrinya. Karena Jessica tak pernah sekalipun memanggilnya dengan sebutan 'Oppa' seperti yang ia dengar dari mulut istrinya saat teleponan tadi. Ya walaupun kenyataannya Yuri cukup sering dipanggil dengan berbagai sebutan sayang dari Jessica. Cemburu? Pasti, tapi bagaimanakah dengan perasaan Jessica saat mengetahui jika di baju sang suami terdapat noda lipstik seorang wanita? Itu lebih dari menyakitkan, apalagi sang suami belum menjelaskan mengenai hal itu. Dan tentunya pikiran sang istri menjadi negatif tentang Yuri.

÷÷÷

Yuri telah menyelesaikan kegiatan mandinya agar tubuhnya sedikit rileks, lalu ia segera menyusul sang istri yang berada di kamar anak mereka.

Cukup lama Yuri berdiri di depan pintu kamar Jeno, ia ragu ingin masuk ke sana. Takut-takut mendapat penolakkan lagi dari sang istri. Dan setelah mengumpulkan semua keberaniannya, sebelah tangannya mulai bergerak untuk meraih knop pintu tersebut. Belum sempat memutar knop pintu itu, tiba-tiba pintu kamar anaknya terbuka menampilkan sosok wanita yang selama hampir 2 hari ini mendiamkannya. Yuri terkejut, begitupun dengan wanita di hadapannya. Suasana sedikit canggung saat itu.

Kehidupan Pernikahan Yulsic [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang