Siang hari, di Gymnasium Aoba Johsai, anggota klub voli sedang latihan rutin seperti biasa. Untuk latihan kali ini, mereka melakukan mini game.
Iwaizumi menerima toss dari Yahaba dan menspike nya kuat, melihat Iwaizumi akan melakukan spike yang kuat, Oikawa dengan sigap melakukan receive dibagian belakang untuk spike nya Iwaizumi.
Oikawa dapat melakukan reveice dengan baik, tetapi kukunya terluka karena pukulan Iwaizumi terlalu kuat. Permainan pun dihentikan sejenak untuk melihat kondisi Oikawa, pasalnya, darah yang keluar dari kuku nya lumayan banyak.
"Kau ini lemah sekali, Kusoikawa." ucap Iwaizumi.
"Iwa-chan, kau seharusnya jangan seperti itu padaku! Kau yang membuatku terluka seperti ini!" Oikawa merengek.
Iwaizumi memasang wajah kesal, "Jangan berlebihan! Itu salahmu karena kau kurang kuat melakukan receive untuk pukulanku."
"Kau yang salah kenapa jadi aku yang disudutkan?!!" Oikawa protes tidak terima. Kan Iwaizumi yang salah, masa dia yang disudutkan begini?
"Sudah, sudah. Kalian jangan bertengkar dulu. Oikawa, kemari. Biar ku obati luka mu." [Name] datang menengahi pertengkaran mereka berdua.
"Harusnya tidak usah kau lerai, [Name]." sahut Hanamaki.
"Benar, padahal sebentar lagi sudah mencapai klimaksnya." timpal Matsukawa.
[Name] menatap mereka tajam, "Kembali latihan atau kalian berdua ku hajar." ucapnya dingin.
Hanamaki dan Matsukawa langsung berlari menuju lapangan, kalau mereka berdua sampai dihajar oleh [Name], pukulan nya akan terasa lebih keras daripada pukulan Iwaizumi.
"Huh~ ada-ada saja mereka berdua ini." [Name] menghembuskan nafasnya pelan sembari berkacak pingggang.
Oikawa masih terlihat adu mulut dengan Iwaizumi, padahal sudah dilerainya tadi. "Tooru! Cepat kemari! Aku akan mengobati lukamu!" teriak [Name] dari bench.
Oikawa menoleh pada [Name], "[Nickname]-chan! Iwa-chan sangat jahat padaku! Masa dia tidak mau meminta maaf padaku!" adu Oikawa.
"Sudah diam dulu, kemarikan tanganmu." titah [Name].
Oikawa menjulurkan tangannya pada [Name], dia kira tangannya akan dibersihkan terlebih dahulu. Tetapi, [Name] malah mencium kuku ibu jarinya yang terluka.
Hal itu sontak membuat Oikawa terkejut, "[Nickname]-chan, apa yang kau lakukan?" tanya Oikawa dengan suara yang sedikit bergetar karena gugup.
"Hm?" [Name] mengangkat kedua alisnya. "Kata ibuku, kalau ada yang terluka, lukanya harus dicium dulu agar tidak terlalu sakit saat diobati nanti." kata [Name] sambil mengambil revanol dan handsaplast di kotak p3k.
Oikawa mendadak merasa gugup, wajahnya sedikit menampilkan rona merah. Ketika [Name] sudah selesai memplester jarinya dia berteriak kencang pada Iwaizumi, "IWA-CHAN TOLONG PUKUL AKU MENGGUNAKAN BOLA VOLI TEPAT DIBIBIRKU."
"Hah?" Iwaizumi mengerutkan keningnya. "Kau sudah tidak waras, ya, Kusoikawa?"
"CEPAT LAKUKAN SAJA!!"
Duak
"KONO HENTAI DA!!"
Dari belakang, [Name] menendang Oikawa dengan kuat sampai dia jatuh tersungkur kedepan. Wajah [Name] memerah malu karena tahu maksud tersembunyi dari Oikawa, "ITTAI YO [NICKNAME]-CHAN!!" keluh Oikawa sambil mengusap hidungnya.
"Hidung dan mulutku jadi terluka nih!! Cepat obati aku!!"
"TIDAK MAU!! OBATI SAJA SENDIRI SANA!!" [Name] pergi keluar gym dengan kesal.
Sementara itu, Hanamaki, Matsukawa dan Iwaizumi yang melihat Oikawa diomeli oleh manager mereka, malah tertawa dengan puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
fluff time
Fanfic[REQUEST CLOSED] ♀♂✗ aku harap kita hidup di dunia yang sama haikyuu fanfiction. © furudate haruichi 2020