Eps 29 - Perjalanan Bisnis sesi II

667 60 7
                                    


Yuri dan para karyawannya berniat untuk menyambangi kembali tempat usahanya yang ada di Seongnam. Ia ingin meninjau langsung sampai mana pembangunan itu sudah dilaksanakan. Karena Yuri ingin ini selesai secepat mungkin, kalau bisa. Agar ia tidak kepikiran tentang pembangunan tempat usahanya itu. Dan juga agar ia bisa segera pergi berlibur bersama istri dan anaknya. Ia sangat menantikan momen tersebut.

Kini Yuri sedang bersiap untuk berangkat dengan Jessica yang menyiapkan keperluan untuk sang suami. Walaupun sedikit berat hati ditinggal Yuri lagi, tapi Jessica tak dapat berbuat lebih. Urusan sang suami lebih penting, ini juga demi dirinya dan juga anaknya yang menginginkan liburan bertiga.

Jessica telah selesai dengan tugasnya, menutup rapat koper yang akan dibawa oleh Yuri. Lalu ia menghampiri sang suami yang sedang sibuk dengan ponselnya. Memeluk erat tubuh Yuri dari belakang.

"Jangan lama-lama" ucap Jessica manja dan sedikit merengek dibalik punggung lebar Yuri. Ia menutup mata untuk merasakan aroma tubuh sang suami.

Yuri yang menyadari pelukan itu mendadak mengalihkan pandangannya ke arah tangan mungil sang istri yang bertengger di perutnya. Ia menyimpan ponselnya sejenak dan membiarkan posisi mereka yang masih seperti itu. Tersenyum merasakan pelukan hangat sang istri yang tidak akan ia rasakan beberapa hari ke depan.

Kedua tangan Yuri terangkat untuk mengusap tangan Jessica yang masih memeluk erat pinggangnya. Ia menyadari sesuatu, sebuah isakan tangis. Ya, Yuri mendengar suara itu yang ternyata berasal dari sang istri. Segera ia berbalik untuk menghadap Jessica, menangkup wajah sang istri yang sedang menangisinya.

"Hey, jangan menangis" ucap Yuri sedikit panik. Ia menghapus air mata yang jatuh di kedua pipi chubby Jessica.

"Aku janji tak akan lama, sayang"

"Aku.. aku takut" lirih Jessica di sela sesenggukkannya.

"Kau takut kenapa?" tanya Yuri pelan menatap sang istri yang tertunduk.

"Takut kau bertemu lagi dengan mantanmu atau melakukan hal yang tak ku inginkan saat di sana nanti.." jelas Jessica yang membuat Yuri tersenyum.

"Astaga sayang.. kau jangan berpikiran terlalu jauh, aku sudah mengatakan padamu bukan kalau sekarang kau dan Jeno adalah prioritasku. Jadi aku tak mungkin melakukan hal-hal yang kau tuduhkan" ucap Yuri meyakinkan Jessica.

"Dan untuk bertemu dengan 'dia'—mantan kekasih Yuri— rasanya kita akan sering bertatap muka, mengingat 'dia' adalah salah satu karyawan perusahaan yang sedang berkerja sama denganku. Kau tahu sendiri kan?" lanjutnya masih menangkup kedua pipi Jessica.

"Hahh...~ aku baru mengingat akan hal itu." helaan napas Jessica terdengar pasrah.

"Kau tenang saja, aku tidak akan pernah berpaling darimu. Kau satu-satunya wanita yang sudah mencuri hatiku, sayang. Dan tidak akan ada yang mencuri hati ini lagi, karena hatiku hanya satu dan itu milikmu" gombal Yuri yang membuat Jessica tertunduk malu.

"Kau menggemaskan jika sedang malu-malu. Aku jadi ingin 'memakanmu'. Hahaha" lanjut Yuri mencoba menggoda sang istri.

"Ishh.. dasar! Sudah sana berangkat!" usir Jessica sambil menepis tangan suaminya yang sempat bertengger di kedua pipinya tadi.

"Jadi sekarang kau mengusirku? Tadi saja ada yang merengek karena mau ku tinggal beberapa hari" ucap Yuri dengan nada yang dibuat kesal, ia ingin menjahili sang istri.

"Oyah?? Siapa yang merengek itu? Pasti seorang wanita sekaligus seorang Ibu yang cantik bak Ratu Inggris, Kate Middleton" goda Jessica tersenyum simpul.

Keduanya kini sama-sama saling berbuat jahil. Kalau masalah seperti ini, keduanya memang sangatlah cocok. Tak ada yang mengalah walaupun nantinya Yuri yang kalah. Mungkin lebih tepatnya berakhir mengalah dengan sang istri.

Kehidupan Pernikahan Yulsic [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang