4. Kebiasaan

21 3 0
                                    

"Gue sayang banget lo Vi"

Sekarang sudah pukul empat dan hujan juga sudah reda. Vivi bangun dan mendapati Arasya juga tertidur dengan terus memeluk Vivi dan sebelah tangannya berada di kepala Vivi.

Vivi kasian dengan gaya tidur Arasya yang menurut Vivi pasti tidak nyaman. Karena Arasya tidur dengan posisi kepala menyerong di kepala kursi dan selama tidur juga dia memeluk Vivi, sudah pasti sangat berat. Vivi membangunkan Arasya.

"Syaa. Bangun udah jam 4 lewat ini."

Arasya mulai membuka matanya.

"Eh sorry gue ketiduran. Udah jam berapa?"

"Udah jam 4. Ayo pulang. Ntar dicariin lagi" saat mengatakan itu ada sedikit perubahan di wajah Vivi. Hanya sedikit tapi kemudian kembali normal.

"Eh, Deni sama Angga mana?" Tanya Arasya.

"Nggak tau. Gue bangun juga udah nggak ada tu dua kunyuk. Mungkin udah pulang. Udah yuk pulang. Udah sore."

Arasya hanya mengangguk dan menggenggam tangan Vivi dan membawanya keluar kelas menuju parkiran. Mereka pulang bersama dengan motor Arasya.

"Masuk gih" suruh Arasya pada Vivi. Sekarang mereka sudah di depan rumah Vivi yang juga berarti di depan rumah Arasya juga.

"Hmm. Thank's" ucap Vivi sambil masuk ke dalam pekarangan rumahnya. Arasya berbelok ke kiri untuk masuk juga ke dalam rumahnya.

...

Saat sudah malam. Arasya bermain ke rumah Vivi. Dia bosan di dalam kamarnya dia butuh hiburan. Dan mengganggu Vivi yang mungkin sekarang lagi baca novel adalah hiburan tersendiri bagi Arasya.

"Ma, Vivi ada?" Tanya Arasya pada Ratih mamanya Vivi.

"Tuh di atas dari pulang sekolah belum turun-turun. Dia juga belum makan. Kamu ajak dia makan yah. Mama keluar dulu ada urusan sebentar. Titip Vivi ya?."

"Iya Ma. Arasya ke atas ya." Arasya kembali melangkah setelah mendapat anggukan persetujuan dari Ratih.

Arasya yang sudah biasa di rumah Vivi langsung masuk tanpa mengetuk pintu kamar Vivi.

"Ketuk dulu napa. Gue kaget Sya" Vivi memarahi Arasya. Karena ia yang serius membaca novel tiba-tiba pintu kamarnya di buka dengan sangat tidak sopan. Sehingga menimbulkan bunyi yang keras. Membuat Vivi akhirnya kaget.

"Sengaja" Arasya hanya menyengir.

Vivi memutar bola mata.

Arasya yang tadi diberi amanat Ratih untuk mengajak Vivi makan bersuara.
"Vi makan yuk?"

Tidak ada jawaban.

"Nggak usah baca novel terus elah." Arasya merampas novel dari tangan Vivi.

"Syaa balikin novel gue. Tanggung dikit lagi tamat." Vivi merampas novel yang ada di tangan Arasya tapi Arasya malah menghindar.

Bahkan sekarang Arasya sudah berdiri dan turun ke bawah untuk ke dapur.

Vivi mengikutinya karena ingin mengambil novelnya. Setelah sampai di dapur Arasya malah menangkap tubuh Vivi dan membawanya duduk di meja makan.

"Makan dulu. Baru gue balikin novel lo."

"Kalau gue nggak mau. Mau apa lo?"

"Lo makan atau gue bakar novel lo."

Vivi yang malas membantah ucapan Arasya akhirnya makan dengan terpaksa.

"Kalau makan nggak usah kepaksa gitu."

Arasya & ViviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang