Sedikit demi sedikit

27 8 1
                                    

"Semakin lama dan lama-lama menjadi sangat dekat, aku mengkhawatirkan itu, asal kau tau"
-I

Happy reading
.
Sorry typo bertebaran
.
Setelah itu Icha, memejamkan matanya sejenak. Tling! Icha tiba-tiba teringat pada Raihan kembali.

   Sahabatnya itu benar-benar tak mengirimi nya pesan jangankan meminta maaf, untuk mengiriminya pesan saja tidak ada.

   Sebenarnya yang pantas untuk marah dirinya atau Raihan?

Sedikit part chapter sebelumnya☝🏻
—————————————
AUTHOR POV

Icha masih memejamkan matanya, ia cemas pasalnya untuk pertama kalinya, dirinya dan Raihan bertengkar hanya dengan masalah sepele menjadi seperti ini.

💧💧💧

Ditempat Raihan, selepas tadi berdebat dengan Icha, ia langsung pulang ke apartment nya. Sampai disana, ia melangkah menuju bathroom nya, setelah itu, ia menuju balkon kamarnya. Memandang langit kota kelahirannya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Hati Raihan mendadak gelisah entah apa penyebabnya, ia terpikirkan oleh kejadian tadi dengan Icha.

RAIHAN POV ON

Saat gue lagi memandang kota ini tiba-tiba terpikirkan nama Icha. Kenapa disaat seperti ini Icha selalu ada dihati gue sih.

Raihan berpikir, apa ia harus menghubungi Icha, tapi kalau Icha menolaknya bagaimana. Mungkin ini harus diomongkan secara baik-baik, dengan bertemu mungkin.

Raihan mengetikan sesuatu di handphone mya berharap seseorang disana membaca dan membalasnya dengan cepat.

RAIHAN POV OFF
💧💧💧
AUTHOR POV ON

Drrttt, getaran pada ponsel Icha mengalihkan atensinya. Dibukanya, room chat tersebut. Terpampang jelaslah nama seseorang yang sedang Icha cemaskan.

RAIHAN

Cha, gue mau ketemuan, bisa kan?

Jantung Icha berdetak dengan kencang, tak bisa digambarkan apapun. Luar biasa kencang, sangat kencang. Akhirnya, ini yang ditunggu-tunggu oleh Icha. Semoga berjodoh, upss.

Bisa kok. Dimana?

Dicafe xxx, perlu gue jemput?

Owh ok, gak usah ketemuan aja. Gue langsung siap-siap ya.

Iya
READ.

Lihat bukan, Icha dan Raihan seolah-olah lupa dengan pertengkaran nya yang tadi. Seakan-akan tak ada masalah, namun mereka menutupinya.

Icha bersiap-siap dengan cepat, tak membutuhkan waktu lama ia segera berangkat dari rumahnya. Dibawah pun, kakaknya belum pulang. Mungkin Icha akan menanyai nya nanti, yang terpenting Icha harus bertemu dengan Raihan, ya harus.

💧💧💧

   Icha sampai di cafe tersebut dengan cepat, ia kira ia yang akan menunggu Raihan namun nyatanya, Raihan sudah bertengger manis pada salah satu bangku yang ada. Icha menghampiri Raihan, sekarang jantung Icha benar-benar berdetak luar biasa hebat. Entah apa yang nanti terjadi, semoga tidak membuat jantung Icha keluar.

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang