6. Perhitungan

19 1 0
                                    

"Ke rumah gue aja Sya!"

Vivi yang sudah bangun dari tidurnya melihat ke arah rumah. Sekarang mereka telah sampai. Arasya yang ingin menggendong Vivi menuju ke rumahnya dihentikan oleh Vivi karena ia ingin ke rumahnya dulu.

"Gue ganti baju dulu Sya."

"Iya gue tungguin"

"Hmm"

Vivi langsung naik ke kamarnya.

Arasya segera mengambil ponselnya dan mengabari Deni dan yang lainnya bahwa Vivi dan Arasya pulang lebih dulu dan meminta Deni membawakan tasnya dan Vivi ke rumah setelah pulang sekolah.

"Udah Sya. Syaa laper" Vivi sedikit merengek.

"Iya kita ke rumah gue."

"Iya."

Setelah sampai di depan rumah Arasya Vivi menahan lengan Arasya. Vivi menampilkan raut takut dan khawatir jika mama Santi akan memarahi mereka.

"Mama nggak bakal marah. Gue juga nggak akan bilang ke mama. Lo tenang aja"

"Ayo masuk" Arasya menggenggam tangan Vivi.

"Eh. Arasya Vivi? Kok udah pulang?"

"Vivi sakit ma. Makanya Arasya antar pulang."

Santi tergesa-gesa menghampiri Vivi.

"Muka kamu pucat nak. Ke kamar ya. Mama buatin makanan dulu buat kamu."

"Iya ma."

Arasya kembali membawa Vivi menuju kamarnya.

Saat Arasya ingin keluar dari kamar Vivi. Vivi menahannya.

"Nggak bakal lama. Gue cuman mau ganti baju." Arasya melepas genggaman tangan Vivi dan beranjak ke kamarnya.

Setelah beberapa menit. Arasya kembali ke kamar Vivi membawa nampan berisi makanan dan juga obat.

"Makan dulu terus minum obatnya"

Vivi mengangguk.

Vivi mengambil mangkuk dari atas nampan. Saat Vivi akan memakannya. Arasya kembali mengambil sendok dan mangkuk dari tangan Vivi.

Arsaya menyuapi Vivi. Karena sedari tadi Arasya perhatikan tangan Vivi mengalami tremor. Mungkin Vivi masih teringat kejadian tadi.

"Makan ya" Vivi mengangguk.

Wajahnya pucat dan kini badannya panas. Vivi sakit. Arasya bahkan sampai sangat khawatir dibuatnya.

Setelah makan sedikit Vivi merasa perutnya melilit dan ia segera beranjak dari kasur menuju kamar mandi. Ia memuntahkan semua makanan yang baru saja dimakannya.

"Vi, b-.."

Belum sempat Arasya bersuara. Vivi kembali memuntahkan isi perutnya. Arasya yang setia dibelakang Vivi sambil memijit tengkuk dan memegang rambutnya agar tidak terkena muntahan menggeram. Wajahnya mulai mengeras. Ia berjanji akan memberi perhitungan pada yang melakukan ini pada Vivi. Ia berjanji.

"Udah? Ayo ke kamar dan lo minum obatnya ya" Arasya menuntun Vivi sayang menuju kamarnya.

Setelah sampai di kasur ia segera meminum obatnya. "Tidur Vi." Arasya kembali mengusap rambut Vivi agar Vivi cepat tidur dengan nyaman.

Vivi memegangi tangan Arasya dan memulai tidurnya dengan menampilkan sedikit senyuman.

...

"Eh Ar. Lo balik lagi? Tadi katanya lo udah pulang?" Deni yang melihat Arasya di kelas mengernyit bingung. Pasalnya tadi ia mendapat SMS untuk memintainya membawakan tasnya dan juga Vivi.

Arasya & ViviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang