13. Suatu tempat

1.7K 70 1
                                    

Maaf baru update 😭

I hope you guys still enjoy this story💜

I hope you guys still enjoy this story💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Okay! happy reading!!!!

...

"Lo bawa novelnya kan Zla?" Tanya Leo yang terduduk di samping Hizla. Sekarang mereka berada di taman belakang rumah Leo, tepatnya di gazebo yang lumayan besar dan cukup untuk 6 orang.

"Bawa Le." Jawab Hizla sambil mengeluarkan beberapa novel dari tasnya. "Milih ya, mana yang mau di analisis." Lanjutnya.

Hizla membawa lima novel yang menurutnya menarik untuk di analisis. Semua sudah ia baca sampai ending, dan akhir dari cerita novel novel itu ada yang bahagia, dan sedih sampai membuat Hizla menangis karena terbawa suasana.

"Jadi menurut lo yang bagus yang mana Zla?" Tanya Kennan sambil membaca sinopsis salah satu novel Hizla yang ia pegang.

"Menurut Hizla semua bagus, makanya Hizla bawa semuanya."

"Ini bagus." Ujar Nevin, yang membuat semua menengok ke arah nya.

"Ya memang bagus, kan Hizla dah bilang. Yang Nevin pegang itu happy ending, seru ceritanya."

"Iya Zla nanti kita juga bakal happy ending kan?" Tanya Devan sambil menaik turunkan alisnya.

.

Mereka sekarang tengah mengerjakan tugas mereka. Hizla yang membacakan dan menganalisis kemudian Luna mengetik di mac book milik Leo. Sedangkan Leo, Kennan, Devan, dan Nevin tengah bermain ludo sekarang.

Selalu seperti ini kalau mereka kerja kelompok.

"Uhh! Mantap! Gue satu lagi menang." Teriak Kennan bangga.

"Gue yang udah menang dari tadi aja biasa aja." Sembur Leo mengejek Kennan.

"Biarin Le, dari tadi dia kalah. Biar dia seneng." Timpal Devan.

"Ken pemenang Ken pemenang." Ucap Kennan bak mengucapkan mantra untuk menang. "Ken pemenang, Ken pemenang."

"Ken! Diem! Gue jadi salah ngetik nih."

Luna kesal karena Kennan, ia jadi mengetik Ken pemenang.

***

Setelah mereka selesai mengerjakan tugas dan makan siang bersama. Mereka akhirnya pulang kerumah masing masing.

Sesudah mengantarkan Luna kerumahnya. Nevin membawa Hizla ke sebuah tempat yang bisa di bilang gersang. Tempat itu adalah hamparan kosong yang lumayan luas untuk sebuah lapangan sepak bola, terlihat tidak terawat karena banyak rerumputan yang sudah tinggi dan mengering. Pinggirnya di kelilingi pagar kawat yang sudah berkarat. Disini sangat sunyi. Hizla tak mengerti kenapa Nevin membawanya kesini. Tempat ini lumayan jauh dari pemukiman warga.

HizlaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang