Malam hari, semuanya berkumpul di tepi pantai. Api unggun dinyalakan. Kami sudah makan tadi, tapi kurang seru rasanya api unggun tanpa barbeque. Dayan menurunkan kotak es berisi berbagai makanan laut. Ikan, cumi-cumi, juga udang yang besar-besar. Malam itu, kami tahu lagi satu keterampilan Dayan. Membakar ikan.
Malam yang seru. Duduk berselonjor di atas hamparan pasir. Menyaksikan langit cerah bertabur bintang. Bulan bulat penuh bagai diletakkan di tengah-tengah. Sangat indah.
Angin laut bertiup kencang disertai suara debur ombak menjilati bibir pantai. Api unggun menyala terang. Memberi kehangatan. Keenan duduk tak jauh dari api. Sesekali menambah potongan kayu bakar.
Setiap Dayan selesai mengangkat makanan dari bara api, kami berebutan dengan rakus. Kapan lagi makan cumi bakar buatan Dayan? Benar-benar seru.
Keasyikan malam itu sejenak melupakan sepotong senja yang baru saja kulewati bersama Keenan. Ajakan yang sempat membuat hatiku bergetar. Namun, aku tak bisa memberi jawaban lain kepada lelaki itu.
"Selesaikan urusanmu dulu dengan Sekar. Berilah dia keputusan seadil-adilnya. Tanganmu terlalu kecil untuk menggenggam dua hati pada wadah yang sama."
Aku tahu Keenan sangat kecewa. Selepas itu, aku pergi meninggalkan Keenan yang hanya termangu memandang matahari senja.
Dayan kali ini sedang memanggang ikan kakap merah yang besar. Ada hiburan lain rupanya. Terdengar suara dawai gitar yang mulai dipetik. Para perempuan bersorak ramai. Bertepuk tangan. Suara Zaki melengking, merobek malam. Melantukan 'Mine', Petra Sihombing.
Wajahmu hatimu tlah lama kudambakan
kamu yang sejak dulu aku nantikan
ketika kau di sampingku berdebar rasa di hatiku
diriku tersipu malu karna dirimuku ingin kau milikku
Oh baby I'll take you to the sky
Forever you and I, you and I
And we'll be together till we die
Our love will last forever
and forever you'll be mine,
you'll be mineZaki mengakhiri lagunya. Tepuk tangan kembali riuh.
"Ada yang mau nyanyi lagi, gak?" tawar Zaki.
"Mas Keenan ...!"
Entah siapa yang memulai. Semua suara menyerukan namanya. Kulihat Keenan sejenak tersenyum sambil menggelengkan kepala beberapa kali. Tapi suara dukungan itu malah semakin keras.
"Ayo, Mas. Banyak fans, tuh!"
Setengah memaksa, Zaki menyerahkan gitar. Keenan menerima dengan wajah ragu.
"Iya, deh. Demi kalian apa sih yang enggak?"
"Huuu ...." Terdengar koor serempak diiringi tepuk tangan membahana.
Keenan duduk di kursi yang diberikan Zaki. Berdehem beberapa kali. Menyapu sekilas pandangan ke arah para penonton yang sudah menunggu. Beberapa detik pandangan kami sempat bertemu. Tersenyum tipis. Lalu, tangannya mulai memetik gitar sebagai intro.
Ijinkanlah kukecup keningmu
Bukan hanya ada di dalam angan
Esok pagi, kau buka jendela
'kan kau dapati seikat kembang merahEngkau tahu, aku mulai bosan
Bercumbu dengan bayang-bayang
Bantulah aku temukan diri
Menyambut pagi, membuang sepiIjinkanlah aku kenang sejenak perjalanan
Dan biarkan kumengerti
Apa yang tersimpan di matamuBarangkali di tengah telaga
Ada tersisa butiran cinta
Dan semoga kerinduan ini
Bukan jadi mimpi di atas mimpiElegi Esok Pagi milik Ebiet G. Ade dinyanyikan Keenan begitu lembut. Aku tak pernah tahu, Keenan bisa menyanyi sebagus itu. Dia terlihat ... romantis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Terbaik
RomanceDear, Kika. Kamu percaya kalau Tuhan itu Maha Mendengar? Dulu, aku pernah berkata pada-Nya. Kalau suatu saat Dia mengirimmu kembali padaku, itu artinya aku masih diberikan kesempatan. Sebulan itu adalah waktu yang terlalu singkat bagi pernikahan...