Perhatian

51 12 2
                                    

"Apakah perhatian ini akan bertahan atau hanya sementara?"
.
.
Sorry typo bertebaran
.
.
Happy reading
.
.
Pagi ini sangat cerah, seolah menggambarkan perasaan bahagia seorang gadis. Gadis tersebut bangun dari alam mimpinya dan bergegas bersiap-siap. Gadis tersebut—Vaicha Putri Pratama, yang kerap disapa Icha.

"Icha, ayo turun! Cepat sarapan nak, ini hari pertamamu dikelas 11" teriak sang bunda dari bawah, karena teriakan tersebut, Icha dengan cepat turun kebawah.

Sesampainya dibawah, Icha menyapa kedua orang tuanya dan kakaknya, "selamat pagi Bunda, Ayah" sapa Icha dengan senyuman. "Pagi sayang" jawab kedua orang tuanya.

"Gue gak disapa gitu?" Tanya kakaknya Icha—Leon Riko Pratama. "Maaf bang, gue pikir gaada orang lagi." Jawab Icha dengan wajah diimut-imutkan. "Najong tralala gue mah liat muka lo" jawab Leon yang malah membuat Icha mendengus kasar.

Kakaknya yang satu ini memang bar-bar, namun ia sangat menyayangi kakaknya. Yaa walaupun lebih terkesan sering bertengkar.

Akhirnya, keluarga Pratama sarapan dengan tenang dan tentram. Hanya terdengar dentingan sendok dan garpu, semuanya diam, tak ada yang bicara. Sampai ketika setelah sarapan, mereka beralih berkumpul diruang keluarga.

Tiba-tiba bunyi bell kediaman keluarga Pratama berbunyi, membuat mereka mengalihkan atensinya.

Tinggg nongg tingg nongg

Lalu, Bi Siti membukakan pintunya, ternyata yang datang adalah sahabatnya Icha—Raihan Putra Alexander, yang kerap disapa Raihan. Mereka bersahabat sudah dari kecil. Bahkan, kedua orang tua mereka juga sahabatan dan sudah sangat dekat. Mungkin, orang-orang akan mengatakan kalau mereka terlihat seperti sepasang kekasih, namun nyatanya mereka hanya sebatas sahabat.

"Eh, Den Raihan, mau menjemput Non Icha ya?" Tanya Bi Siti. Raihan pun tersenyum dan mengangguk sebagai jawab. Tentu saja, Bi Siti mempersilahkan Raihan masuk. Sesampainya didalam, keluarga Pratama tersenyum senang dengan kehadiran Raihan, apalagi Icha. Ia benar-benar menyayangi Raihan, entah itu sebatas apapu?

"Cha, pacar lo noh udah jemput" ujar Leom yang membuat Icha pipi Icha tiba-tiba memerah sedangkan Raihan ia hanya tersenyum kikuk dan menyalimi kedua orang tua Icha.

"Apaansih bang, gak jelas deh Lo. Orang gue sama Raihan cuman sahabatan" sangkal Icha dengan gugup.

"Sahabatan apa sahabatan?" Lagi, Leom menjahili Icha dengan pertanyaan nya itu. Icha pun merasa gugup, ia dengan sengaja mengalihkan pembicaraan tersebut.

   Icha menarik tangan Raihan dan segera berpamitan kepada kedua orang tuanya Icha, "ayo Han, kita jalan aja disini banyak hantunya" ucap Icha. Namun, saat sampai di depan pintu utama, Leon berteriak dengan lantang. "Cha, mau nyebrang emangnya pake pegangan tangan segara?" Leon berucap dengan senyum mengejek.

   Icha hanya menganggap angin lalu dan segera menaiki motornya Raihan. Kedua orang tua Icha hanya menggeleng sembari tersenyum, setelah Raihan dan Icha pergi, Leon menyusul untuk berangkat kuliah.

Hanya membutuhkan waktu 30 menit, Raihan dan Icha sudah sampai di Sekolahnya—Sman Garuda Sakti.

Sesampai nya disana, Raihan dan Icha langsung mencari dimana kelas mereka, karena memang ini sudah tepat dengan kenaikan kelas. Icha dan Raihan mencari kelas mereka dengan rasa penasaran.

Akhirnya setelah menelisuri setiap kertas yang ditempel di kaca setiap kelas, mereka menemukan kelas mereka.
Kelas IPA-3, dan itu adalah kelas mereka berdua, yang artinya mereka akan sekelas lagi.

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang