u. wakatoshi | rainbow

4.7K 690 93
                                    

❀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



          Sore itu setelah sekian lamanya, akhirnya pelangi muncul.

Di tengah langit yang mendung dan di kelilingi oleh awan hitam, lengkungan penuh warna itu menghiasi langit sore yang kelam.

Biasanya pelangi akan muncul setelah hujan turun, tetapi kali ini salah satu fenomena alam tersebut muncul sebelum hujan.

[name] mendongakkan kepalanya menatap langit, lengkungan berwarna itu semakin menampakkan bentuknya. Awalnya warna yang terlihat samar-samar, tapi semakin lama warna yang berjejer rapi itu kini makin terlihat pekat.

Kireii.”

Memuji ciptaan tuhan yang jarang terlihat seperti ini adalah sebuah keharusan, kedua mata [name] seolah sedang di cuci bersih dengan melihat pemandangan pelangi di langit sore yang kelam ini.

Gadis itu sedang berdiri sendirian di trotoar dekat sekolahnya, awalnya [name] berniat keluar asrama sebentar untuk berbelanja sabun mandi.

Tapi langkahnya jadi terhenti di tengah jalan dengan kedua mata membola yang berbinar kagum menatap langit.

[name] jadi teringat salah satu mitos tentang pelangi.

Katanya terdapat tambang emas di ujung pelangi, [name] sempat mempercayai hal itu untuk waktu yang lama.

“Sedang apa di sini, [surname]?”

Kepala yang sedang mendongak kagum itu di tolehkan ke belakang, netra cokelatnya mendapati kapten tim voli putra yang sedang berdiri tegap.

“Ah, Ushijima,” [name] menyapa dengan senyum kecil terlukis di bibirnya, “ingin belanja, tapi ada pelangi, jadi aku berhenti dulu sebentar untuk lihat,” sambung [name] seraya mengalihkan pandangannya lagi kearah langit.

Awan hitam perlahan terbang menjauh di tiup angin, matahari mulai memancarkan sedikit sinarnya. Membuat pemandangan langit sore itu bertambah indah.

Ushijima ikut mendongakkan kepalanya ke arah langit, “sudah lama tidak lihat pelangi,” gumamnya.

“Iya, cantik, 'kan?” ujar [name] dan memandang Ushijima sambil tersenyum.

“Ya, cantik,” seulas senyuman tipis hadir di wajah tampan Ushijima.

Kedua remaja tanggung itu kini menikmati langit senja yang di hiasi oleh pelangi dalam diam, [name] maupun Ushijima memang orang yang pendiam.

Jadi mereka rasa hal ini tidak masalah.

[name] tersadar dengan tujuan awalnya untuk membeli sabun mandi dan mengecek jam tangannya, dirinya panik ketika melihat jarum pendek yang menunjuk pada angka 5.

“Kalau begitu aku duluan, ya, Ushijima,” [name] melambaikan tangannya dan beranjak pergi.

“Tunggu,” sela Ushijima, “biar ku antar,” ucap lelaki tinggi itu.

[name] menghentikkan langkahnya dan menoleh, “ahaha, boleh, kok,” balas [name] dan tersenyum.

Ushijima menyusul di samping [name], kedua nya berjalan beriringan. Semburat jingga muncul dan menyinari tubuh mereka berdua.

“Ngomong-ngomong kenapa kau keluar asrama, Ushijima?” [name] angkat bicara untuk memulai obrolan, rasanya agak aneh juga jika kau berjalan berdampingan tanpa bicara sepatah kata pun.

Ushijima melirik gadis di sebelahnya, kemudian matanya kembali menatap lurus ke depan menatap trotoar jalan, “ingin ke mini market, Tendou sedang sakit dan dia menitip padaku untuk beli komik shounen jump.”

“Padahal sedang sakit tapi masih sempat memikirkan komik, memang Tendou sekali. Kalau begitu aku titip salam untuk Tendou, deh, semoga cepat sembuh,” balas [name] sedikit terkekeh mendengar keinginan pemuda jabrik rambut merah itu ketika sedang sakit.

Ushijima mengangguk, “akan ku sampaikan.”

Setelah itu hening kembali, jarak mini market dan sekolahnya lumayan jauh. [name] jadi merasa canggung jika cuma diam saja sepanjang jalan kenangan— bukan woe.

“Soal pelangi yang tadi, katanya pelangi itu adalah naga yang turun ke bumi untuk minum air. Apa itu benar?”

Ushijima tiba-tiba mengangkat suara dan bertanya, pandangan lelaki itu tetap lurus ke depan dengan wajah lempeng. Bagaimana bisa Ushijima tetap memasang wajah seperti itu setelah mengeluarkan sebuah pertanyaan absurd?

[name] jadi ternganga di buatnya.

Gadis itu berdehem pelan, menguasai diri kembali, “kau dengar dari mana, sih?” tanya [name] sedikit sewot.

[name] menatap Ushijima tidak percaya, tampang boleh sangar, badan boleh kekar. Tapi [name] tidak menyangka kalau top 3 ace nasional itu percaya terhadap mitos.

Ushijima menatap [name], “minggu lalu Tendou mengajakku nonton bareng kartun anak kembar botak, lalu di episode yang di putar membahas tentang pelangi dan mengatakan kalau pelangi itu adalah naga yang kehausan,” jawab Ushijima panjang lebar.

[name] tidak bisa berkata-kata, kedua alisnya hampir menyatu menatap lelaki besar di sampingnya, “itu cuma mitos, jangan di percaya, dong. Kau sudah SMA, tahu!” omel [name].

Lain kali ingatkan [name] untuk memberi tahu Tendou agar memberikan tontonan yang bagus untuk Ushijima, lelaki ini terlalu polos dan butuh perlindungan.

[fin]

ini buat yang request ushijima kemarin ( ´∀`) hope you like it yaa💖

see u next chap!😚💖

fluff timeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang