7. Teman Lama

22 2 0
                                        

"Panas Sya. Nggak mau."

"Terus lo makan apa kalau nggak makan bubur?"

"Pengen makan nasi sama ayam."

"Enggak. Tadi lo muntah karena maag lo kambuh lo belum bisa makan yang lain selain bubur dulu untuk sekarang."

"Nggak mau, panas."

Arasya meniup bubur yang berada di sendok.

"Nggak boleh tiup makanan Sya.'' Vivi memperingati.

Arasya yang kembali akan meniup bubur Vivi agar tidak panas ketika akan dimakan, tidak jadi.

Akhirnya Arasya memasukan bubur di sendoknya ke mulutnya sendiri untuk mengecek apakah bubur itu masih panas atau tidak. Kemudian menyuapi Vivi setelah dirasanya sudah tidak terlalu panas.

"Makan yang banyak" Arasya kembali menyuapi dan melakukan yang tadi sebelum menyuapi Vivi.

Vivi sudah sangat biasa dengan semua perlakuan Arasya. Mulai dari minta cium di pipi, mengacak rambut, pelukan bahkan makan makanan dari mulut satu sama lain. Sudah biasa mereka lakukan.

Yang tidak biasa adalah ciuman. Alias ciuman bibir. Dan hal itu yang selalu Arasya pakai ketika Vivi ingin membantah seperti yang tadi ia lakukan. Dan seketika Vivi akan berhenti membantah. Karena ancaman itu. Arasya sangat senang karena Vivi takut dengan ancaman Arasya yang satu itu. Ia bisa mendengarkan perkataan Arasya.

"Habis makan ke taman ya Sya?" Vivi bersuara di sela-sela makannya.

"Iya"

"Taman komplek bukan taman belakang rumah."

Arasya mengernyit "Iya abisin dulu makanannya."

"Yeey Captain" ucap Vivi semangat. Dan kembali membuka mulut.

Bagi Arasya. Sangat senang melihat Vivi manja kepadanya seperti ini. Ia merasa bahwa Vivi harus ia jaga dengan sepenuh hati. Dia tidak akan membiarkan orang lain berbuat jahat kepada Vivi. Sekalipun orang tuanya.

Kalimat ini sudah pernah ia ucapkan sebelumnya.

Vivi terbatuk.

"Pelan-pelan Vi. Jadi batuk kan?" Arasya menyodorkan segelas air mineral.

"Hehe" Vivi hanya menyengir.

...

Vivi dan Arasya ke taman komplek hanya dengan berjalan kaki setelah tadi berdebat. Arasya ingin membawa motor tapi Vivi menahannya dengan mengatakan bahwa taman komplek sangat dekat. Dan alhasil mereka berjalan kaki bersama.

Taman di komplek perumahan ini sangat dekat dengan rumah Arasya dan Vivi. Hanya melewati dua rumah besar dan mereka tiba di taman.

Taman disini masih sangat asri maka dari itu banyak yang berkunjung ke taman ini. Entah untuk santai sendirian atau mengajak keluarganya untuk melakukan piknik.

"Sya masih ingat tempat ini nggak?" Pancing Vivi pada Arasya untuk mengingat masa kecil mereka.

"Enggak" jawab Arasya singkat.

"Ih Sya.." Vivi memukul lengan Arasya.

Arasya tertawa ''Iya gue ingat."

"Gue ingat waktu lo lari-lari trus jatuh karena kesandung kaki sendiri. Haha"

Arasya tertawa ngakak ketika mengingat dimana Vivi terjatuh karena tersandung kakinya sendiri saat lari-larian. Saat itu Vivi ingin membeli gulali yang saat itu di jual oleh mas-mas. Tapi karena terlalu bersemangat akhirnya Vivi jatuh dan taman komplek saat itu sangat ramai oleh pengunjung alhasil Vivi menangis karena banyak yang melihat kejadian itu dan tertawa.

Arasya & ViviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang