marah & cerita

21 9 1
                                    

"amarahmu adalah kegelisahanku, dan senyummu adalah kebahagianku" -R

sorry typo bertebaran

Happy Reading

AUTHOR POV

Icha pulang kerumahnya dengan ojol, setelah menghindar dari Raihan, ia tak menemukan Raihan dibelakangnya. entahlah, ia tak memikirkan itu. sampai dirumah wajah Icha benar-benar terlihat murung. di dalam rumah, ia hanya melihat Kakaknya--Leon yang sedang menonton tv, karena memang orang tua nya Icha sedang ada urusan di luar kota.

"Dek kenapa murung gitu? bukan nya tadi Lo pergi sama temen Lo yang namanya Lex Lex itu" ucap Leon. "Alex kak, gak usah bahas dia deh. gue lagi bete" jawab Icha yang langsung melenggang pergi ke kamarnya. "Kenapa dah tuh anak" ujar Leon.

icha dikamarnya langsung membersihkan dirinya, lalu ia menidurkan dirinya. ICha menghela nafasnya kasar, disatu sisi Ia masih dekat dengan Alex namun disisi lain Ia juga bingung akan ucapan Raihan itu. dan Ia tidak menyukai Raihan kala Raihan menarik tangannya begitu saja seolah-olah Raihan cemburu terhadap Icha dan Alex. kalau begini, Icha baper tau gak sih.

karena terlalu pusing memikirkan hal itu membuat Icha terlelap memasuki alam mimpinya.

___________________________________________

pagi telah tiba, Icha bangun dari tidurnya. setelah itu, ia melaksanakan ritual paginya yaitu mandi. lalu, setelah siap. ia turun ke lantai bawah dan tidak menemukan kakaknya. "Bi Siti, Kak Leon mana ya?" tanya Icha, "Den Leon udah berangkat dari pagi non. katanya Non disuruh sarapan di sekolah saja" jawab Bi Siti. Icha hanya menganggukan kepalanya, dan melangkah keluar. hari ini, ia berniat untuk berangkat bersama supir Rumahnya.

namun, Icha tidak menemukan supirnya. tiba tiba, Tin! Tin!

suara klakson mobil membuat ia mengalihkan atensinya, ternyata mobil tersebut milik Raihan ketika peiliknya keluar wajah Icha berubah masam, yapp Icha masih marah.

"Cha ayo berangkat" ajak Raihan. "Gak" jawab Icha singkat, "Lo mau sama siapa? supir Lo lagi gak ada dirumah kan?" tanya Raihan. "terserah Gue mau berangkat sama siapapun. itu bukan urusan Lo" jawab Icha. sebenarnya Raihan tau kalau Icha masih marah kepadanya semalam, tapi Jujur dari hati Raihan kalau Ia benar-benar menyayangi Icha layaknya sahabat, ingat hanya sahabat tak lebih selebihnya ia benar-benar keliru.

"Gue berhak tau karena Gue sahabat Lo" ujar Raihan. "Inget Han, kita cuman sahabatan bukan pacaran" jawab Icha. "udalah ayo masuk" ucap raihan, ia langsung menarik tangan Icha untuk masuk ke mobilnya. Icha hanya menuruti saja tanpa menolak, toh kalau ia menolak juga Raihan akan tetap memaksanya.

selama perjalanan menuju sekolah, Icha dan Raihan sama-sama diam, tak ada yang memulai pembicaraan lebih dulu. Tak beberapa lama kemudian, Icha dan raihan sudah sampai disekolah. Icha turun lebih dulu tanpa menunggu Raihan.

Icha memasuki kelasnya dengan wajah yang kusut, "Cha gue mau ngomong" tiba-tiba Alex berbicara seperti itu, ketika Icha baru saja mendudukan dirinya. "Mau ngomong? hmmm dimana?" tanya Icha. "Taman belakang sekolah aja" jawab Alex.

Icha menganggukan kepalanya, lalu Icha dan Alex melangkah ke arah taman belakang. jauh dari sana, Raihan sudah melihat Icha dan Alex berbicara. entah kenapa, ia emosi merasakan ada sesuatu dihatinya. Raihan mengkokohkan pendiriannya, bahwa itu hanyalah rasa sayang sebagai Sahabat bukan lebih dari apapun. Raihan memutuskan untuk ke kelas teman-temannya saja. kalian masih ingat bukan dengan, Revan, Varo dan Gerald?

Ditaman belakang, Icha dan Alex sudah memulai pembicaraan. "Hmmm, Cha tentang semalam Gue minta maaf karena udah..." ucapan Alex terpotong, "Iya gak papa kok Lex, semalam bukan Lo juga yang salah." jawab Icha, sungguh Icha sudah malas membicarakan soal ini.

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang