❀
“Pokoknya aku marah sama Omi!”
[name] berseru keras di sebrang sana, setelahnya hanya terdengar nada panggilan yang terputus. Kiyoomi menjauhkan gawainya dari telinga, seruan [name] cukup kencang hingga membuat telinganya berdengung.
Kiyoomi menatap layar gawai di tangan, setelahnya mendengus dan melihat kalender.
Pantas saja kekasihnya marah, sekarang malam minggu rupanya. Kiyoomi merutuk kecil, mengumpati diri sendiri kenapa bisa melupakan hal sepele yang penting bagi kekasihnya.
Sekitar sepuluh menit yang lalu [name] menelpon, dia membicarakan angkringan nasi kucing dekat jembatan summarecon, memberikan kode implisit yang kurang Kiyoomi paham.
Ketika [name] asik berceloteh tentang teman-temanya yang sering makan disana bersama pacarnya, Kiyoomi menjadi pendengar setia.
Terkadang mengangguk sebagai respon, atau bergumam mengiyakan ucapan gadisnya. Tidak tahu kalau terdapat makna tersirat di dalam celotehan panjang sang kekasih.
Kiyoomi merebahkan diri di atas kasur, kedua tangan dan kakinya di rentangkan lebar menguasai kasur.
kepala berhelai ikalnya melirik jam weker yang berada di atas nakas samping kasur, pukul 7:24 malam.
Masih sore. Kiyoomi memandang langit-langit kamar dan kembali memikirkan makna implisit dari ocehan gadisnya.
Iris sekelam malamnya tertutup, mencoba berpikir keras.
Di mulai dari [name] yang membicarakan teman nya yang jalan-jalan ke summarecon bersama pacarnya, kemudian mampir ke angkringan nasi kucing dekat summarecon.
Lalu status galau yang baru saja Kiyoomi lihat pada wassaf nya,
malam minggu tak ada yang menemani :(
[name] positif ngajak jalan.
“Harusnya bilang, dong.”
Kiyoomi mendesah pelan, kemudian tersenyum kecil. Pacar nya kalau sedang ingin sesuatu begini lucu juga, Kiyoomi dapat membayangkan ekspresi gadisnya saat ini.
Kedua alis yang di tekuk hingga saling menyentuh, dan kedua pipi yang di kembungkan, lalu wajah kesal yang selalu Kiyoomi suka. Membayangkannya jadi gemas sendiri.
Dengan segera lelaki bermarga Sakusa ini menyiapkan diri setampan mungkin, pacarnya ngambek minta di ajak jalan, 'kan gak lucu kalau ada lelaki lain yang mengajak [name] pergi duluan.
❀
“MAAAHHHHH!!!! ADA MALING MASUK KOK DI BIARIN AJA SIH????”
Adalah kalimat pertama yang di katakan oleh [name] ketika melihat Kiyoomi berdiri tegak di ambang pintu kamarnya, [name] menatap garang Kiyoomi.
Objek yang di tatap malah menurunkan masker hitam yang menutupi sebagian wajah tampannya, lalu berjalan mendekati [name] yang masker nya sudah retak habis berteriak tadi.
[name] merapatkan tubuhnya ke dinding, Kiyoomi malah semakin mendekatkan diri sambil memasang senyuman di wajah.
“Pacarnya dateng, kok, malah di bilang maling, sih.”
Ucap Kiyoomi yang merangkak maju di atas kasur [name] semakin mendekatkan tubuh nya pada gadisnya.
[name] meneguk ludah, niat ngambeknya bisa batal kalau hatinya lemah melihat Kiyoomi —yang sialnya sangat tampan malam ini— sedang merangkak ke arahnya.
“MAAHHH MALINGNYA MESUM NIH MASA DEKET DEKET AKU”
Kiyoomi menahan tawa, ekspresi [name] sangat lucu. Gemas. Rasanya ingin Kiyoomi ngap saja.
Wajah ketakutan [name] yang di hiasi oleh maskernya yang sudah retak benar-benar jadi hiburan sendiri bagi Kiyoomi, lucu.
Kalau tidak ingat ada calon bapak mertua yang sedang mengawasinya di balik pintu kamar [name] pasti Kiyoomi sudah khilaf.
Mendekati [name] seperti ini di kasurnya sendiri sebenarnya sudah menguras nyawa Kiyoomi, namun ekspresi lucu nan menggemaskan yang di pasang oleh [name] membuatnya nekat.
Hingga akhirnya [name] tidak bisa memundurkan tubuhnya lagi dan terkepung oleh Kiyoomi di antara tembok dan kedua tangan kokoh yang mengurungnya, [name] pasrah.
Toh, kalau Kiyoomi macam-macam Ayah nya tidak akan tinggal diam.
[name] menutup kedua matanya kuat, tidak mau melihat wajah Kiyoomi yang terus mendekat.
Telinga kiri nya terasa hangat akibat hembusan nafas Kiyoomi yang berada di samping kepalanya, lelaki ikal itu membisikan sesuatu.
“Cuci mukanya, bersihin maskernya. Abis itu dandan yang rapih terus jalan sama aku ke angkringan nasi kucing, moga aja summarecon gak macet pas malem minggu kayak gini.”
Kiyoomi memundurkan kepalanya, lalu mengacak pelan helai rambut [name] dan beranjak pergi keluar kamarnya.
Punggungnya serasa di bolongi, dan ketika Kiyoomi telah keluar kamar [name], calon bapak mertua tengah menatapnya garang.
“Macem-macem sama anak saya, saya betot pala kamu.”
Kiyoomi meringis.
Sementara itu mari kita lihat kondisi [name] di dalam kamarnya, niat ngambeknya sudah kacau balau. Pertahanan nya runtuh, karena rambutnya yang di acak pelan oleh Kiyoomi.
Permisi Mas Sakusa Kiyoomi, yang kamu acak-acak 'kan rambut saya kenapa yang berantakan malah hati???????
[fin or tbc?]
bagaimana halu nya sama omi? lancar gak?
ini ak persembhkn utk klean para jomblowati sm sprti ak :D
KAMU SEDANG MEMBACA
fluff time
Fanfiction[REQUEST CLOSED] ♀♂✗ aku harap kita hidup di dunia yang sama haikyuu fanfiction. © furudate haruichi 2020